NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5th : To Do Something

Cahaya matahari pagi ini memaksa masuk ke dalam kamar melalui celah - celah jendela. Gadis dengan tubuh semampai bak seorang model dengan rambut panjang itu menggeliat pelan untuk sekedar meregangkan otot - ototnya yang pegal.

Tok... Tok... Tok...

Gadis itu menghembuskan napasnya kasar lalu bangkit dari ranjangnya sambil mengerjapkan matanya yang masih terasa berat dan sesekali menguap.

"Nona Alya.." terdengar suara dari luar kamarnya. Dengan langkah yang gontai, Alya melangkahkan kakinya menuju pintu kamarnya lalu membukanya.

"Yah.." jawabnya dengan menampakkan wajahnya diantara celah pintu.

"Nona Alya?! Tuan Jack sudah menunggu anda di bawah" ucap wanita paruh baya yang bekerja di rumah sejak pertama kali keluarga Armstrong pindah ke Salzburg. Alya mengernyitkan dahinya bingung, lalu melirik jam yang ada di dinding kamarnya.

"Ini masih jam setengah enam pagi, untuk apa daddy menungguku pagi - pagi begini" tuturnya.

"Saya juga tidak tahu, nona. Tuan hanya meminta saya menyampaikan itu" ujar asisten rumah tangganya.

"Baiklah, kalo begitu bibi kembalilah. Aku akan segera turun" ceplosnya lalu kembali menutup pintu kamarnya.

Sebelum turun untuk menemui daddynya, Alya membersihkan wajahnya terlebih dahulu. Setelah selesai, Alya pun keluar dari kamarnya lalu menemui sang daddy. Saat Alya berada di lantai bawah, ia sama sekali tak melihat daddynya disana. Alya mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk mencari keberadaan Jack. Alya pun bergegas menghanpiri daddynya saat ia melihat Jack sedang berada di halaman belakang rumah mereka.

"Morning, daddy" sapa Alya kemudian mendudukan bokongnya di bangku tepat di samping Jack.

"Morning" jawab Jack singkat.

"Apa yang ingin daddy bicarakan pagi - pagi begini?" tanya Alya to the point dengan menyandarkan tubuhnya pada bangku tersebut.

"Apa kamu sudah tahu keinginan Audrey?!" jawab Jack yang justru balik bertanya membuat Alya menghembuskan napasnya kasar.

"Sepertinya sudah..." tukasnya lalu memejamkan matanya.

"Lalu bagaimana menurut kamu?"

"Menurutku dari segi keamanan, Audrey memang membutuhkannya. Yah, walaupun itu pasti membuatnya terganggu.." jelas Alya dengan posisi tubuh menghadap sang ayah. Selang beberapa detik, Alya menjentikkan jarinya saat terlintas sebuah ide di otak cantiknya.

"Bagaimana kalo bodyguard Audrey kita rubah penampilannya? Supaya tidak terlalu terlihat kalo mereka itu seorang bodyguard begitu.. Dan mungkin dengan begitu Audrey juga bisa sedikit lebih nyaman" saran Alya. "Seperti penyamaran begitu"

Jack tersenyum simpul saat mendengar pendapat dari putri sulungnya.

"Sepertinya itu bagus.." tandas Jack.

"Tidak ada lagi yang daddy bicarain kan?! Kalo begitu Alya ke kamar dulu" ujarnya lalu bangkit dari posisinya. Belum sempat melangkah, Jack menahan tangannya. Alya pun berbalik dan berhadapan dengan daddynya.

"Kenapa, dad?" ceplos Alya. 

"Apa lenganmu sudah sembuh?" ucap Jack dengan tatapan mengarah pada lengan kanan Alya yang tertutup piyama.

"Belum sepenuhnya, hanya sudah lebih baik" jawabnya. "Alya harus bersiap - siap ke kantor"

"Ok"

🔫🔫🔫

Saat sedang memantau e-mail perusahaannya, beberapa pesan masuk  secara bersamaan ke e-mail pribadinya. Tanpa menunggu lama, Alya membukanya dan betapa terkejut gadis itu sebuah nama yang sangat mengganggu.

BlackDiamond?

Alya mulai membuka e-mail tersebut satu persatu. Hampir semua e-mail berisikan pesan yang berisi sebuah alamat. Dan ada salah satu e-mail yang menunjukkan sebuah foto dan video.

Mommy?!

"Sialan!!!" umpatnya saat otaknya mulai paham dengan semua pesan itu.

"Ada apa? Kamu terlihat sangat marah!" seru seseorang yang berdiri tak jauh darinya.

"Daddy?!" ucap Alya dengan ekspresi terkejut yang tercetak jelas di wajahnya. "Ahh.. Tidak ada apa - apa, daddy. Itu hanya orang iseng yang mengirim e-mail  ke Alya.." bohongnya.

"Apa dia menerormu begitu?" tanya Jack.

"Ahh.. Tidak kok daddy. Sepertinya mereka hanya iseng" tukas Alya lalu menutup laptopnya. "Daddy ada perlu apa kesini?!" tanyanya. Sedangkan Jack menaikkan sebelah alisnya merasa sedikit aneh.

"Apa daddy tidak boleh berkeliling di perusahaan daddy sendiri?" Alya tertohok mendengar perkataan Jack.

"Ahh.. Bukan begitu maksudku. Aku pikir daddy datang ke ruanganku karena ada perlu denganku.." ucap Alya sambil tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal sama sekali. Alya pun bangkit dari kursi kerjanya lalu menghampiri Jack yang masih berdiri di tempatnya.

"Apa Audrey masih marah pada daddy?!" tanya Alya tepat sasaran. Terlihat air muka Jack berubah sendu.

"Maybe"

"Daddy tidak perlu khawatir, nanti Alya akan bicara pada Audrey. Daddy jangan sedih! Yang daddy lakukan padanya itu sudah sangat benar. Jadi, daddy tenang saja! Alya akan coba bicara dengannya"

Drrt... Drrt... Drrt...

Pembicaraan mereka terhenti saat terdengar dering ponsel. Alya pun merogoh saku blazernya saat merasakan getaran disana.

"Sorry, dad. Aku harus mengangkatnya.."

Alya sedikit menjauh dari jangkauan Jack, lalu menatap private number yang tertera di layar ponselnya. Alya mengernyitkan dahinya. Dengan ragu Alya pun mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo"

"..."

Tanpa sadar Alya menggertakkan giginya, saat mendengar perkataan dari seseorang di sebrang sana. Setelah itu tangannya melemah dan terjatuh sambil menggenggam ponselnya.

Melihat gelagat putrinya yang aneh, Jack pun menghampiri gadis itu dan menepuk pelan bahu Alya.

"Alya, are you okay?!" tanya sang ayah sontak membuat Alya tersentak.

"Daddy?!"

"Apa kau baik-baik saja?"

"Ya, I'm okay, dad" sergahnya dengan senyuman lebar mengembang di bibirnya.

🔫🔫🔫

"Aku akan memberimu apa yang seharusnya kau dapatkan Alya Armstrong!" ujar seseorang pada dirinya sendiri.

"Beritahu aku! Jika wanita itu sudah datang. Aku sendiri yang akan menyambut kedatangannya" titahnya pada anak buahnya dengan smirk yang tercetak di bibirnya.

"Tapi nona! Nona belum sembuh. Sebaiknya nona istirahat saja. Tuan akan marah jika nona melakukan itu.."

"Maka dari itu jangan sampai ayah tahu tentang ini!!! Dan kalian tidak perlu khawatir! Keadaanku sudah lebih baik"

"Baik, nona"

Setelah berbincang dengan para anak buahnya, orang itu pun pergi meninggalkan ruangan itu.

🔫🔫🔫

Alya menghembuskan napasnya pelan saat pekerjaannya sudah selesai. Alya memutar kursi menghadap jendela di belakangnya yang sudah menampakkan langit menghitam dengan bintang - bintang bertaburan. Alya melirik jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Alya pun meregangkan otot - ototnya yang pegal. Alya beranjak dari tempatnya dengan salah satu tangan memegang tasnya dan pergi dari ruang kerjanya.

Saat di dalam lift, Alya merasakan getaran dari dalam tasnya. Dengan cepat Alya merogoh tasnya dan melihat layar ponselnya. Ada sebuah pesan masuk.

From: +434485***

Aku akan menunggu kedatangan mu, Alya! Atau keluarga mu yang akan dalam bahaya! Keputusan ada di tangan mu!!!

Tanpa sadar Alya meremas ponselnya hingga buku - buku jarinya memutih. Alya menggeram kesal lalu melangkahkan kakinya bersamaan dengan pintu lift yang terbuka.

Tak membuang waktu lagi, Alya bergegas menaiki mobilnya dan meninggalkan parkiran. Alya membelah jalanan kota dengan kecepatan sedang. Tiba - tiba ponselnya kembali berdering menandakan sebuah pesan masuk. Alya membuka pesan tersebut, dan menampilkan lokasi yang dikirimkan oleh seseorang yang sejak tadi mengancam. Alya menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berwarna merah. Namun, pandangan Alya tertuju pada sebuah mobil yang berada tepat di belakangnya.

"Sepertinya daddy curiga padaku.." serunya lalu berbelok ke kiri saat lampu lalu lintas berubah hijau. Alya pun menginjak pedal gas cukup dalam dan mempercepat laju mobilnya. Kemudian, sesampainya di sebuah kompleks pertokoan. Alya belok ke kanan lalu masuk ke dalam gang yang ada di sebelah kiri. Alya mematikan mobilnya lalu melihat ke arah jalan besar untuk mengawasi pergerakan mobil yang sejak tadi mengikutinya. Setelah memastikan mobil itu tak berbelok ke tempat persembunyiannya, Alya kembali menyalakan mobilnya dan meninggalkan tempat persembunyian melewati jalan yang lain. Alya bisa bernapas lega bisa lolos dari mobil itu. Dirinya sangat yakin jika mereka adalah orang suruhan sang daddy.

Setelah sepuluh menit perjalanan, tibalah Alya di pekarangan yang cukup luas di penuhi rerumputan hijau dengan sebuah gedung yang terlihat cukup tua berdiri kokoh disana. Alya pun turun dari mobilnya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung itu. Namun, baru selangkah kakinya menginjak lantai gedung itu semua lampu mati. Sontak membuat Alya merogoh ponselnya untuk menyalakan senter. Tetapi, pergerakannya berhenti saat sebuah lampu menyala dan hanya menerangi seseorang berpakaian serba hitam yang saat ini berdiri di hadapannya. Alya mencoba memfokuskan pandangannya untuk melihat wajah orang itu, tetapi gagal. Cahaya disana sangat minim sehingga tak memungkinkan Alya bisa melihatnya dengan jelas.

"Welcome to my second house, Ms. Alya Armstrong!" sapanya sembari membuka kedua tangannya cukup lebar. Alya hanya menatapnya dengan alis yang menukik.

"Apa yang kau inginkan? Dan siapa kamu?" tukas Alya bingung namun tetap terlihat santai.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku! Cukup lakukan saja apa yang ku perintahkan maka keluargamu akan aman" tegas orang itu.

Suara ini? Aku seperti tidak asing dengan suara ini?

Alya berusaha mengingat - ingat suara ini. Hingga sebuah kilasan kejadian terlintas di benaknya.

Turunkan pistolmu! Atau aku akan menembus jantungmu dengan peluruku

Pengecut seperti dia kalian anggap jagoan. Bahkan dengan pistolku saja dia sudah takut. Apanya yang jagoan? Apa jagoan takut dengan pistol? Hah?

Suara itu? Apa dia orang yang sama dengan orang yang meyerangku saat itu?

"Ck... I got you!" Alya berdecak sambil tersenyum licik.

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!