Gara-gara sahabat baiknya hamil menjelang kenaikan kelas 12, impian Alea untuk mengukir kisah kasih di sekolah dengan Dion, kakak kelasnya, harus buyar sebelum terwujud.
Dengan ancaman home schooling dan dilarang melanjutkan kuliah, Alea harus menerima keputusan ketiga kakak laki-lakinya yang mengharuskan Alea menikah dengan Yudha, sahabat Benni kakak keduanya.
Pernikahan tanpa cinta itu membuat hidup Alea kacau saat tidak satu pun dari kakaknya yang mau percaya kalau Yudha memiliki rahasia kelam sebelum menikahi Alea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Yudha
Yudha menghentikan mobilnya di salah satu kedai kopi yang letaknya tidak jauh dari sekolah Alea dan begitu masuk, pria yang akan ditemuinya pagi ini sudah menunggu.
“Apa kabarnya pagi ini pengantin baru ? Kenapa muka elo kusut begitu ? Gimana adik gue ?”
Yudha menarik kursi dan duduk di hadapan Benni lalu memesan minuman.
“Alea masih aman dan utuh, belum tersentuh karena dia tidur di kamarnya sendiri.”
“Jadi elo serius soal kamar terpisah dengan Alea ? Lalu buat apa elo nikah ?” tanya Benni dengan alis bertaut.
”Gue masih lelaki normal, Bro tapi nggak tega memaksa Alea apalagi baru sepuluh hari yang lalu Alea punya KTP. Gue akan menunggu sampai dia benar-benar cinta lagipula alasan gue nikah bukan demi malam pertama tapi nggak rela kalau Alea dimiliki cowok lain.”
Benni tertawa pelan sambil mengangguk-anggukan kepalanya lalu menyeruput kopi yang masih mengepul.
“Habis ini jadi ketemu Kemal ?”
“Hhmmm, gue janjian jam 9 di kantornya.”
“Kenapa ?” Yudha menautkan alis mendengar pertanyaan Benni.
“Di muka elo jelas terbaca ada beban yang mengganggu pikiran elo ? Soal mama atau Karina ?”
Yudha menghela nafas, menyeruput kopinya yang baru saja diantar dan meletakkannya kembali di atas meja.
“Firasat gue mengatakan Kemal akan melibatkan Karina dalam pertemuan pagi ini.”
“Selama elo nggak punya rasa sama dia, hadapi saja dan jangan jadi beban. Apa Alea sudah tahu soal Karina ?”
“Gue belum cerita, tapi Alea sudah tahu kalau gue pernah punya pacar yang namanya Karina.”
“Jangan buat Alea mengetahui siapa Karina dari orang lain apalagi ada kemungkinan dia merebut elo dari Alea dengan caranya.”
“Gue akan cari waktu yang tepat.”
“Alea suka es krim tapi hanya rasa cokelat dan strawberry, jangan pernah kasih dia rasa vanilla. Kasih Alea es krim kalau suasana hatinya sedang benar-benar buruk.”
“Thanks infonya, Ben.”
“Sama-sama adik ipar,” ledek Benni.
***
“Yudha !”
Yudha menghela nafas. Ia baru saja selesai bicara dengan resepsionis soal janji temu dengan Kemal pagi ini.
“Ada janji sama Kak Kemal ? Lama di Jakarta ?”
“Iya aku ada janji soal kerjaan. Aku naik dulu.”
Yudha tidak bisa menolak saat Karina berjalan di sampingnya. Gedung ini milik keluarganya dan Kemal adalah kakak kandungnya jadi tidak mungkin menyuruh Karina pergi tapi rasanya tidak nyaman hanya berdua di dalam lift.
“Berapa lama di Jakarta ?” Karina mengulang pertanyaan yang belum terjawab.
“Belum tahu.”
“Tinggal di rumah Benni selama di sini ?”
“Aku sudah menikah,” Yudha memperlihatkan jari manisnya.
“Ooohh selamat.” Karina mengulurkan tangan untuk memberi selamat tapi Yudha mengabaikannya.
“Terima kasih.”
“Kapan-kapan aku ingin berkenalan dengan istrimu.”
Yudha tidak menjawab, pintu lift terbuka di lantai 5, tempat tujuan Karina sementara Yudha masih lanjut ke lantai 7.
“Senang bisa berbincang denganmu lagi, Yudha.”
Yudha hanya mengangguk namun enggan membalas tatapan Karina yang masih berdiri di depan sampai pintu tertutup.
Begitu sampai di lantai 7, Jaka, asisten Kemal sudah menunggu Yudha di depan meja resepsionis yang ada persis di depan lift.
“Silakan Pak Yudha.”
Yudha mengangguk dan mengikuti Jaka yang berjalan mendahuluinya.
Kantor Kemal terbilang mewah. Yudha sudah beberapa kali datang ke tempat ini untuk membereskan masalah yang berkaitan dengan IT.
Sesudah mengetuk, Jaka membuka pintu ruangan Kemal dan mempersilakan Yudha masuk sedangkan Jaka tetap berada di luar.
“Apa kabar, Yudha ?”
“Baik.”
Keduanya saling berjabatan tangan lalu Kemal mempersilakan tamunya duduk di sofa.
“Pasti kamu kemari mau membahas soal masalah di kantor David. Aku sudah ingatkan dia supaya lebih tegas menangani anak buahnya.”
“Bukan itu topik utamanya, Pak Kemal, tapi saya ingin membahas soal kontrak kerjasama kita.”
“Maaf karena David sudah merepotkanmu. Tagihkan saja biaya tambahan yang diperlukan, langsung cc ke emailku atau Jaka untuk approval.”
“Terima kasih atas pengertiannya tapi maksud kedatangan saya hari ini ingin menyampaikan kalau perusahaan kami tidak bisa memperpanjang kerjasama yang akan berakhir 13 bulan lagi.”
“Kenapa ?” Kemal nampak terkejut, dahinya sampai berkerut.
“Perusahaan kami belum siap menangani promosi klien sebesar perusahaan Pak Kemal jadi sesuai kesepakatan tim, kami tidak akan memperpanjang kontrak kerjasama. Sengaja saya beritahu dari sekarang supaya Pak Kemal masih punya waktu untuk mencari penggantinya.”
“Jangan terlalu merendah, Yudha. Program yang kalian buat sangat bagus, terbukti dari angka penjualan yang semakin meningkat. Ide-ide kalian sangat brilian.”
“Mungkin hanya kebetulan.”
“Aku sudah tahu masalahny ada pada David jadi aku sudah memutuskan untuk menempatkan Karina sebagai penanggungjawab marketing sekaligus penghubung kalian dengan perusahaan.”
Yudha tertawa pelan, dugaan Benni terbukti benar, tujuan akhir kerjasama ini adalah Karina.
“Aku sudah minta Karin untuk bersikap profesional dan tidak mengaitkan urusan pribadi kalian di masa lalu. Aku yakin Karin mampu menjalin komunikasi yang lebih baik dengan perusahaan kalian.”
“Maaf Pak Kemal, hubungan saya dengan adik anda berakhir tidak baik di masa lalu dan saya bukan model orang yang mudah melupakan kejadian buruk dalam hidup saya jadi tidak mungkin kami bisa bekerjasama secara profesional.”
Kemal menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
“Sebagai pria yang punya adik perempuan, kamu pasti mengerti bagaimana posisi dan perasaanku. Baru kali ini aku melihat adikku begitu menyesali keputusannya dan memohon agar aku bisa membantu untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu. Karin sangat mencintaimu Yudha. Dia sanggup melepaskan semua egonya demi bisa bersamamu.”
“Terima kasih atas perasaan Karina yang tulus tapi sulit bagi saya untuk melupakan rasa sakit yang terbentuk sejak 2 tahun yang lalu, lagipula saya sudahmenikah.”
Kemal nampak terkejut saat Yudha memperlihatkan cincin yang tersemat di jari manisnya.
“Dia adalah wanita yang sudah lama saya cinta bahkan sebelum saya bersama Karina, jadi Pak Kemal pasti paham bagaimana bahagianya saya.
Maaf, bukan maksud mengecewakan niat baik Pak Kemal tapi bagi saya, Karina hanyalah masa lalu yang membuat saya belajar tentang cinta dan bersyukur karena keputusan Karin membuat saya bisa memiliki wanita yang saya cintai.”
Suasana sempat hening beberapa saat. Kemal kelihatan kecewa sekaligus sedih karena niat membahagiakan adik semata wayangnya gagal.
“Kembali soal pekerjaan, tolong terima permintaan saya untuk tidak memperpanjang kontrak kerjasama kita atau kalau memang Pak Kemal ingin memutuskan sekarang juga, saya tidak masalah.”
“Tidak perlu diputus sekarang. Aku seorang pengusaha profesional jadi lanjutkan saja sesuai perjanjian. Masalah akan diperpanjang atau tidak, kita akan membahasnya lagi 3 bulan sebelum kontrak berakhir. Masalah Karina yang akan menggantikan David akan aku pertimbangkan kembali.”
“Terima kasih atas pengertian Pak Kemal.”
Yudha tersenyum dengan wajah lega karena sudah bisa menyampaikan isi hatinya terutama masalah Karina.
Keduanya tidak sadar kalau dari celah pintu yang terbuka, Karina mendengar semuanya. Kedua tangannya terkepal menahan emosi karena Kemal tidak bisa berbuat apa-apa atas keputusan Yudha.
lanjut..lanjut