NovelToon NovelToon
MAFIA VS PETARUNG JALANAN

MAFIA VS PETARUNG JALANAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Persaingan Mafia / Gangster
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: SAKSI PENA

Reksa pemuda yatim piatu harus terjun ke dunia gelap dunia pertarungan jalanan demi bisa menjaga adik perempuannya yang masih sekolah di bangku SMP, namun siapa sangka harus terlibat dengan komplotan mafia yang hendak membunuh istri muda Boss mafia, atas suruhan istri tua yang merasa tidak terima atas ke hadiran istri muda dalam keluarganya, apa lagi jika harta kekayaannya harus sampai di bagi dua.

Boss mafia yang bernama Aron Jhonson begitu kaget setelah mengetahui kalau istri tuanya yang bernama Raisa Lena, akan membunuh istri mudanya yang bernama Gendis Raura, Aron Jhonson sangat menentangnya namun Raisa Lena mengancam akan membongkar semua bisnis haramnya Aron Jhonson, jika tidak mau menyetujui untuk membunuh Gendis Raura.

Aron pun akhirnya ikut terlibat untuk membunuh istrinya sendiri demi tidak terbongkar bisnis haramnya, namun Aron Jhonson ternyata harus berhadapan dengan Reksa petarung jalanan yang berusaha menyelamatkan Gendis Raura dari dengan menaruhkan nyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAKSI PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Di tempat lain malam itu Gendis yang nginap di rumah bedeng Reksa tidak bisa memejamkan matanya, Gendis yang biasa tidur menggunakan AC kini harus tidur menggunakan kipas angin, sementara Reksa sedang keluar sudah berjanjian dengan Bu Melta yang akan menjemput Gendis pulang.

Gendis duduk di tengah rumah sambil menatap penutup kamar Reksa dan berulang menoleh ke pintu, menunggu Reksa pulang yang pergi tidak mengatakan mau kemana, Gendis akhirnya duduk melamun teringat saat awal menikah dengan Aron membuat masa depan Gendis hancur sekejap mata.

Saat Gendis melamun dengan kesedihannya terdengar suara motor Reksa datang, seketika Gendis langsung terperanjat buru buru keluar rumah, namun setelah di luar rumah Gendis di kagetkan melihat Reksa yang membawa Bu Melta, buru buru Gendis menarik tangan Bu Melta menjauh dari Reksa membuat Reksa merasa heran melihatnya.

"Mama kenapa malah ke sini?" tanya Gendis setelah menjauh dari Reksa.

"Mama khawatir ingin lihat kamu, bukannya seneng Mama datang ke sini," tegur Bu Melta sambil melihat ke adaan Gendis dan pakaian yang Gendis kenakan.

"Aku baik baik saja Mah, pokoknya Mama jangan bilang kalau aku sudah menikah, nanti aku di usir pulang, aku tidak mau ketemu Aron," pinta Gendis memegang tangan Bu Melta.

"Apa? siapa yang mengajarkan kamu berbohong? kamu harus mengatakan apa adanya Gendis, jangan malah nambah masalah kedepannya," tegur kembali Bu Melta merasa kaget.

"Mah, aku mohon jangan bilang aku sudah menikah, aku tidak mau di usir dari rumah Reksa," pinta Gendis dengan waja melasnya.

"Iya untungnya apa Gendis jika kamu harus berbohong? harusnya kamu fokus menyelesaikan masalah dengan Aron, bukan malah membuat masalah lagi ke depannya," Bu Melta menatap tidak setuju.

"Mah aku mohon Mah, jangan bilang Reksa," pinta kembali Gendis dengan wajah hendak menangis.

"Ya sudah Mama tidak akan bilang apa apa, ada kabar sangat baik bagi kita, tapi Mama belum tahu ini benar benar baik apa tidak kedepannya," terang Bu Melta sambil memegang pipi Gendis.

"Kabar baik Mah? kabar baik apa?" Gendis langsung sumringah.

"Setelah kamu di culik, Aron menemui Mama mengatakan akan menceraikan kamu, tapi Mama takut itu akan menjadi masalah baru kamu kedepannya,"

"Mama takut jika sampai Aron ada tekanan dari istri pertamanya, dan yang sangat Mama takutkan, jika istri pertama Aron mempunyai dendam sama kamu," sambung Bu Melta menatap tidak tega.

Gendis langsung memeluk erat Bu Melta dengan bahagianya.

"Aku bahagia sekali mendengarnya Mah," ungkap Gendis dengan pelukan eratnya.

"Iya sayang, tapi ke depannya kamu harus punya pengawal agar ada yang menjaga kamu," terang Bu Melta.

Gendis langsung melepaskan pelukannya lalu menoleh ke Reksa yang sabar berdiri menunggu depan rumahnya.

"Bukan Reksa orangnya," terang Bu Melta.

"Lalu siapa Mah?" tanya Gendis yang salah tebak.

"Nanti saja Mama jelaskannya, ayo ke sana gak enak sama Reksa," jawab Bu Melta melihat ke arah Reksa.

"Iya!" Gendis tidak bicara lagi ikut melangkah menghampiri Reksa.

Setelah sampai menghampiri Bu Melta menyempatkan melihat ke rumah bedeng Reksa.

"Kamu tinggal sama siapa?" tanya Bu Melta.

"Dengan adik perempuan saya," jawab Reksa.

"Terima kasih banyak sudah mau menolong Gendis, saya tidak tahu harus bagaimana membalas kebaikan kamu," sambung Bu Melta.

"Sama sama, sudah kewajiban sesama manusia untuk saling menolong, apakah tante mau masuk dulu?" tawar Reksa.

"Tidak usah sudah malam lain kali saja, saya hanya mau jemput Gendis saja," tolak Bu Melta menoleh ke Gendis.

"Mah, aku ingin nginap dulu," potong Gendis.

"Tidak baik Gendis perempuan nginap di rumah laki-laki, kamu harus pulang sama Mama," tegur Bu Melta.

"Mah," pinta kembali Gendis dengan sorot mata meminta.

Bu Melta menghela nafasnya lalu menoleh ke Reksa.

"Saya titip dulu Gendis malam ini, maaf jika sudah merepotkan, besok pagi saya jemput Gendis ke sini," Bu Melta akhirnya mengalah.

"Iya tante tidak apa apa," Reksa mengangguk perlahan.

Gendis langsung senyum mendengar Bu Melta mengijinkannya menginap, Bu Melta mengeluarkan amplop coklat berisi uang yang sudah di siapkannya.

"Ini uang tadinya untuk ganti Gendis makan, tolong di terima," pinta Bu Melta menyodorkan.

Gendis langsung menyabet uang di tangan Bu Melta.

"Makasih Mah," Gendis langsung senyum lebar.

"Eh itu uang buat Reksa," tegur Bu Melta menatap senyum Gendis yang sudah lama hilang.

"Reksa pasti nolak Mah, biar aku saja yang wakilkan," tolak Gendis buru buru menyembunyikan amplop di belakang badannya.

"Ya sudah Mama mau pulang dulu, antar Mama ke depan," ajak Bu Melta.

Gendis langsung menoleh ke Reksa perlahan Reksa mengangguk.

"Ayo Mah!" ajak Gendis memegang tangan Bu Melta.

"Motor kamu tidak di masukan dulu?" tanya Bu Melta ke Reksa.

"Di sini aman tante," terang Reksa.

"Syukurlah kalau aman, ya sudah ayo!" ajak Bu Melta melangkah.

Gendis berjalan di samping Bu Melta Reksa mengikuti dari belakang, beberapa orang yang ada nongkrong di warung menyempatkan menggoda Reksa, yang memang arah keluar jalan besar melewati warung yang di jadikan tempat nongkrong.

"Wih Bang Reksa sudah punya calon nih!"

"Kenalin dong Bang Reksa!" goda beberapa orang yang nongkrong di warung memperhatikan Gendis.

"Teman Bang!" bantah Reksa sambil lewat.

Gendis mendengar godaan dari orang orang yang nongkrong langsung senyum kecil, membuat Bu Melta langsung menoleh ke Gendis.

"Dari tadi Mama perhatikan senyum terus," goda Bu Melta yang merasa lega anaknya kini kembali bisa tersenyum.

"Apa sih Mah, aku seneng saja sudah di kasih jajan sama Mama," ngeles Gendis langsung merapatkan bibirnya.

Reksa hanya menggaruk garuk kepala tidak gatal, tidak menyangka kalau Gendis ternyata anak dari kalangan menengah ke atas.

Sesampai di mobil yang terparkir di sisi jalan besar, Bu Melta menatap Gendis lalu ke Reksa yang tidak banyak bicara apa apa.

"Reksa, sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak sudah menolong dan menjaga Gendis dengan baik, saya sangat merasa lega sekali rasanya, oh iya saya punya kantor media cukup besar,"

"Maaf bukan saya maksud merendahkan kamu, tapi saya hanya ingin membalas jasa atas kebaikan kamu, jika kamu butuh pekerjaan, datang saja sama Gendis ke kantor saya," ucap Bu Melta dengan perasaan leganya.

"Reksa gak bakal mau Mah, Reksa kerjanya berkelahi,* potong Gendis.

"Gendis bohong tante, tawaran tante akan saya pertimbangkan," tempas Reksa enggan membahasnya.

"Ya sudah, jika suatu saat kamu mau menerima tawaran saya, datang saja jangan sungkan sungkan, saya pasti akan dengan senang hati mendengarnya," lanjut Bu Melta.

"Insya Allah tante," Reksa perlahan mengangguk.

"Sayang besok pagi Mama jemput kamu ke sini, Mama pulang dulu," lanjut Bu Melta lalu mencium pipi Gendis.

"Iya Mah hati hati di jalannya," Gendis perlahan mengangguk.

"Reksa, saya pulang dulu ya!" pamit Bu Melta sambil membuka pintu mobil.

"Iya tante hati hati!" Reksa perlahan mengangguk.

Bu Melta menoleh ke Gendis lalu masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya, Gendis melambaikan tangan sambil menatap laju mobil.

Setelah mobil Bu Melta tidak terlihat keduanya saling terdiam seperti bingung mau bicara apa dan harus bicara apa, Reksa melangkahkan kakinya Gendis dengan cepat menyodorkan amplop yang berisi uang di tangannya.

"Uang kamu," ucap Gendis memulai pembicaraan.

"Simpan saja buat besok lu pakai!" tolak Reksa kembali melangkah.

"Mama aku ngasih buat kamu, makanya aku ambil karena kamu pasti akan menolaknya," terang Gendis terus berusaha menyodorkannya sambil berjalan.

Reksa menghentikan langkahnya langsung memegang tangan Gendis yang memegang amplop, membuat jantung Gendis langsung berdetak kencang seketika.

"Uang ini gua terima, dan sekarang gua kasih uangnya buat lu beli sepatu sandal dan baju besok hari paham," jelas Reksa mengambil uang di tangan Gendis lalu menaruhnya lagi di tangan Gendis.

Reksa kembali melangkah namun Gendis malah diam terpaku merasakan tangannya yang di sentuh tangan Reksa, Gendis langsung tersenyum menatap tangannya yang di sentuh lalu menoleh ke Reksa yang terus berjalan.

"Reksa tungguin!" seru Gendis setengah berlari mengejar Reksa.

1
Sunandar Daday
lanjutkan boss
Sunandar Daday
gak banyak komentar luar biasa👍
SAKSI PENA: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
Sunandar Daday
ini baru seru pertempuran segera di mulai
SAKSI PENA: siap kak 🙏
total 1 replies
☭Nori Fai ☭
🤣🤣
SAKSI PENA: jreng jreng 🙏😁
total 1 replies
Adnyablo
masih hangat
SAKSI PENA: iya kak msh jauh 🙏
total 1 replies
Adnyablo
kak coba review cerita ku
SAKSI PENA: insya allah kak 🙏
total 1 replies
SAKSI PENA
siapp kak 🙏
Dzuan 017
semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!