NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tak Utuh

Cinta Yang Tak Utuh

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Cerai / Keluarga
Popularitas:825.2k
Nilai: 5
Nama Author: Freya Alana

Kehidupan perkawinan Thoriq Aditya dan Qiara Anjani terusik karena kehadiran Hanna Adinda.

Akankah Qiara sanggup bertahan?
Apakah Thoriq tetap menjadikan Qiara cinta sejatinya?
Sanggupkah Hanna merebut cinta Thoriq?

Kehadiran orang ketiga telah merusak cinta dan asa.

Asa yang terurai dan cinta yang tak lagi utuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Freya Alana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dukungan Besties

Sudah hampir sebulan Thoriq, Qiara, dan Hanna hidup dalam mahligai pernikahan poligami.

Untuk menghindari fitnah, Thoriq harus memberitahukan pernikahannya yang kedua dengan Hanna pada kerabat. Kakek dan Nenek berencana mengadakan acara kecil mengundang kerabat dekat di Jakarta tepat sebulan pernikahan mereka.

Sementara Thoriq dan Qiara mengharap hari tersebut tidak akan tiba, Hanna menyiapkan segala sesuatu dengan penuh kebahagiaan. Nenek berulang kali mengingatkan untuk menjaga perasaan Qiara karena bagaimana pun Hanna adalah orang ketiga yang masuk ke pernikahan Thoriq-Qiara.

Berita pernikahan Thoriq dengan Hanna akhirnya sampai juga ke telinga keluarga dan sahabat Qiara. Mereka langsung merapatkan barisan mendukung Qiara.

Dengan susah payah Qiara menahan Dhanu, kakaknya, yang ingin menghajar Thoriq ketika memperkenalkan Hanna sebagai istri keduanya.

“Pantesan akhir-akhir ini Mas Dhanu liat kamu sedih terus, Dek. Ternyata kamu dimadu. Memang bedebah kamu, ya Thoriq!” Bentak Dhanu sambil menggebrak meja makan di rumahnya.

Hanna dan Thoriq hanya menunduk. Di bawah meja, Hanna meraih tangan suaminya.

“Aku harus mendukung Mas Thoriq, aku harus nampak menjadi istri yang tahu diri sehingga Mas Thoriq melihatku sebagai istri yang lebih baik daripada Mbak Qiara,” batin Hanna dan mengelus lembut tangan Thoriq.

Thoriq melirik lalu balas memegang tangan Hanna. Senyum tipis mengembang di wajah ayunya namun sedetik kemudian pupus ketika Thoriq mengurai tangan kecil Hanna dari tangannya.

“Mas Dhanu, Qiara. Saya minta maaf karena tidak bisa menolak permintaan Kakek dan Nenek. Saya hanya mohon Qiara mau bertahan dan terus mendampingi.”

Hanna menggigit bibirnya. Pedih karena sekali pun, Thoriq belum mengucapkan kata sayang maupun cinta. Jika pun mereka berhubungan suami istri, Hanna harus diam-diam mencampurkan bubuk obat kuat dalam teh atau kopi yang diminum Thoriq.

Sementara Qiara, cintanya sudah tak lagi utuh. Ia harus merelakan malam-malam tertentu dimana Thoriq pulang ke apartemen. Qiara menghela napas untuk membuang kekecewaan di hatinya.

“Qiara, bilang sama Mas Dhanu, apa kamu masih mau hidup sama manusia mencla-mencle seperti Thoriq? Dan kamu Hanna, apa kamu nggak ada hati sih? Mau-maunya jadi madu?”

“Mas, ini semua keputusan Thoriq.”

Hati Qiara berdenyut mendengar Thoriq membela Hanna. Agaknya rasa sayang mulai tumbuh kepada Hanna. Perih … perih sekali…

“Qia, bilang sama Mas kalau kamu mau pergi meninggalkan suami sontoloyo ini. Kamu nggak usah khawatir, kamu masih muda dan cantik. Banyak teman dokter Mas yang masih sering nanyain kamu.”

Hati Thoriq mendadak panas. Pria itu meraih lalu menggenggam erat tangan istri pertamanya.

“Qia, please janji, ya, jangan tinggalin Mas.” Netra Thoriq bersitatap dengan Qiara. Suaranya bergetar.

“Mas nggak mungkin sanggup hidup tanpa kamu … menikahi kamu adalah keinginan. Menikahi Hanna adalah kewajiban untuk membalas budi kakek dan nenek.”

Air mata mengembang di pelupuk Hanna.

“Kewajiban Mas? Bahkan sudah hampir sebulan kamu belum punya perasaan apapun? Aku harus bekerja lebih keras lagi! Aku harus segera hamil!” Lagi-lagi batin Hanna menjerit.

“Kamu liat Thoriq? Kamu sudah menyakiti dua hati sekaligus. Ingat entah dengan siapa tapi kamu mungkin akan punya anak perempuan. Berdoalah anakmu tidak akan mengalami apa yang adikku rasakan!”

***

Qiara duduk di sebuah kafe gelato, menunggu lima sahabatnya. Mereka adalah sahabat sedari kuliah namun kini mereka bekerja di tempat yang berbeda. Kecuali Ella yang merupakan istri Fauzan, sahabat Thoriq dan Marianne atasan rasa kakak.

“Dor!”

Alya, Cherish, dan Sabrina datang bersamaan. Keempat wanita itu saling berpelukan. Semua sahabat Qiara sudah mendengar berita menyedihkan itu dan hari ini mereka berkumpul untuk mendukung Qiara.

Sambil duduk dan memesan, Alya memeluk erat Qiara.

“Qi, sabar ya … “

Qiara memaksakan diri untuk tersenyum lalu mengangguk.

“Makasi ya kalian udah dateng. Maafin gue nggak cerita-cerita. Gue masih bingung, kecewa, sakit. Bener-bener gue kecolongan Al. Gue nyeseeel banget kemaren nggak ikut ke kampung.”

“Yang penting kamu harus bisa main cantik Qi,” cetus Marianne dan Ella yang tiba-tiba muncul dan langsung duduk.

“Mbak Anne… pikiran aku tuh dah butek banget. Buat aku sekarang kerja adalah hal yang bisa membuat lupa dengan masalahku.”

“Pantesan desain kamu buat butik hotel yang di Bali itu bagus banget Qi. Gila itu si ownernya sampe termehek-mehek.”

“Makasi, Mbak,” balas Qiara sambil terisak.

“Astaga, sini …” Marianne memeluk Qiara erat-erat. Sementara Qiara menangis tergugu.

Keempat sahabatnya ikut berpelukan. Mereka semua sudah menikah dan paham betul bahwa tidak ada rasa sakit yang lebih sakit ketika suami menikah lagi. Dengan atau tanpa sepengetahuan.

Kecuali Marianne. Kisah perkawinannya hampir mirip dengan Qiara. Suaminya berselingkuh dengan adik sepupunya. Namun Marianne memilih untuk bercerai. Walaupun sempat berdarah-darah memperjuangkan hak asuh, namun kini ibu dan anak hidup tenang.

“Terus rencana lu apa Qi?” Tanya Cherish.

“Belum tau Cher. Gue berasa kayak zombie. Hidup segan tapi mati juga belum mau,” cetus Qiara miris.

“Qi, kamu jangan ngluntruk. Kalau perang harus semangat menang. Gimana coba Thoriq liat kamu kayak zombie sementara yang di sebelah sono malah dandan kinclong. Jangan ya, Mbak liat Thoriq masih cinta banget sama kamu lho,” ujar Marianne.

“Masak sih Mbak?”

“Semenjak Mbak denger Thoriq nikah lagi, Mbak suka diem-diem perhatiin interaksi kalian pas Thoriq jemput. Dan Mbak liat Thoriq sekarang makin rajin antar jemput kamu, ya. Mbak bisa liat kok matanya masih bener-bener cinta sama kamu.”

“Sakit Mbak, ngebayangin Mas Thoriq sama Hanna.”

Sabrina meyakinkan Qiara, “Mbak Anne bener Qi. Kalau kamu berniat bertahan, jangan setengah-setengah. Layani Mas Thoriq sepenuh hati. Kamu sama dia sudah punya history lama. Sedang sama Hanna, baru sebulan. Jangan kasih celah Mas Thoriq beneran kepincut sama Hanna.”

“Kadang aku jijik Brin, aku ngebayang Mas Thoriq udah sentuh-sentuh Hanna. Gue bahkan beberapa kali melihat kissmark di tubuh Mas Thoriq. Sakit banget Brin. Asli, sakit banget.”

Kelima wanita itu diam ikut merasakan penderitaan Qiara.

“Tapi kalau kamu mau bertahan, ya kamu harus bisa ngelupain rasa jijik itu waktu sama Mas Thoriq,” sambung Alya.

“Qi, kamu tetap punya opsi. Bertahan atau mundur. Kamu yang tentukan batas, sampai dimana kamu bisa tetap waras menjalani pernikahan kamu. Dulu waktu Mbak cerai dari suami, Mbak udah nggak melihat dia mencintai Mbak. Cara dia mandang Mbak udah beda. Tapi kalau dia liat Sesil, wuiii langsung berbinar-binar penuh cinta. Di situ Mbak memutuskan untuk mundur.”

“Dan, kamu punya kita-kita yang akan selalu ada buat kamu ya, Qi.”

Hape Qiara berbunyi.

“Assalamualaykum Mas…”

“Senyum Qi, senyum …” semua memberi kode pada Qiara untuk tersenyum.

“Waalaykumussalam Cantik, Mas udah bisa jemput? Kamu jadi di Kafe Gelato yang biasa kan?”

“Iya Mas, okey, ini Mas bentar lagi sampai.” Qiara menjawab sambil menerbitkan senyum.

“Mas mau dibeliin gelato strawberry?”

“Mau dong, sekalian beli yang pint ya, buat di rumah.”

“Okay Mas, hati-hati di jalan, ya,” Qiara bicara masih dengan senyum dan suara yang terdengar ringan. Keempat wanita yang duduk bersamanya serentak mengacungkan jempol.

“Mas udah nggak sabar ketemu kamu. I love you Qia.”

“I … I love you too, Mas.”

“Alhamdulillah ya Allah, Mas udah kangen banget denger kamu ngomong itu. Lagi Qia, bilang lagi kalau kamu cinta sama Mas.

“Mas ah, malu aku lagi sama temen-temen…”

“Please Qia, sekaliiii aja.”

Wajah Qiara merona, “Mas ah, I love you Mas Thoriq Aditya.”

“I love you more Qiara Anjani …”

Qiara menyudahi teleponnya.

“Naaah gitu dong. Duuuh Si Eneng. Pokoknya lu jangan mau kalah sama Hanna dodol itu. Lu harus bisa buat cinta Thoriq tetep buat lu, okay. Semangat!” Sabrina mengepalkan tangannya.

“Semangat!” Seru ke enam wanita itu.

***

1
pipi gemoy
betul Umar Radhiyallahu Anhu
Sri Darmayanti
Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan manusia yg diuji

keep strong Qiara

ujian Hanna Stella.. work..... sabarrrrrQi
pipi gemoy
🌹🙏
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
pipi gemoy
👍👍👍👍👍🌹🙏
vote Thor ✌️
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂👻
Sri Darmayanti
merebut laki orang .
pipi gemoy
good karakter Devan🌹👍
Jolanda Lengkey
bissmillah..mbak qiara yg kuat ya/Drool/
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂
Sri Darmayanti
lanjut thor



mewek akyu
Sri Darmayanti
semangat qiara


dukung istri 1 ..... mantan
Sri Darmayanti
cowok.... biasa

Qia kenapa jg pake spiral.......
pipi gemoy
vote lagi Thor ✌️
jodohnya kala nih
Sri Darmayanti
kok sebel ya... thoriq jg rakus.... dadar cowok
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂
pipi gemoy
nah ketemu Hanna yg sudah tobat
pipi gemoy
Liam jujur bener😆
pipi gemoy
betul sekali👍
Sri Darmayanti
udah gede Hanna..... ngapain dititipin.... wkkkk
Sri Darmayanti
pergi Qia.... tinggalin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!