Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paris
Arya pergi meninggalkan Dira, laki-laki itu langsung mengambil posisi tidur di sofa tanpa memperdulikan sang istri.
Sedangkan Dira berusaha menahan tangisnya setelah mendengar kata-kata menyakitkan suaminya, gadis itu segera naik ke atas tempat tidur menyelimuti tubuhnya dan mematikan lampu untuk segera tidur.
Dira menguatkan hatinya, berusaha kuat menerima hinaan dari suaminya. Bukankah ini resiko baginya, karena sudah menikah dengan orang yang tidak mencintainya. Bukankah untuk mencapai sesuatu harus ada sesuatu yang dia korbankan.
"Kamu harus kuat, untuk mendapat cinta suamimu kamu harus berkorban sedikit dir, bahagia itu pasti akan datang. Kamu hanya butuh kesabaran." Ucap Dira dalam hati.
...*****...
Arya dan Dira kini sudah berada di dalam pesawat yang akan membawa mereka ke Paris. Arya dengan terpaksa menuruti semuanya, laki-laki itu selalu bersikap dingin dengan Dira yang berusaha memulai interaksi dengan dirinya.
Tak jarang kata-kata tajam dan pedas ia hadiahkan kepada gadis ceria yang duduk di sampingnya. Arya yakin jika ia terus ketus dan dingin kepada Dira, pasti gadis manja itu akan cepat menyerah dan ia bisa terbebas dari pernikahan sialan itu.
Tapi sepertinya apa yang di inginkan laki-laki itu tidak akan terwujud, Dira malah semakin gigih untuk mendapatkan perhatiannya tanpa peduli dengan ucapan dari mulut pedasnya itu.
Setelah menempuh perjalanan jauh kini keduanya sudah berada di hotel mewah tempat mereka menginap pemandangan dari sana sangat indah.
Papa Arya memang sengaja memberi hadiah kepada anak dan menantunya, ia telah memesan hotel mewah yang tidak jauh dari menara Eiffel. Hotel mewah dengan bergaya modern kelas atas yang berada di sebelah Menara Eiffel , bergaya minimalis dengan warna monokrom putih dan abu-abu dengan percikan warna terang.
Dengan membawa gaya ala minimalis abad ke-21, koridor yang keren dihiasi dengan desain furnitur dan dinding disusun dengan batu bata untuk gaya industrial membuat tampilan hotel ini menjadi lebih menarik. Untuk pemandangan kamar langsung menghadap ke Menara Eiffel.
Hotel ini sangat cocok untuk pengantin baru yang sedang honey moon, keduanya menempati kama tipe kamar Suite yang terletak di lantai atas dengan view Menara Eiffel dengan suasana yang romantis, khususnya saat malam hari ketika lampu menara menyala.
Dira masih menikmati keindahan dari kamar hotel mereka, bertepatan Meraka sampai di hotel malam hari sehingga gadis itu bisa menikmati indahnya kota Paris dengan lampu -lampu yang menghiasi seluruh kota.
"Kak Arya, hotelnya keren bangat. Lihat kak menara Eiffel itu cantik sekali. Aku tidak menyangka bisa melihatnya secara langsung. Ini adalah tempat impianku, tapi mama dan papa tidak pernah membiarkan aku berlibur ke sini. Papa selalu beralasan kalau takut aku hilang padahal aku sudah besar." Ucap Dira mencurahkan isi hatinya.
"Itu karena orang tuamu tidak yakin kamu bisa hidup tanpa mereka, kamukan gadis manja yang tidak bisa apa-apa. Aku tidak tahu jika orang tuamu tidak ada akan seperti apa hidupmu."
"Kak, jangan ngomong seperti itu. Apa Kakak mendoakan kedua orang tuaku meninggal. Kakak tega sekali." Ucap Dira dengan mata berkaca-kaca.
Seketika mood gadis itu rusak akibat kata-kata yang keluar dari mulut Arya. Dira langsung memasuki kamar mandi meninggalkan Arya yang merasa bersalah dengan kata-katanya.