NovelToon NovelToon
Kekuatan Dalam Bayangan: Mencari Cinta

Kekuatan Dalam Bayangan: Mencari Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rifan Darmawan

Rifan adalah seorang remaja yang pendiam dan cenderung tertutup. Sejak kecil, ia selalu menjadi sasaran empuk bagi para pembully di sekolahnya. Hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan rasa rendah diri, Rifan sering merasa putus asa dan tidak berharga. Namun, di balik kelemahannya, tersembunyi semangat dan potensi besar yang menunggu untuk ditemukan.

Suatu hari, Rifan bertemu dengan seorang guru bela diri yang melihat potensi tersembunyi dalam dirinya. Dengan bimbingan dan latihan keras, Rifan mulai mengasah keterampilan fisik dan mentalnya. Proses ini tidak hanya mengubah tubuhnya menjadi lebih kuat, tetapi juga membangkitkan keberanian dan kepercayaan dirinya.

Dalam perjalanannya, Rifan bertemu dengan tiga wanita yang mengubah hidupnya secara signifikan yaitu aiko, miyu, dan sakura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifan Darmawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 15

Berhari-hari Rifan terus melakukan hal yang sama. Setiap pagi, ia bangun dengan tekad yang sama, menghadapi derasnya air terjun dengan semangat tak kenal menyerah. Tubuhnya semakin terbiasa dengan dinginnya air dan kekuatannya. Hanya dalam waktu kurang dari satu minggu, Rifan akhirnya mampu bertahan di bawah air terjun tanpa terdorong mundur.

Suatu pagi, ketika Rifan berhasil berdiri tegak di bawah air terjun selama waktu yang ditentukan, guru yang mengamati dari tepi melihat dengan mata berbinar. Ketika Rifan akhirnya keluar dari bawah air terjun, napasnya terengah-engah tapi wajahnya memancarkan kebanggaan dan kepuasan.

Guru menghampirinya dengan senyum lebar, "Kau berhasil Rifan, Tapi jangan senang dulu, Itu hanyalah latihan awal. Namun, kau sudah cukup bagus, Aku kira akan memakan waktu lebih lama untuk kau berhasil di tahap awal ini. Mungkin karena aku sudah melatihmu di dojo dengan keras waktu itu."

Rifan tersenyum lelah namun bangga. "Terima kasih Guru, Latihan di dojo memang membantu saya, Tapi saya tidak akan berhenti di sini, Saya ingin terus belajar dan menjadi lebih baik."

Guru mengangguk dengan penuh kebanggaan. "Itulah yang ingin kudengar. Ingat, perjalanan ini masih panjang. Ketahanan dan disiplin yang kau pelajari di sini hanyalah fondasi. Masih banyak lagi yang harus kau kuasai."

Rifan mengangguk dengan tekad yang membara di matanya. "Saya siap Guru, Saya akan terus berlatih dan tidak akan mengecewakan Anda."

Guru tersenyum puas. "Baiklah Rifan, Mari kita lanjutkan ke latihan berikutnya. Kali ini kita akan fokus pada ketangkasan dan kecepatanmu. Hutan ini menawarkan banyak tantangan yang bisa kita gunakan."

Hari-hari berikutnya diisi dengan latihan yang semakin menantang. Rifan berlari melintasi hutan, melompati batang pohon, dan menavigasi medan yang sulit. Setiap latihan dirancang untuk mengasah kemampuannya lebih jauh. Meski kelelahan, semangatnya tidak pernah padam.

Matahari mulai terbenam di balik pepohonan, menandai akhir dari hari yang panjang. Rifan merasa kelelahan, namun juga merasakan kemajuan yang signifikan dalam dirinya. Ia tahu bahwa setiap latihan, setiap tantangan yang dihadapinya, membawa dirinya lebih dekat pada tujuannya.

Guru mengamati kemajuan Rifan dengan perasaan bangga. "Kau telah berkembang pesat Rifan, Teruslah berlatih dengan tekad yang sama. Ingat, perjalanan ini adalah tentang memperbaiki diri setiap hari."

Rifan mengangguk dengan penuh keyakinan. "Saya akan terus berusaha, Guru. Terima kasih atas bimbingannya."

Dengan semangat yang tidak pernah padam, Rifan siap menghadapi tantangan berikutnya, yakin bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, ia bisa mencapai apa pun yang diinginkannya.

Hari itu, Latihan terus berjalan seperti biasa, Rifan fokus pada latihan ketangkasan dan kecepatan, melompati batang pohon dan menavigasi medan yang sulit di hutan.

Keringat mengucur deras dari tubuh nya.

Saat ia berlari melewati sebuah semak belukar, tiba-tiba terdengar lemah suara minta tolong, Rifan berhenti seketika, telinga nya menangkap suara itu dengan jelas, Suara itu terdengar lagi, kali ini dengan jelas, penuh dengan rasa putus asa.

"Tolong...Tolong aku..."

Rifan merasa bingung dan cemas. la menoleh ke segala arah, mencoba mencari sumber suara tersebut. "Guru! Apakah Anda mendengar itu?" serunya dengan suara tegang. Namun, guru tidak berada di dekatnya saat itu. Rifan sendirian.

la ragu sejenak, tapi suara minta tolong itu semakin mendesak. Rifan memutuskan untuk mencari sumber suara itu sendiri. la berlari menuju arah suara tersebut. Semakin ia mendekat, semakin jelas suara itu terdengar.

"Tolong! Tolong!"

Rifan merasa tegang saat menemukan wanita dan sekelompok pria yang berusaha melakukan hal jahat padanya. Meskipun guru tidak ada di dekatnya, keinginan Rifan untuk melindungi orang lain mengalahkan ketakutannya. Dengan hati berdebar-debar, ia melangkah maju untuk menyelamatkan wanita itu.

Saat Rifan mendekat, ia langsung bertindak dengan cepat. Dengan tendangan yang terampil, ia menghantam salah satu penjahat yang mencoba mendekati wanita itu. "Apa yang kalian lakukan?!" teriak Rifan dengan nada penuh keberanian sambil berdiri di antara mereka, siap mempertahankan wanita itu.

Salah satu penjahat mengejeknya, mencoba menakut-nakuti Rifan. "Hei, anak kecil, jangan ikut campur. Pergi sana sebelum kau mendapat masalah besar!"

Namun, Rifan tidak gentar. "Aku tidak bisa hanya melihat begitu saja! Aku akan melindunginya," tegasnya dengan mantap, meskipun hatinya berdebar keras.

Pria yang memimpin kelompok penjahat itu maju dengan ancaman yang lebih jelas. Rifan merasa tegang namun tetap fokus. Ketika pria itu melancarkan serangan, Rifan dengan cepat menghindari pukulannya dan memberikan pukulan balasan yang tepat, membuat pria itu tersungkur ke tanah.

Rifan sendiri terkejut dengan reaksi dan keberaniannya sendiri. "Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana aku bisa melakukannya?" batinnya, kebingungan dan tercengang dengan kemampuan bertarung yang baru saja ia tunjukkan.

Rifan merasa terkejut dan kewalahan ketika para penjahat lainnya langsung menyerangnya setelah melihat salah satu teman mereka tersungkur oleh Rifan. Meskipun ia berusaha sekuat tenaga, Rifan mulai merasa terdesak oleh jumlah mereka yang lebih banyak.

Dalam keadaan kacau dan tertekan, Rifan tiba-tiba merasakan genggaman tangan seorang penjahat yang mencoba mengendalikannya. Dengan cepat, Rifan berusaha Melepaskan diri, namun sebelum ia berhasil, ia tiba-tiba terkena pukulan keras dari depan oleh salah satu penjahat lainnya.

""Argh..." desis Rifan, merasakan rasa sakit menusuk tubuhnya.

"Rasakan itu, brengsek! Berani sekali kau melawan aku," ujar pria yang sebelumnya kalah oleh Rifan di awal, sambil menertawakan kekalahan sebelumnya.

Rifan merasakan pusing dan sakit di tubuhnya, namun tekadnya untuk melindungi wanita itu tetap teguh. Meskipun kondisinya tidak menguntungkan, ia mencoba bangkit kembali untuk berdiri dan melanjutkan pertarungan

Namun, sebelum situasi semakin buruk, terdengar suara langkah kaki cepat dari belakang. Tanpa peringatan, Guru tiba di lokasi kejadian dengan sikap yang tegas dan berwibawa. la melihat Rifan yang terluka dan wanita yang masih dalam bahaya.

"Guru!" seru Rifan dengan lega, merasakan bantuan yang sangat dibutuhkan telah datang.

Guru dengan cepat mengevaluasi situasi, menatap tajam para penjahat yang mulai mundur di hadapannya. "Kalian telah melakukan kesalahan yang serius," ucapnya dengan suara yang tenang namun penuh ancaman.

Para penjahat bergerak mundur secara perlahan saat melihat kedatangan guru, tetapi suasana menjadi tegang ketika salah satu di antara mereka dengan sombong berkata dari belakang, "Mengapa kalian takut bodoh! Dia hanya orang tua."

Perkataan itu menimbulkan reaksi di antara para penjahat lainnya, yang mulai meragukan ketakutan mereka. Mereka mulai mendekat kembali dengan sikap lebih agresif, siap untuk melawan guru.

Namun, apa yang tidak mereka duga adalah bahwa orang tua yang mereka remehkan itu ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa. Dengan gerakan yang cepat dan presisi, guru mengatasi para penjahat dengan mudah. Mereka satu per satu tersungkur di bawah keahlian bertarung yang dimiliki oleh guru.

Setiap serangan guru dipenuhi dengan kekuatan yang memukau dan ketepatan yang membingungkan para penjahat. Mereka yang sebelumnya begitu yakin dengan kemampuan mereka, sekarang terkejut dan kalah oleh kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh seorang tua yang mereka remehkan.

Dalam beberapa saat, pertarungan itu berakhir dengan kemenangan bagi guru. Para penjahat yang tersisa segera melarikan diri dengan malu, meninggalkan belakang mereka yang penuh luka dan kekalahan.

Rifan, yang menyaksikan dengan mata terbuka, tidak bisa menahan kagumnya terhadap guru yang menunjukkan kekuatan sejatinya. Hatinya penuh dengan rasa hormat dan kekaguman terhadap guru yang telah melindunginya dan wanita yang hampir menjadi korban.

Guru, dengan tenangnya, berbalik ke arah Rifan. "Kamu baik-baik saja, Rifan?" tanyanya dengan nada perhatian.

Rifan mengangguk dengan tulus. "Iya, Guru. Terima kasih atas pertolonganmu."

Guru tersenyum ringan. "Kamu telah menunjukkan keberanian yang patut dihargai. Tapi ingat, keberanian harus selalu diimbangi dengan bijaksana."

Rifan mengangguk, memahami pelajaran berharga yang baru saja dia dapatkan. Di matanya, guru telah menjadi teladan yang lebih dari sekadar seorang pengajar bela diri.

Mereka berdua kemudian melanjutkan untuk menemani wanita yang hampir menjadi korban ke tempat yang lebih aman. Rifan memandang guru dengan penuh penghargaan, mengetahui bahwa perjalanan nya masih jauh, tetapi dengan seorang guru seperti ini di sisinya, dia merasa yakin bahwa dia akan mampu menghadapi apapun yang akan datang.

"Guru, kau hebat sekali mengalahkan mereka yang lebih banyak dengan cepat," ucap Rifan, masih terkesan dengan keahlian bela diri guru.

"Kau bisa menjadi seperti aku Rifan, namun perjalananmu masih cukup jauh," jawab guru dengan tegas.

"Tentu Guru, Seperti yang sering aku katakan, aku akan terus berusaha," ucap Rifan penuh semangat.

Namun, tiba-tiba guru menjitak kepala Rifan dengan keras sehingga membuatnya kesakitan. Rifan terkejut dan memandang guru dengan ekspresi campuran antara sakit dan kebingungan.

"Anak bodoh, kau harusnya tahu konsekuensi dari perbuatanmu itu," ucap guru dengan nada emosi yang jarang ditunjukkannya.

"Maaf Guru, Aku hanya ingin menyelamatkan wanita itu," ucap Rifan dengan nada menyesal, mencoba memahami keputusan guru.

"Aku kagum dengan keberanianmu, namun jika kau ingin menjadi kuat, kau harus tahu batas dirimu. Untuk menjadi seseorang yang kuat, tidak hanya butuh keberanian, tetapi juga kecerdasan," lanjut guru dengan suara yang lebih tenang namun penuh dengan pelajaran yang dalam.

Rifan mendengarkan dengan seksama, merenungkan kata-kata bijak dari guru. Dia menyadari bahwa keberanian tanpa kebijaksanaan bisa menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan orang lain.

"Guru, aku akan mengingatnya. Terima kasih atas pelajaranmu," ucap Rifan dengan penuh pengertian.

Guru mengangguk puas. "Sekarang, kita harus membawa wanita itu ke tempat yang aman. Ini adalah tindakan yang bijak."

Keduanya kemudian melanjutkan untuk mendampingi wanita tersebut, Rifan dengan tekad baru dalam hatinya untuk terus belajar dari setiap pengalaman dan menjadi lebih baik, seperti guru yang telah memberinya contoh.

Mereka pun pulang ke rumah bersama wanita itu yang ikut.

1
ALADIN
kenapa cerita nya menurun ...maksudku alur nya rada gimana gitu
Ryoma: Gpp kok, malah author seneng karna ada masukan, terimakasih/Bye-Bye/
ALADIN: maaf kalo aku ngasih komen kurang enak tapi demi kebaikan author juga tapi tak apa semoga semua cepat selesai
total 5 replies
Mhila izuna
semangat rifann
Mhila izuna
rifan anak yang rajin/Joyful/
Mhila izuna
baca dari sini deh
Mhila izuna
semangat untuk jadi kuat rifan
piyo lika pelicia
satu iklan untuk kakak
piyo lika pelicia: seru kok
Ryoma: makasih, gimna ka, seru ga
total 2 replies
piyo lika pelicia
sabar miyu aku tau itu sangat menyakitkan
Nino Ndut
rada lambat ceritanya y..tp gpp asal jgn putus ditengah jalan aj..klo dah lambat plus putus tengah jalan mah kebangetan bgt thor..
Ryoma: tensng aja kaka, walaupun lmbt, suthor skan membuat yg lebih seru tenang juga aku usahain update setiap hsri demi kk, support terus ya/Scowl/
total 1 replies
S. M yanie
2 bunga untuk author
S. M yanie
kmu sukanya gitu...
S. M yanie
modus
S. M yanie
setipis apa???
Ryoma: tisu kaya nya/Facepalm/
total 1 replies
S. M yanie
tidaaakkk jangan pergi romaaaa...
Aiyuki
sampai sni dlu ya, kalimatnya banyak yg masih rancu, tpi kmu bisa kok lebih menyederhanakan klimat2nya.. over all bagus, krna aku juga masih belajar kita sama2 saling dkung ya 2 iklan +🌹 biar makin semangat 🔥🔥😉
Ryoma: baik kaka aku akan memperbaiki nya
total 1 replies
Aiyuki
urgensi itu apa?
Ryoma: mendesak kaka
total 1 replies
Aiyuki
tanda kutipnya kebnyakan thor 😉
Aiyuki
yok bangkit fan, kmu bisa 🔥
Aiyuki
kmu gk culun, hanya kurg perawatan 🥲
thor
Miyu kalian belum halal😭
@🍭ͪ ͩ𝕸y💞sa🅵🅴🅽🅸ght🍁❣️
kopi aja ya.. belum sempat nambah bacaan soalnya
@🍭ͪ ͩ𝕸y💞sa🅵🅴🅽🅸ght🍁❣️: sama-sama
Ryoma: Makasih kaka slalu support aku, dengan adanya kaka slalu buat aku semangat/Sob/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!