NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diatur Oleh Mama

Keesokan harinya, Sekar nampak sudah bersiap untuk pergi kuliah. Ia ada kuliah jam 9 pagi dan jam 8 dia sudah siap untuk pergi. Namun, saat ia sedang bersiap, tiba-tiba mamanya Sekar berada di daun pintu kamar Sekar. Melipat kedua tangannya sembari memperhatikan Sekar dengan tatapan sinis.

"Mau ke mana kamu? Rapi banget kaya gitu? Bajumu apa nggak kebagusan buat kuliah?!" hardik Linda kepada putrinya.

"Ini baju yang biasa aku pake kok, Ma. Emang berlebihan ya?" tanya Sekar sembari kembali melihat ke pakaian yang sudah ia kenakan.

"Kamu mau kuliah apa mau memikat pria?! Ganti bajunya! Mama nggak suka lihatnya! Nanti kalau banyak yang suka sama kamu terus berakhir kamu mikirin pacaran dari pada kuliah! Ganti bajunya sekarang!" ujar mamanya Sekar.

"Tapi, Ma ...."

"Apa? Berani ngelawan kamu? Kalau bukan karena dosenmu datang kemari aja mama nggak bakal ngebolehin kamu kuliah! Ganti baju sekarang atau kamu nggak usah berangkat!" hardik Linda.

Sekar pun hanya bisa menghela nafas panjang saja melihat tingkah mamanya. Padahal ia hanya mengenakan blouse yang pernah dibelikan oleh Pak Faisal. Sekar sudah menduganya, mamanya tahu jika pakaian yang dipakai Sekar adalah barang yang cukup mahal.

Alhasil, Sekar mengganti pakaiannya dengan ham polos berwarna biru muda, dengan celana jeans cutbray yang membuat Sekar terlihat tinggi.

Sekar keluar dari kamarnya dan melihat mamanya sedang duduk di meja makan sembari memainkan laptopnya. Pasti ia masih mempertahankan pekerjaan haramnya itu.

"Sekar berangkat dulu, Ma." Sekar berniat untuk mencium tangan mamanya sebelum berangkat kuliah.

Linda hanya menyodorkan tangannya saja tanpa melihat ke arah Sekar sembari berucap, "Hmm. Pulang jam berapa nanti?"

"Selesai kuliah jam 3, Ma." Sekar memegang totebagnya erat-erat, takut ia salah jawab.

"Jam 4 harus dah sampe rumah. Kalau mama tahu kamu sampai rumah lebih dari jam 4, besok kamu nggak usah kuliah lagi. Syukur-syukur keluar aja dari kampus!" bentak Mama.

Sekar yang mendengar hal itu langsung mengernyitkan keningnya. Padahal ia ingin me time di luar sebentar setelah 2 hari ia terkurung di dalam rumah.

"I–iya, Ma. Nanti Sekar kabarin kalau misal pulang terlambat," jawab Sekar.

"Nggak ada pulang telat! Pokoknya jam 4 dah dirumah!" pinta mamanya Sekar lagi.

Sekar hanya bisa menghela nafas panjang dan pergi meninggalkan rumah dengan perasaan campur aduk.

Semenjak papa pergi dari rumah itu, mamanya sama sekali tidak pernah berusaha untuk berbaikan. Bahkan terlihat sangat santai dengan kerjaan haramnya itu.

Saat ke luar rumah, Sekar nampak bahagia sekali dan berusaha untuk menghilangkan penat di pikirannya. Ia berjalan kaki menuju kampus dan sengaja lebih awal sampai di sana.

Sebenarnya, ia lebih tidak sabar ingin bertemu dengan dosennya, yang sedari tadi sudah mengingatkan Sekar untuk berangkat karena ada mata kuliah yang diajar beliau jam 1 siang nanti.

Sekar mampir ke kantin dulu untuk membeli roti agar bisa ia makan di kelas nanti. Saat ia sedang membeli roti, tiba-tiba ia mendengar pembicaraan teman satu kelasnya yang sedang ada di kantin.

"Lo tau nggak? Hubungan Pak Faisal sama istrinya lagi bener-bener rumit loh! Katanya Pak Faisal jarang banget pulang dan sekali pulang, pasti selalu larut malam," ujar salah satu dari mereka.

Sekar mendengarkan gosip itu sembari menunggu dibikinkan minuman hangat.

"Serius?! Bisa-bisa Pak Faisal direbutin cewek satu kampus dong! Si Siska aja kayak udah siap gitu buat dapetin Pak Faisal!" jawab satu temannya lagi.

"Ya gimana dia nggak pasang badan duluan, orang Pak Faisal meski udah hampir 40 tahun tapi wajahnya awet muda banget, udah gitu tajir melintir! Mahasiswi mana yang nggak tertarik sama dosen begitu! Apalagi sekarang suka nggak mandang umur."

"Siska juga effort banget tau, dari kemarin dia ngirimin bunga terus buat Pak Faisal! Katanya dia juga sering chatan sama Pak Faisal loh!"

Sekar yang mendengar hal itu langsung kesal dan ingn sekali marah kepada Pak Faisal. Jantungnya terasa panas dan dadanya sesak mendengar hal seperti itu. Padahal Sekar lebih dekat dengan Pak Faisal ketimbang Siska.

Setelah mengambil pesanannya, Sekar langsung pergi dari kantin dan menuju ke gazebo dekat gedung ia akan kuliah nanti. Ia memakan rotinya dan meminum susu cokelat dari kantin. Masih ada waktu 30 menit untuk dia makan.

Sepanjang makan roti, ia terus memikirkan soal perkataan kedua temannya tadi. Ia merasa kesal mendengar hal itu. Di tengah saat ia sedang makan, tiba-tiba ia ditelpon oleh dosen yang sedari tadi jadi bahan omongan banyak orang.

["Sekar, kamu udah di kampus kan? Lagi di mana?"] tanya pria itu saat Sekar mengangkat teleponnya.

"Iya, Mas. Aku udah di kampus kok. Lagi sarapan di gazebo," jawab Sekar.

["Oh, itu ya? Saya bisa lihat kamu dari sini loh!"] ujar pria itu.

"Hah? Di mana, Mas?" Sekar langsung celingukan mencari di mana pria itu.

["Di atas, Sayang. Bukan di bawah."]

Sekar langsung mendongakkan kepalanya dan melihat ada Faisal yang sedang bersandar di jendela kantor dosen.

"Ih! Jangan di situ mas! Nanti jatuh! Terus kalau ketahuan kamu lagi lihatin aku gimana?" Sekar langsung panik.

["Mereka nggak bakal ngeh kalau saya di sini. Ruang dosen juga sepi karena lagi pada ngajar. Kamu makan apa?"] tanya pria itu.

"Makan roti, Mas."

["Astaga, Sekar. Makan nasi dong! Nanti makan sama saya pokoknya!"]

"Ta–tapi, saya harus sampai di rumah jam 4 sore." Sekar nampak sedih.

["Nggak masalah! Kamu aman, selama bersama saya,"] ujar Pak Faisal.

Sekar melihat ke arah Pak Faisal dan tersenyum mendengar hal itu. Pria itu juga nampak mengacungkan jempolnya dan balik senyum, meskipun masih nampak dingin saat tersenyum.

Mereka pun mengusaikan panggilan dan Sekar buru-buru menghabiskan rotinya, lalu naik untuk mengikuti kelas.

Waktu berlalu cukup cepat, karena memang Sekar suka belajar dan nilainya selalu bagus. Tidak sedikit anak di kelas Sekar yang jadi menyukai dan mendekati Sekar karena minta diajarkan soal yang tidak dimengerti. Ada juga yang mulai bertanya kenapa Sekar tidak berangkat selama 2 hari kemarin.

Hingga tibalah waktu di mana Pak Faisal akan masuk ke dalam kelasnya. Jantung Sekar berdegup dengan kencang saat menunggu pria itu masuk kelas. Terlebih Sekar duduk di bagian paling depan.

Di satu sisi lain, Siska juga ada di kelas itu dan duduk di deretan tengah.

"Ih sumpah, nggak sabar banget ketemu Pak Faisal! Aku deg-degan!" ujar wanita itu yang tengah berkoar-koar soal perasaan tak terbalaskannya itu.

Sekar hanya diam saja sembari menanti kedatangan pria itu. Namun, sebelum Pak Faisal masuk ke kelas, Sekar justru dihampiri oleh Siska dan ia menggebrak bangkunya dengan keras hingga membuat Sekar terkejut.

BRAK!

"Kemana aja lo kemarin? Kirain mau kabur! Hahaha."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!