NovelToon NovelToon
Bringing Back My Ex Wife

Bringing Back My Ex Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:41.7k
Nilai: 5
Nama Author: moon

WARNING❗

CERITA INI BUAT YANG MAU-MAU SAJA.

TIDAK WAJIB BACA JUGA BILA TAK SUKA.

⚠️⚠️⚠️

Setelah hampir satu tahun menjalani pernikahan, Leon baru tahu jika selama ini sang istri tak pernah menginginkan hadirnya anak diantara mereka.

Pilihan Agnes untuk childfree membuat hubungannya dengan sang suami semakin renggang dari hari ke hari.

Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Debby, sahabat Leon yang sekian lama menaruh rasa yang tak biasa pada Leon.

Badai perpisahan pun tak bisa mereka hindari.

Tapi, bagaimana jika beberapa tahun kemudian, semesta membuat mereka kembali berada di bawah langit yang sama?

Bagaimana reaksi Leon ketika tahu bahwa setelah berpisah dari istrinya, Leon tak hanya bergelar duda, tapi juga seorang ayah?

Sementara keadaan tak lagi sama seperti dulu.

"Tega kamu menyembunyikan keberadaan anakku, Nes." -Leonardo Alexander-

"Aku tak pernah bermaksud menyembunyikannya, tapi ... " -Leony Agnes-

"Mom, where's my dad?" -Alvaro Xzander-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekolah Baru

#06

Bel rumah berbunyi, Al segera berlari ke arah pintu, seolah tahu siapa yang datang pagi-pagi. 

“Uncle!”

“Hai, Jagoan! Sudah siap sekolah?” 

Rama menyapa Al dengan akrab, karena hanya pria itu yang Al kenal sejak kecil, bahkan tak jarang menggantikan peran ayah dalam hidup Al. Hingga Agnes tak perlu bersusah payah melakukan tugas yang seharusnya diemban sang mantan suami. 

Agnes sudah menutup lembaran masa lalunya bersama Leon, kini ia tengah menjalin hubungan dengan Rama yang menjadi atasannya. Sang pengusaha restoran itu, terpikat dengan Al ketika suatu hari ia tak sengaja mengantar Agnes yang panik karena putranya masuk IGD akibat reaksi alergi. 

“Sudah, Uncle. Ayo, kita berangkat sekarang!” ajak Al bersemangat. 

“Al— biar Uncle sarapan dulu, Nak.” 

“Oh, iya, lupa. Ayo Uncle, hari ini Mommy masak nasi goreng lagi, tapi aku tak mau. Jadilah aku makan roti panggang, enyaakk!” 

Rama tersenyum melihat tingkah Al yang lucu dan menggemaskan, anak itu telah memikat hatinya, jauh sebelum Rama terpikat pada ibunya. “Ah, Uncle asli indonesia, makan pagi ya nasi goreng, nasi uduk, nasi kuning, ketoprak, bubur ayam—”

“Iiihh itu makanan tinggi lemak, tinggi kalori, dan rendah serat, aku tak mau.” Al menolak sarapan berat semacam itu di pagi hari. 

“Cerewet sekali kamu—” gumam Agnes, tapi juga gemas dengan gaya Al berceloteh. 

“Mom, besok aku mau sarapan buah lagi,” pinta Al, membuat senyum di bibir Agnes menghilang. 

Wanita itu menarik nafas berat, sarapan buah adalah kebiasaan mantan ibu mertuanya, dan kini, menurun ke Al yang sering menolak makanan berat di pagi hari. 

“Iya,” jawab Agnes dengan senyum, namun, kedua matanya berkaca-kaca. 

“Tante, biar aku yang antar jemput Al ke sekolah, karena pekerjaanku cukup fleksibel,” kata Rama pada Mama Wina. 

“Syukurlah, Mama bisa membereskan barang-barang di rumah, belum semua keluar dari koper.” 

“Tante, harus banyak istirahat, nanti tunggu ART baru saja, aku masih menunggu kabar dari agen penyalur ART, semoga tak lama.” 

“Percuma, di kasih tahu, Mas. Mama tak akan mau dengar,” sela Agnes, tahu karena Mama Wina memang tak bisa diam tanpa aktivitas di dalam rumah. 

“Iya, toh. Mama bisa linu-linu kalau hanya diam saja,” sungut Mama Wina. 

Rama tersenyum, “Iya, juga, Tante. Tapi jangan ekstrim, ya, aktivitasnya.”

“Itu sudah pasti, Tante sudah tahu batasannya, kok.” 

Beberapa saat kemudian, Al pun pergi sekolah dengan diantar Rama, karena Agnes masih harus mengurus persiapan pembukaan tokonya. 

“Bye, Jagoan, have fun di sekolah, ya?” pesan Rama, pada Al. Pria itu tak lupa merapikan pakaian serta rambut Al yang sedikit berantakan. 

“Okay, Uncle,” balas Al dengan tawa cerianya. Bocah itu pun melambai, dan dengan percaya diri masuk ke halaman sekolah barunya. 

Sementara tak jauh dari mereka salah seorang murid TK yang sama juga baru turun dari mobil, bedanya gadis kecil itu diantar kedua orang tuanya. 

Sesaat Al terkesima melihat pemandangan tersebut, karena sejak lahir, ia tak pernah tahu siapa ayah kandungnya. 

Pernah ia bertanya pada mommy-nya.

•••

“Mom, Where's my dad?”

“Daddy, tinggal terpisah jauh dari Mommy dan Al.”

Anak sepintar Al tak mungkin hanya mencerna jawaban sederhana itu begitu saja, “Kenapa jauh, itu fatih, dan shofia tinggal dengan ayah dan ibu mereka, kenapa aku tidak?” 

“Karena dulu, sebelum Al lahir, Mommy dan Daddy sudah sepakat hidup terpisah. Tapi jangan khawatir, Mommy janji, suatu saat Mommy akan membawa Al bertemu Daddy.” 

Dengan hati yang pedih Agnes menjawab, betapa Agnes merasa berdosa pada putra semata wayangnya tersebut. Dulu dirinya yang tak mengharap kehadiran anak, hingga ia dan suaminya terpaksa berpisah karena perbedaan keinginan tersebut. 

Kini, setelah Al hadir, semua sudah terlambat, hidup Al seperti puzzle yang kehilangan beberapa kepingannya, tak akan pernah menjadi gambar keluarga sempurna seperti yang ia inginkan. 

Agnes pun memeluk Al, menahan sesak dan air mata yang hendak membuncah, “Please, don't cry, Mom. Al janji tak akan bertanya soal Daddy lagi.”

“I'm so sorry, Jagoan,” bisik Agnes. 

•••

Sejak saat itu, Al tak pernah lagi bertanya hingga kini, takut sang mommy sedih dan murung kembali. 

Sementara itu. 

“Bye, cantik. Belajar yang pintar, ya?” pesan Adhis ketika Mayra hendak melangkah. Tak disangka gadis kecil itu kembali memutar tubuhnya. 

“Nnda, namanya cekolah memang halyus jadi pintal, maca halus diulyang lyagi, Nnda kulyang klyeatip, nih.” Mayra melengos, Adhis tercengang, sementara suaminya tertawa geli. 

Adhis heran, “Salahku dimana, sih? Kadang aku berpikir dia bukan anakku, tapi musuhku sendiri.” 

Dean merangkul pundak istrinya, tersenyum penuh penghiburan, agar istrinya tak terbawa bad mood hanya karena tingkah putri kecil mereka. “Dia anakmu, Sayang, Anak kita. Tapi dia tumbuh dilingkungan yang keras diantara saudara laki-laki, jadi maklumilah jika ia sedikit jutek.” 

Adhis hanya bisa berdecak, mau bagaimana lagi, tapi anak gadisnya menjadi kesayangan opa dan oma-nya karena menjadi satu-satunya cucu perempuan Opa Andre dan Oma Bella hingga saat ini. 

“Ayo, kita pulang, aku ngantuk sekali,” keluh Dean, ia baru pulang jaga malam. “Syukurlah, nanti siang Leon bersedia jemput Mayra.” 

“Lho, kok—” 

“Katanya mereka mau kencan.” 

Adhis hanya tersenyum sambil menggeleng. “Paling mau borong jajanan lagi.” 

“Biarkan saja, uang Leon tak akan habis jika hanya untuk memborong isi minimarket,” kekeh Dean, seraya membukakan pintu mobil untuk sang wanita kesayangannya. 

•••

“Selamat pagi, Teman-teman,” sapa Bu Tyas pada anak-anak yang tahun ini menjadi murid barunya. 

Kelas terasa sunyi, tak ada satupun yang menjawab, sebagian besar karena perasaan ragu-ragu. Anak-anak lucu itu hanya saling menatap satu sama lain. 

Bu Tyas tersenyum melihat reaksi murid-muridnya, “Kalau Ibu bilang, selamat pagi, Teman-teman, maka teman-teman boleh jawab, good morning! Mengerti semua?” 

“Mengerti, Bu.”

“Wah, hebat, Teman-teman. Ayo Ibu ulang lagi, ya? Selamat pagi, Teman-teman.” 

“Good morning!” 

“Pintar, sekarang tepuk tangan untuk teman-teman hebat TK Mutiara Ibu.”

Bu Tyas bertepuk tangan dengan diiringi para murid yang ikut melakukan hal serupa. Bu Tyas mengajak anak-anak untuk membuka kelas pagi dengan berdoa bersama, sesudah itu melakukan gerakan ringan agar para murid bersemangat memulai pelajaran. 

“Nah, setelah ini, Ibu akan memilih pasangan untuk kalian. Jadi sampai pulang sekolah nanti, kalian akan bekerja sama dengan pasangan kalian sebagai 1 tim yang kompak.”

“Tim yang paling kompak, akan mendapatkan hadiah dari Ibu. Setuju, Teman-teman?!” seru Bu Tyas dengan suara lantang. 

“Setuju!” 

“Silahkan Bu Ciki, Bu Raina, dan Bu Salsa.” 

Para ibu guru tersebut, segera berpencar membagi murid-murid menjadi berpasang-pasangan dalam satu tim. Masing-masing tim terdiri dari satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. 

Begitu pula Mayra dan Al yang kebetulan menjadi satu tim, Mayra yang biasanya ceplas-ceplos dan mudah penasaran, langsung bertanya pada Al dengan suara cadel yang menjadi ciri khasnya. 

“Kok, mata kita cama, cih, walnana bilu? Lambut juga cama,” cetus Mayra. 

1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iya si Leon terlalu lelet😅😅😅
Patrick Khan: bukan leon lelet kak..tp dr awal agnes gk jujur..coba dia bilang demit yg angkat tlp waktu itu..dia nutupi kelakuan demit
total 1 replies
Nar Sih
saat nya kmu berjuang leon ,semagatt raih hti putra mu dulu stlh itu baru momy nya moga berhasil sblm rama sah jdi ayah sambung al
DozkyCrazy
nih anak kerrren👏👏
DozkyCrazy
syukur lah Rama tau
Uba Muhammad Al-varo
Agnes mau pilih Rama nggak apa2, Rama orangnya baik dan bertanggung jawab,kalau pilih Leon tapi masih ada Deby di sekitar Leon jangan dipilih nanti Agnes sakit hati part ke 2 berlanjut, yang penting pilihan Agnes yang terbaik
Uba Muhammad Al-varo
ceritanya lagi seru lah bersambung,ini mah harus sabar menunggu up-nya kembali, apa yang akan terjadi pada Leon, Al dan Agnes setelah Al bertanya pada pada Leon
Lia Kiftia Usman
😔🤦‍♀️
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
tak like digantung kek jemuran baju/Smug/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ooh, paham. leon sama al
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
saha eta teh... 🤔🤔🤔
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
vote buat Leon..
Bunda Aish
aku tak sanggup tersiksa lagi... gimana ini Leon ternyata Al tahu siapa dirimu sebenarnya... apakah Al akan membencimu? mari kita tunggu /Pooh-pooh/
Upi Raswan
aah sengajaaa yaaa
Upi Raswan
thoor...kamu punya kuasa untuk memperpanjang perjalanan kereta, kenapa harus berhenti sekarang hua hua
moon: 🤣🤣🤣🤣🤣

pengennya begitu, tapi othor udah di gethok satpam yang jaga kereta gantung👻👻
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Ais
tp jujur ya seandainy si demit ngak ada ditengah tengah rumah tangga leon agnes mungkin agnes ngak akan dgn mudahnya menentukan pilihan hatinya kepd pria lain tp tolonglah nes sadari satu hal perasaan kamu ke rama itu hny perasaan sesaat saja karena rasa terimakasih rama yg begitu perhatian sm kamu dan al aplg ortu rama dl sempat menentang hubungan kmu sm rama dan kmu sndr msh gamang sm perasaan kamu tolong nes pikirkan lagi sblm smuany terlanjur jd penyesalan sdh cukup dulu keputusan kamu yg minta cerai dr leon berakhir slah paham wkt kmu mu ksh kbr soal kehamiln kamu smoga aja leon cpt mengetahui akar msalah sebenarny dan leon msh bs berjuang rujuk sm agnes lagi
Sh
kalau ga datang..kamu masih aman...karena udah beli tiket...siap siap demit...mau di dinamit...booommmm...gosong..the end.....apa masukin kuali aja ???lagi jalan ..ngomel ngomel...di samping ada kuali pisang goreng Pontianak yang gede itu....jahat ya aku...
moon: emang, baru nyadar ya 👻👻👻
total 1 replies
Rahmawati
ternyata al jg denger obrolan mamanya sama rama
Arieee
semoga menemukan jalan terbaik👍👍👍👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!