Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Main Pacar Pacaran
"Inikan kakak udah pulang, masak nangis sih" Qian membelai kepala sang adik.
Nana melepaskan pelukan itu.
Slurppp
Nana menghirup ingusnya yang hampir saja menetes itu.
"Ih anak gadis papi kok jorok sih" ucap papi Rifqi.
"Biarin" ketus Nana sambil mengusap air matanya.
"Kakak, gendong" pinta gadis manja itu.
"Nana, kakak baru aja pulang. Lagi pula kamu udah gede" mami Ara mengingatkan.
"Kakakk" gadis itu menunjukan pupy eyesnya pada sang kakak.
"Iya, sini kakak gendong"
Qian menjulurkan tangannya,
"Nana ngga mau digendong kaya Bryadal style" gadis itu menolak mentah mentah.
Sang kakak punya ide jahil
Ia segera meraih tubuh sang adik dan menggendongnya seperti karung.
"Kakak, turunin Nana" gadis itu meronta ronta ingin turun dari gendongan sang kakak.
"Papi pai tolongin Nana" teriak gadis itu saat langkah sang kakak mulai masuk kedalam rumah meninggalkan kedua orang tuanya yang masih berada diambang pintu sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Qian pun mrnurunkan sang adik yang sudah teriak teriak dari tadi.
"Nana nggak mau gendong gitu" Nana merapikan pakaiannya yang kusut karna ulah sang kakak.
Tapi Nana pengen digendong gini
Tanpa aba aba gadis itu melompat ketubuh sang kakak.
Untung Qian tak terhuyung walaupun sedang dalam keadaan tidak siap.
Nana segera mengalungkan tangannya keleher sang kakak karna saat ini Nana gendong depan seperti layaknya koala.
Qian geleng geleng dengan tingkah sang adik.
"Makanlah yang banyak, lihatlah tubuhmu yang kurus kering ini, seperti tidak pernah diberi uang papi saja" protes sang kakak melihat tubuh adiknya.
"Badan kayak gini tu lagi trend kak, sexy namanya"
Qian berjalan menaiki tangga sambil mengobrol dengan sang adik.
"Ya kalau tubuhmu kurus kering seperti ini mana ada laki laki yang mau mendekatimu"
"Eh kakak meremehkan seorang Arqiana Yulandres. Biar tubuh kering kayak ginu yang ngantri banyak. Gini gini aku montok dan semok" pamernya pada sang kakak.
"Cih, montok tapi minta gendong kakaknya, nggak malu emang dilihat pelayan?" Cibir Qian.
"Enggak, kan kamu kakakku" ucap Nana menyenderkan dagunya dipundak sang kakak.
..
"Lihat tu anak perempuanmu pi" mami Ara menyenggol sang suami.
"Itu juga anakmu mi"
"Gara gara sering kamu manja jadi gitu tuh, udah gede masih minta gendong kakaknya"
"Ya nggak papa mi, daripada minta gendong pacarnya, nanti mami malah bingung kalo anak perawannya udah main pacar pacaran" papi Rifqi membela sang anak.
"Bela aja terus" kesal mami Ara meninggalkan papi Rifqi sendirian.
Memang benar, papi Rifqi dan mami Ara melarang sang putri untuk pacaran. Apalagi diumurnya yang masih 16 tahun.
..
Qian merebahkan sang adik diranjang milik Nana.
"Kakak, temenin Nana tidur" rengeknya lagi.
Mau tidak mau Qian ikut merebahkan dirinya disamping sang adik.
Nana memeluk kakaknya, sedangkan Qian mengusap dan sesekali mencium puncak kepala sang adik.
"Kakak kapan mulai kerja di perusahaan papa?" Tanya gadis itu yang sedikit tau sebab kakaknya pulang cepat.
"Mungkin mulai minggu depan" jawab Qian yang membuat Nana mengangguk.
Setelah adiknya tertidur, Qian kembali ke kamarnya.
Ia menatap kamar yang telah ditinggalkannya selama 4 tahun ini.
Bibirnya tersungging senyum tipis saat tak melihat perubahan tata letak maupun design kamarnya.
Ia segera merebahkan dirinya dikasur kamar itu.
jangan Lupa like dan komen