NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

    Kring.. Kring...

Bunyi bel pun memecahkan suasana semua murid. Mereka semua bersorak bahagia. Para murid pun sudah berhamburan keluar kelas. Tetapi lain halnya dengan dua perempuan yang masih berada dikelas mereka.

"Eh Lula lo pulang sama siapa?" Tanya Cherry sambil mengemaskan semua buku-bukunya dan segera memasukkannya ke dalam tas. Lula pun sebenarnya juga bingung bagaimana dia pulang.

"Sayang ayo aku antar pulang." Sontak kedua gadis itu pun langsung melihat ke arah pintu kelas mereka yang ternyata sudah berdiri enam pria tampan. Sontak Cherry pun langsung terkejut melihat para pria tampan yang baru pertama kalinya berdiri di depan kelasnya itu.

"Hmm, aku sama Cherry saja ya kak." Balas Lula gugup. Dia masih belum terbiasa dengan statusnya sekarang.

"Cherry biar gue  yang nganterin!" Zidan pun membuka suaranya. Entah kenapa setelah dilihat-lihat Cherry itu juga sangat menggemaskan.

"What? Gue mau kak." Balas Cherry dengan sangat bersemangat. Mimpi apa dia semalam bisa diantar pulang sama salah satu most wanted sekolahnya itu. Dia pun langsung mencium pipi Lula sambil berlari ke arah Zidan. Lula pun hanya mendengus melihat tingkah sahabatnya itu.

Kini mereka semua pun berjalan beriringan menuju tempat parkir sekolah. Evan pun terus menggenggam tangan gadisnya itu. Sementara Lula sedang berpikir harus ke mana Evan akan mengantarkannya pulang. Sementara itu Azka dan Byan mengerti apa yang sedang dipikirkan adik kesayangannya itu. Sepertinya tak masalah jika memberitahu sahabatnya bahwa Lula sebenarnya adalah adik mereka.

"Tunggu dulu woi! Gue mau ngomong sesuatu." Ucapan Azka pun langsung membuat mereka semua berhenti dan langsung menatap ke arah Azka.

"Apaan sih yang mau lo omongin?" Tanya Zidan.

"Tahu tuh serius banget kayaknya." Reihan pun ikut menimpali.

"Cepet kak, bikin kepo saja." Sambung Cherry. Dia kan sudah tidak sabar berduaan dengan Zidan.

"Hmm gini. Lula sayang--"

"Ngapain lo panggil cewek gue sayang." Evan pun langsung tersulut emosi mendengar kata sayang yang terlontar dari sahabatnya itu.

"Eh kunyuk dengarin gue dulu!! Gini ya sebenarnya Lula itu adik gue." Azka pun akhirnya mengungkapkan kebenaran itu.

"Adik gue juga kak." Ucap Byan tak terima. Sementara Lula langsung menatap kakaknya untuk meminta penjelasan mereka.

"Lo serius adiknya 7 pria tampan putra Alexander? Wah gue enggak menyangka." Cherry pun sangat kaget mendengarnya. Tidak hanya dia, Evan dan yang lainnya juga merasa sangat terkejut. Sepertinya hari ini sangat banyak kejutan.

"Baby, mereka semua kan sahabat kakak. Dan rasanya tidak masalah jika mereka mengetahuinya. Kamu tenang saja sayang mereka semua akan menjaga rahasia ini. Dan gue minta buat kalian semua jangan ada anak-anak yang lain tahu kalau Lula adalah adik kami. Karena Gue sekeluarga enggak mau nyawa Lula terancam."

"Iya lo tenang aja. Gue juga akan jagain Lula kok dengan nyawa gue." Balas Evan dengan serius.

"Yang sekarang dah punya pacar mah beda ya." Gavin pun menggoda sahabatnya itu.

"Kayaknya hari ini banyak sekali  kejutan. Dan ternyata gadis manis yang sudah mencairkan es batu ini adalah adik kalian berdua."  Zidan pun masih merasa kaget dengan semua hal yang terjadi hari ini.

Setelah pengakuan Azka tadi, kini mereka semua pun bersiap-siap untuk pulang. Senyum pun tak pernah luntur dari wajah tampan Evan. Dia merasa sangat bahagia sekarang. Lula pun juga merasakan hal yang sama dengan pacarnya itu.

****

"Sayang, aku pulang dulu ya. Kamu jangan lupa makan dan nanti malam diangkat ya  telepon aku." Ucap Evan yang sekarang sudah berada di mansion Alexander. Suasana di mansion itu masih sepi. Karena kelima putra Alexander belum pulang.

"iya kak." Balas Lula sambil tersenyum.

"Hmm masih ada orang kali dek." Byan pun menyindir adiknya yang malah sibuk bermesraan dengan sahabatnya itu.

"Oh iya gue sampai lupa Van. Kayaknya lo harus berjuang keras buat dapatin restu kakak-kakak gue yang lain! Apalagi kak Rian." Azka pun baru ingat jika kakak-kakaknya itu sangat posesif. Byan dan Lula pun juga menyetujui apa yang dikatakan oleh kakaknya itu. Mendadak Lula merasa takut jika kakak-kakaknya tidak menyetujui hubungannya dengan Evan.

"Kamu tenang saja sayang, aku akan lakukan apa pun buat dapatin restu kakak-kakak kamu yang lain." Balas Evan sambil meyakinkan gadisnya itu. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan restu dari kakak-kakak pacarnya itu.

****

Setelah berpamitan dengan sang pacar dan kedua sahabatnya itu, Evan pun segera meninggalkan mansion itu. Sementara Lula, Azka dan Byan sudah mengganti seragam mereka dengan pakaian rumah.

"Hay princessnya kakak." Ternyata kelima putra Alexander pun sudah berada di mansion tersebut. Mereka langsung bergegas mencari keberadaan princess mereka.

"Yah, pengganggu sudah datang." Lirih Azka dan Byan ketika mendengar suara familier itu. Sementara Lula hanya terkikik geli melihat kedua kakaknya itu. Mereka sangat menggemaskan jika sedang kesal.

"Sayang, bagaimana sekolahnya? Tidak  ada yang mengganggu kamu kan?" Tanya Rian yang langsung duduk di sebelah adiknya itu.

"Iya baby, dua bocah ini jagain kamu kan?" Susul Lio yang juga ikut duduk di dekat adiknya.

"Kamu tidak makan yang aneh-anehkan dek?" Ucap Nata sang dokter itu.

"Kakak, tidak usah kawatir ya! Tidak ada  yang jahatin Lula. Dan pak dokter, Lula tidak makan yang aneh-aneh kok." Jawab Lula kepada kakak-kakaknya itu. Dia sangat bersyukur karena memiliki kakak yang sangat perhatian dengannya.

"Bagus deh dek." Ucap mereka berbarengan. Mereka merasa lega karena tidak ada yang macam-macam dengan princess kesayangan mereka itu. Jika ada yang menyakiti Lula maka mereka tidak akan segan-segan untuk membalaskannya dengan cara yang sangat  kejam.

"Ya sudah sekarang kamu istirahat ya sayang. Pasti kamu capek habis pulang sekolah." Ucap Rian dengan penuh perhatian.

"Kita tidak  kakak suruh istirahat juga kak? Kami kan juga sekolah tadi." Sambung Azka kepada kakaknya itu. Kelima kakaknya itu pun hanya memandang ke arah Azka dan Byan sejenak lalu kembali menatap Lula sambil segera mengantarkan Lula ke kamarnya.

"Astaga berilah kami kesabaran ya Allah." Lirih mereka berdua. Kenapa mereka mempunyai kakak yang sangat cuek seperti itu. Dengan langkah gontai mereka berdua pun segera pergi menyusul kelima kakaknya itu.

"Selamat tidur princess."

Setelah mengecup dahi Lula secara bergantian, mereka pun segera meninggalkan kamar adiknya itu. Lula pun perlahan sudah menutup matanya karena  merasa sangat mengantuk. Kini ketujuh pria tampan itu sudah berada dikamar masing-masing. Mereka juga akan beristirahat karena nanti malam mereka berencana akan mengajak adik mereka makan malam. Ini adalah saatnya mereka menghabiskan waktu dengan adik mereka.

****

Sementara itu disisi lain. Seorang laki-laki tampan sudah berada di rumahnya. Evan Savero Carney. Putra tunggal dari keluarga Carney. Siapa yang tidak mengetahui betapa kayanya keluarga lelaki itu. Nama Carney sudah dikenal di penjuru dunia walaupun masih kalah dengan keluarga Alexander. Senyumannya tidak pernah pudar dari wajah tampannya itu. Hingga Mama dan Papanya yang kebetulan sedang berada diruang tamu pun menatap aneh kepada putranya itu. Ini pertama kalinya putra mereka tersenyum lebar seperti itu.

"Ini benaran putra Mama?" Tanya Rina. Sontak Evan pun langsung menampilkan Ekspresi datarnya itu.

"Lah kok balik datar lagi sih." Sambung Kenan, Papanya Evan. Dia pun kembali dibuat bingung dengan putranya itu. Apa yang membuat putranya tersenyum bahagia seperti itu.

"Mama tahu nih. Roman-romannya putra Mama lagi jatuh cinta ya?"

"Benar Van? Kenalin dong ke Papa Mama siapa gadis yang sudah membuat putra datar Papa bahagia begitu."

"Besok Pa." Balas Evan menjawab kekepoan Papa dan Mamanya itu. Dia pun langsung berjalan meninggalkan kedua orang tuanya dan segera menuju kamarnya.

" Mama tidak sabar mau ngelihat calon menantu Pa." Ucap Rina dengan sangat bersemangat.

"Sama Papa juga Ma. Siapa ya gadis yang sudah bisa bikin putra kita senyum-senyum begitu." Kenan pun juga sama seperti istrinya. Dia tidak sabar menunggu hari esok.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Anak-anak Alexander pun sudah berada di sebelah restoran yang sangat terkenal di kota itu. Bahkan saat ini hanya ada mereka di sana. Rian sengaja membooking restoran itu khusus untuk adik-adik tercintanya. Walaupun Rian terkesan sangat cuek, tapi dia sangatlah menyayangi adik-adiknya dibandingkan dirinya sendiri.

"Wah makanannya banyak banget." Ucap Lula kagum. Perutnya sudah memberontak untuk segera diisi. Ketujuh pria tampan itu pun menyadari jika princess mereka sudah sangat lapar.

"Sayang, sepertinya cacing diperutmu sudah berdemo." Ucap Rian menggoda adiknya.

"Kamu makan yang banyak baby."  Sambung Nata menimpali.

"Rupanya kamu sangat senang melihat makanan dek." Adit pun terkikik geli melihat wajahnya langsung terlihat sangat bahagia ketika melihat banyaknya makanan yang tentu saja menggugah selera itu.

"Sepertinya kita harus memulai memakannya kak. Lihatlah Lula yang sudah tidak sabar untuk memakannya." Azka pun juga ikut menggoda adik manisnya itu.

"Kak nanti  ya lanjutin mengobrolnya. Aku lapar sekali kak." Lula pun berusaha untuk menyudahi obrolan kakak-kakaknya itu. Saat ini yang ada di benaknya hanya makanan lezat yang sudah terhidang sangat rapi di hadapannya itu. Melihat wajah adik mereka yang sudah memelas, mereka pun segera memulai acara makan mereka. Sesekali diselingi oleh canda dan tawa. Mereka terlihat sangat berbahagia dan saling mengasihi satu sama lain. Mereka berharap bahwa mereka akan terus seperti ini.

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!