Rahmeta putri Gadis yang selalu tampak ceria, dibalik keceriaannya tersimpan ketangguhan dan kepedihan secara bersamaan.
menyukai seorang pria yang pernah menjadi dosennya , ditolak sekian kalinya hingga memutuskan menyerah kemudian takdir membawanya kembali kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Aku sudah berusaha lupa, tapi kenapa takdir semakin menjeratku dalam pelukannya?"
Ahmad Faruq syahreza, hidupnya menjadi aneh dan kacau ketika gadis itu mulai menganggu ketenangan harinya, tapi siapa sangka kehadiran gadis itu ternyata membawa warna bagi kaku nya hidup Reza.
" menjauhlah dariku,aku ini dosenmu."
" oke pak, saya akan selalu berada didekat bapak."
Apakah Meta tetap mencintai pria itu meski ia telah ditolak kesekian kalinya? bagaimana meta menjalani kemelut hidupnya?
Bagaimana cara Reza menghadapi gadis dengan mood labil itu? Bagaimana pula pria patah hati itu mengenali isi hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanza-azzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4. Tak perlu menepati.
Reza memberhentikan mobil nya tepat di tempat yang tak asing bagi Meta, gadis itu melihat ke arah luar dengan teliti .
" Kok berhenti disini pak, kan belum sampai kos saya?" tanya Meta penasaran.
Reza mendengus menatap Meta dengan tatapan kesal.
" Keluar kamu! sudah sampai."
" pak Reza yang ganteng dan baik hati, ini bukan kos saya pak, ini kan kampus. kok berhenti disini?"
" Keluar! " Reza membentak Meta dan tentu saja hal itu membuat Meta lumayan takut, pasalnya pria itu tampak marah dan menatap nya dingin. Meta menoleh kearah jendela melihat apakah hujan masih betah dengan rintikannya ternyata hujan telah usai dan hanya menyisakan gerimis- gerimis kecil. Dengan berat hati gadis itu membuka pintu mobil dan melangkah keluar.
" bapak sesuai perjanjian tadi jika bapak mengantar saya pulang sampai kerumah saya tidak akan menggangu bapak lagi tapi bapak kan hanya mengantar saya sampai dikampus jadi saya tidak perlu menepati janji" ucap Meta sembari menatap genit kearah Reza dan berlari meninggalkan Reza yang tampak semakin kesal tapi Meta kembali berbalik mengetuk jendela mobil Reza yang tampak masih bengong.
" makasih bapak ganteng, jangan mikirin aku ya, bahaya ntar jatuh cinta." ucap Meta percaya diri dan bodohnya Reza merutuki dirinya yang membuka jendela saat gadis itu mengetuk jendela.
Ia menatap Meta yang berlari meninggalkan nya dengan tawa bahagia, sejenak ia terpaku bisu dan tampak menggelengkan kepala sembari tersenyum.
' gadis itu' pikirnya sembari tersenyum dan beranjak meninggalkan halaman kampus
Sementara Meta menyusuri jalan menuju kos dengan perasaan senang, ia merasa begitu bahagia sudah membuat kesal sang dosen dan sesekali merayu nya. Pikirannya menerawang saat mereka berdua didalam mobil tadi, tanpa henti ia menatap Reza yang tengah menyetir dan juga tak henti memuji pria itu.
' bapak ganteng kalau lagi fokus gitu'
' sayang bapak sudah mau menikah'
' tapi saya tetap lope- lope kok sama bapak'
' tetap ganteng ya pak'
sederet rayuannya pada Reza ia ingat begitu jelas apalagi raut kesal sang dosen ketika ia menjatuhinya dengan rayuan-rayuan gombal yang ternyata hanya ditanggapi dingin sang dosen tapi ia tau Reza menahan kesal dari awal ia memaksa nya untuk mengantarkan ia pulang.
Sesampai di kos Meta menghempaskan tubuhnya di kasur yang telah menemani nya beberapa tahun belakangan selama ia menuntut ilmu di Jakarta.
" baru pulang ya ta? aku khawatir tadi sama kamu." tanya Risa menghampiri Meta dikasur.
" hujan lebat banget Ris, mana gak ada angkutan umum. Untung ada pak Reza, ya udah aku paksa aja nganterin aku pulang." jawabnya sembari tersenyum mengingat wajah kesal Reza tadi.
" hmm dia lagi, berhenti lah mengerjai nya ta."
" dia tu lucu Ris, walaupun muka nya sangar rada galak terus dingin banget tapi aku tu ada perasaan senang ketika ia kesal." Ungkap Meta tersenyum
" fokuslah pada mimpi mu kawan." Risa menepuk perlahan pundak meta.
" itu sudah pasti Ris." Meta berdiri dan melangkah kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Risa menatap sahabat kecilnya itu dengan gelengan heran, Meta seperti tak bosan merecoki hidup dosen itu dengan dalih ia jarang melihat ada manusia sedingin itu tapi Risa tau sang sahabat menyimpan perasaan pada Pak Reza. Ia berharap apapun yang terjadi di masa depan akan selalu membawa Meta pada kebahagiaan.
Usai mandi Meta segera melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yang taat karena adzan sudah berkumandang.
seperti biasa selain sibuk mengerjakan tugas Meta juga harus memeriksa barang pesanan para pelanggan.
******
Sementara Reza sesampai di sebuah rumah yang tampak megah dengan desain ala Eropa, pria itu masuk tanpa permisi dan disambut hangat oleh sang ibu.
" sudah pulang nak?" tanya wanita yang masih sangat cantik diusia nya yang sudah setengah abad.
"sudah mi." jawab Reza sembari memeluk sang ibu.
" Papi kemana mi?" tanya Reza ketika tidak melihat sosok sang ayah.
" ada di ruang kerja nya."
" ya udah mi Reza mau bersih-bersih dulu" ujar Reza berlalu menaiki tangga menuju kamar nya di lantai atas.
" kapan kamu akan memberi mami mu ini mantu dan cucu sih nak, punya anak tiga tapi belum ada yang mau menikah." wanita tersebut menghela nafas kesal.
********
terima kasih telah membaca, tinggalkan jejak ya guys.