NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:395k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 3

Olivia Rajendra.

Wanita cantik berusia 45 tahun itu melenggang masuk ke ruangan pribadinya. Kemudian menggantung gaun yang ia bawa di gantungan pakaian.

Olivia lalu menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. Untuk sesaat, pikirannya kembali melayang pada masa lalunya yang kelam. Guratan kesedihan pun mulai nampak di wajah cantik itu. Kenangan buruk akan masa lalunya masih saja terus menghantuinya.

Olivia tak bisa begitu saja melupakan kenangan buruk itu. Kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya membuat sosok Olivia menjadi sosok yang bersikap dingin.

Dipandanginya gaun yang menggantung itu. Bayang wajah Irene tiba-tiba saja melintas dibenaknya. Seorang gadis muda, cantik, dan pekerja keras.

"Usianya 22 tahun. Seandainya saja ..."

Cklek

Bunyi decitan pintu terbuka membuat gumaman Olivia terhenti. Atensinya pun teralihkan pada sosok wanita muda yang datang menghampirinya dengan sebuah map biru di tangannya.

"Maaf Bu Olive. Ini rencana pemasaran yang Bu Olive minta." Ucap wanita itu seraya menyodorkan map berwarna biru itu ke tangan Olivia.

"Duduk dulu Shelly." Titah Olivia pada karyawan kepercayaannya.

Shelly pun patuh. Lalu mendudukkan dirinya di kursi tepat di depan meja kerja Olivia.

"Apa tahun ini kita masih menggunakan Clarissa sebagai modelnya?" Tanya Shelly kemudian.

"Mungkin. Menurut kamu gimana? Atau kamu punya ide lain?" Olivia malah balik bertanya. Sembari pandangannya sibuk pada berkas yang terpampang lebar di depan matanya.

"Rancangan Bu Olive kali ini saya rasa lebih cocok kalau kita menggunakan model baru."

"Memangnya ada apa dengan Clarissa?"

"Kita sudah sering memakai Clarissa sebagai model produk kita. Mungkin ada baiknya kita cari wajah baru. Dari kalangan wanita biasa mungkin. Dengan begitu, konsumen tidak akan berpikir kalau produk kita hanya bisa di jangkau oleh kalangan elite. Kalangan biasa pun bisa membeli produk kita."

Olivia menghentikan kegiatannya. Lalu menutup kembali berkas itu. Tatapannya kini tertuju pada Shelly. Begitu serius, hingga Shelly pun jadi salah tingkah. Ia merasa mungkin telah salah memberi masukan pada atasannya itu.

"Maaf, Bu. Itu hanya sekedar saran saja. Jika Bu Olive tidak setuju, tidak apa-apa Bu. Mungkin Bu Olive punya ide yang lebih bagus." Ucap Shelly canggung.

"Bagus."

"Maksud Bu Olive?" Shelly bahkan terkejut. Baru kali ini sarannya mendapat respon positif dari seorang Olivia.

"Saran kamu bagus. Akhir-akhir ini Clarissa juga sering ke luar negeri. Aku hanya khawatir, wanita itu tidak akan bisa menghadiri sesi pemotretan. Dia terlalu sibuk dengan mimpinya menjadi model internasional."

"Jadi Bu Olive akan memakai saran saya?"

Olivia menganggukkan kepalanya, "iya. Saran kamu bagus. Kenapa tidak?"

"Kalau begitu saya akan mengadakan audisi. Jika kita sudah mendapatkan modelnya, secepatnya saya akan menyusun jadwal pemotretannya."

"Bagus."

"Saya permisi dulu Bu Olive. Terima kasih karena sudah mempertimbangkan saran saya."

Olivia menyunggingkan senyum hangatnya. Shelly pun kemudian beranjak meninggalkan ruangan itu dengan wajah berseri-seri. Maklum, selama ini saran Shelly tidak pernah mendapat tanggapan dari Olivia. Jelas saja hal ini membuat Shelly begitu bahagia.

Selama beberapa tahun terakhir ini, mereka telah memakai Clarissa sebagai model produk-produk mereka. Dan akhir-akhir ini penjualan produk mereka hanya bergerak di tempat. Belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Dengan adanya pergantian model, siapa tahu penjualan akan semakin meningkat. Dengan menjangkau konsumen kelas menengah ke bawah.

Selama ini orang-orang berpikir bahwa produk Brand Olive hanya teruntuk kalangan elite saja. Hingga kalangan menengah ke bawah tak berani melirik produk mereka. Padahal tidak semua Brand Olive memiliki harga yang fantastis. Ada beberapa produk yang di peruntukkan kalangan menengah ke bawah.

Semoga saja rencana Shelly kali ini berhasil. Dan mereka bisa mencapai omset penjualan sesuai target.

.

.

Irene memarkirkan skuter matik berwarna pink itu di depan laundry. Mentari hari ini terasa semakin terik saja. Irene bahkan sampai berlari kecil ke dalam laundry untuk segera membasahi tenggorokannya dengan air dingin.

Gluk Gluk Gluk

Bunyi air yang melewati tenggorokan Irene terdengar jelas. Irene menenggak air dingin itu dari botolnya langsung di depan kulkas.

"Ah ... Segar rasanya." Ucap Irene setelah menghabiskan setengah botol air minum itu.

"Bagi dong Ren." Tari merebut botol air minum itu dari tangan Irene. Dan segera meneguk sisa air minum itu hingga habis tak bersisa.

"Ah ... Segarnya." Ucap Tari pula.

"Lebih segar lagi pas ketemu Axelle tadi." Tambahnya.

"Laki-laki tidak punya etika seperti itu untuk apa diidolakan. Mending manajernya. Udah ganteng, baik, sopan lagi. Berwibawa." Celetuk Irene. Membuat bibir Tari monyong ke depan.

"Kamu belum kenal Axelle sih, makanya kamu ngomong seperti itu. Lagian kamu tadi kenapa juga pake minta ganti rugi segala dari Axelle."

"Ssst ..." Irene menempelkan jari telunjuk di bibirnya, "Memangnya kamu mau dipecat? Kalau Mami Marta dengar gimana? Bisa tamat riwayat kita." Kini Irene mempraktekkan gaga menggorok lehernya sendiri.

"Makanya, jangan suka ngomong sembarangan tentang Axelle. Aku akan selalu berada di garis depan untuk membela Axelle, jika sekali lagi kamu ngomong seperti itu." Dengan bangganya Tari membela Axelle. Aktor idolanya yang katanya super cool itu.

"Axelle apa? Ada apa dengan Axelle?" Pertanyaan Mami Marta mengagetkan Irene dan Tari.

Si Maleficent itu tiba-tiba saja sudah berdiri tak jauh dari tempat mereka berdiri. Dengan raut wajah yang sulit diartikan, Mami Marta menghampiri keduanya yang tampak menelan saliva berkali-kali.

"Saya dengar kalian bicara tentang Axelle. Dan ganti rugi? Ganti rugi untuk apa?" Tanya Mami Marta.

"Bukan soal apa-apa Mami. Mami mungkin salah dengar. Tadi, di Olive Galery, kami melihat Axelle." Jawab Tari mencoba menutupi kesalahan mereka.

"Kalian melihat Axelle di Olive Galery? Benarkah?" Raut wajah Mami Marta berubah drastis begitu mendengar tentang Axelle.

Huh, dasar. Tante-tante ganjen.

Irene dan Tari hanya bisa mengumpat dalam hatinya masing-masing.

"Iya, Mami. Axelle kan salah satu pelanggan Olive Galery. Jadi, Axelle sering datang ke sana."

"Oh ya? Kalau begitu, biar saya saja yang mengantar orderan ke sana."

"Benar nih Mam?" Celetuk Irene

"Tentu saja."

"Baguslah." Irene terlihat lega. Tapi tidak dengan Tari. Jika Mami Marta yang mengantar orderan ke sana, berarti kesempatannya untuk bertemu Axelle sirna sudah.

"Oh ya, Ren. Besok kamu ke Hotel Paradise."

"Untuk apa ke hotel Mami?"

"Pelanggan meminta pakaiannya diantar ke sana. Jangan lupa ya?" Kemudian Mami Marta pun kembali melenggang masuk ke ruangan pribadinya.

.

.

Malam hari di sebuah hunian mewah.

Angin malam yang sejuk terasa menerpa kulit wajahnya. Axelle berdiri di balkon kamarnya sambil memandangi langit malam yang bertaburan ribuan bintang.

Sejuknya udara malam itu seolah membawa kedamaian dalam hatinya. Sekelebat bayangan masa kecilnya tiba-tiba melintas di benaknya. Bayangan seorang gadis kecil yang sedang tersenyum sambil menghitung bintang, membuat senyum tipis terbit di wajahnya.

Semakin lama memandangi langit malam itu, Axelle pun semakin tenggelam dalam lamunannya. Hingga ponselnya yang berdering dan menampilkan nama Clarissa pun tak terdengar olehnya. Beberapa kali panggilan itu berakhir dalam panggilan tak terjawab.

Sampai tiba-tiba, aroma kopi yang menyeruak memasuki indera penciumannya pun menyadarkan Axelle dari lamunannya.

"Ada yang aneh dengan langit malam ini?" Tanya Zaky. Yang tiba-tiba telah berdiri di samping Axelle sambil menyodorkan secangkir kopi yang masih mengepul itu ke tangan Axelle.

Atensi Axelle teralihkan. Diraihnya secangkir kopi yang disodorkan Zaky. Lalu memutar tubuhnya dan bersandar di balkon. Pelan ia mulai menyesap kopi itu. Aroma lembut kopi itu membawa ketenangan baginya.

"Jumpa pers besok jangan sampai kamu datang terlambat." Ucap Zaky kemudian.

"Dimana kali ini?"

"Hotel Paradise. Hanya tempat itu yang kosong di akhir pekan. Dari pihak MB juga meminta konferensi persnya diadakan di tempat itu. Aku sudah menyiapkan satu kamar untuk kamu beristirahat."

"Baiklah."

"Kamu serius menerima tawaran ini?"

Axelle menganggukkan kepalanya. Meyakinkan Zaky bahwa dia benar-benar menerima tawaran dari Mega Bintang, sebuah rumah produksi ternama di negeri ini. Untuk menjadi pemeran utama dalam salah satu film layar lebar yang tengah digarap oleh rumah produksi itu.

"Syuting dijadwalkan minggu depan. Siapkan dirimu. Jangan tidur larut malam lagi. Jaga kesehatanmu baik-baik. Ini film action, jadi membutuhkan stamina yang lebih."

Axelle pun kembali menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah, sekarang kamu istirahat. Aku harus pulang. Aku sudah meminta Boni mengisi kulkasmu dengan makanan sehat. Jangan sampai aku melihatmu jajan sembarangan lagi. Kalau sampai kamu sakit, aku tidak akan bertanggung jawab."

Axelle tersenyum tipis, "Thanks kakakku."

Zaky pun beranjak pergi meninggalkan Axelle di balkon kamarnya.

Satu kebiasaan Axelle yang sulit dirubah, yaitu suka jajan sembarangan. Biar dikata ia aktor terkenal, tapi ia masih sering jajan di pinggir jalan. Menurutnya, jajanan di pinggir jalan itu rasanya berbeda. Lebih nikmat dibanding makanan mahal dari resto berbintang. Axelle tidak bisa menahan keinginannya jika menyangkut jajanan pinggir jalan.

Dan Zaky adalah satu-satunya orang yang selalu memperhatikan apapun yang dilakukannya. Termasuk urusan perut. Karena Zaky bukan hanya sekedar manajer. Tapi Zaky sudah seperti kakak baginya.

Axelle pun kembali masuk ke kamarnya. Diletakkannya cangkir kopi itu di meja kecil, lalu diraihnya ponselnya yang kembali berdering dan menampilkan nama Clarissa.

Axelle menghembuskan napas panjang. Diletakkannya kembali ponsel yang masih berdering itu dan mengabaikan panggilan masuk dari Clarissa. Axelle lebih memilih naik merebahkan diri di tempat tidurnya ketimbang menjawab panggilan masuk dari Clarissa. Saat panggilan itu berakhir, beberapa pesan teks mengikuti. Pengirimnya dari orang yang sama.

**TBC

...TERIMA KASIH UNTUK LIKE, KOMEN, DAN VOTENYA. JEJAK YANG KALIAN TINGGALKAN ADALAH MOOD BOOSTER BUAT AUTHOR KAWE INI😀**...

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!