Season dua nya dari " ISTRI CANTIK TUAN MUDA KEJAM "
Namaku Alisya Aura Kharisma, kehidupan ku sangat penuh dengan kasih sayang, aku terlahir dari keluarga serba ada, tapi satu hal yang tidak aku miliki adalah cinta.
Cinta ku jatuh pada seorang pria tampan, CEO kejam yang kini tengah di jodohkan dengan ku, senang? tentu saja aku senang mana ada terpaksa-terpaksa nya apalagi yang di jodohkan dengan ku itu adalah cinta masa monyet ku.
Albiansya Ammar Raid itulah nama pria yang di jodohkan dengan ku, sikap nya acuh dan dingin, tapi hal itu sama sekali tidak membuat keinginan ku buyar, aku mencintai nya dan aku yakin cintaku akan terbalaskan.
"Jangan pernah mengharapkan balasan cinta dariku, karna sampai kapan pun cinta itu tidak akan pernah ada." kata-kata itu sering aku dengar.
"Kakak..!! jangan panggil aku Lisa Aura Kharisma kalau aku tidak bisa mendapatkan cintamu." ucapku tegas dengan wajah percaya diri.
Jangan lupa like coment and Vote !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Lisa.
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Lisa menjalani harinya sebagai ibu hamil, hari ini dia akan melakukan senam kehamilan di luar bersama para ibu hamil lain nya, namun saat melihat jam Lisa kembali menghela nafasnya, karna Bian yang masih belum datang.
"Nona, latihan nya akan segera di mulai." ucap si pelatih senam.
Lisa melihat ke arah pelatih berkelamin dua itu dengan wajah kesalnya. "Tunggu sebentar lagi, suamiku masih di jalan." ucap Lisa, lalu kembali melihat ke layar ponsel nya lagi.
Lama Lisa menunggu namun yang di tunggu sampai sekarang masih juga belum datang, dan hal itu membuat Lisa kesal, mood kehamilan membuat Lisa sensitif, gampang kesal dan marah.
Tut..Tut..
Lisa menelpon Bian kembali, namun tak ada jawaban, yang membuat dia kembali kecewa karna ini adalah senam ketiga nya, dan Bian kembali tak mengikuti acara senam nya.
Jika yang pertama dan yang kedua Bian mengatakan jika dia sibuk bekerja maka lain hal nya dengan yang sekarang, Lisa merasa Bian tidak terlalu menginginkan bayi yang ada di kandungan nya.
"Tidak apa sayang, Mommy bisa membesarkan kalian tanpa Daddy kalian." batin Lisa ingin menangis.
Mood kehamilan benar-benar berpengaruh besar terhadap hal apapun, bahkan untuk hal kecil pun terkadang Lisa selalu mengeluh dan menangis.
"Aku akan pulang, jika Bian kemari katakan saja aku pulang." ucap Lisa, dia memilih pulang dengan di antar supir.
Dia akan menimbangkan ajakan rujuk dari Bian, jika Bian terus seperti ini Lisa tidak akan pernah bisa melihat kesungguhan pria itu, yang Lisa lihat hanya keterpaksaan dan Lisa juga tau jika Bian tidak mencintainya yang membuat Lisa sadar jika Bian hanya menginginkan bayi nya atau sama sekali tidak menginginkan keduanya atau lebih tepat nya kasihan.
Lisa menatap jalanan yang di padati oleh kendaraan beroda dua dan empat itu, lalu mengambil ponselnya, tangan nya mengusap ke nomer Bian lalu Lisa mengetik pesan singkat yang mewakilkan perasaan nya sekarang.
Setelah pesan itu terkirim Lisa mematikan ponselnya, lalu mengatur nafas nya pelan, dia tidak boleh terbawa emosi jauh lebih dalam lagi, apalagi dokter pernah mengatakan jika emosi berlebih bisa mengakibatkan hal fatal untuk bayi yang ada dalam kandungan Lisa, apalagi Lisa memiliki darah tinggi yang jika kambuh ketegangan nya bisa membuat dirinya tumbang.
Di tempat lain Bian yang baru selesai meeteng nampak kaget saat melihat banyak nya notif panggilan dan pesan yang di kirimkan Lisa padanya.
"Terimakasih untuk harapan palsu ini, untuk waktu dua bulan terakhir ini, kamu benar-benar lihay memainkan peran mu, aku tidak butuh belas kasihan darimu lagi, tanpamu aku bisa menjaga anak-anak ku sendiri."
Setelah membaca pesan singkat itu Bian tak membuang waktu lagi dia langsung menyuruh Asisten Giz untuk mengendarai mobilnya dan mengantarkan nya ke rumah kontrakan Lisa.
"Cepat Giz." ucap Bian yang kesekian kalinya.
"Sabarlah tuan, di luar Jalanan nya sedang macet." sahut Asisten Giz yang sedang menyupir.
Bian yang kesal hanya bisa terus menghubungi Lisa via telpon, tapi nihil nomer Lisa tidak aktif yang menandakan jika kali ini Lisa benar-benar marah pada nya.
"Sial." kesal Bian sambil membanting ponsel nya.
"Tenangkan diri anda tuan muda, jangan terbawa emosi." ucap Asisten Giz yang melihat wajah kemarahan dari majikan nya.
"Apa yang harus aku lakukan, dia tidak mau rujuk dengan ku Giz, dia marah karna aku tidak datang secara berturut-turut senam kehamilan nya." ucap Bian, lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
Memang akhir-akhir ini Bian sangat sibuk, pekerjaan nya menumpuk dan banyak pekerjaan di luar kota maupun di perusahaan nya yang harus dia kerjakan.
Bian tidak melupakan jadwal senam Lisa, tapi waktu senam selalu bersamaan dengan waktu padat pekerjaan nya, dia tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya karna dia harus bertanggung jawab untuk ribuan pegawai nya, dan untuk Lisa sendiri Bian akan selalu minta maaf karna tidak bisa menemani Lisa senam kehamilan.
Tapi kali ini berbeda sepertinya Lisa marah terlihat dari pesan yang di kirimkan nya yang secara tidak langsung meminta untuk benar-benar berpisah, padahal dalam Islam kehamilan sebelum masa indah selesai itu bisa membuat perceraian batal, dan Bian ingin memperbaiki semuanya kembali, dia sudah sadar setelah melihat banyak nya perjuangan Lisa untuk memenangkan hati nya, dan kini Bian tau perasaan seperti apa yang dia miliki untuk Lisa.
Mobil berhenti di kontrakan Lisa, Bian langsung masuk ke rumah Lisa tanpa mengetuk pintu lebih dulu karna pintu Lisa sudah terbuka.
"Mau ngapain kesini lagi? bukan kah kamu sibuk? dan ngak ada waktu buat hal yang tidak penting ini." ucap Lisa menunjuk perut nya.
Bian kaget mendengar ucapan Lisa yang terdengar berani itu, membuat dia replek memengang kedua tangan Lisa.
"Aku minta maaf Lisa, aku benar-benar sibuk tadi, aku mohon jangan begini, jangan marah padaku dan menjauhiku." ucap Bian dengan nada melemah.
Sebelumnya Asisten Giz telah memberikan nasihat singkat padanya, dan Bian melakukan isi dari nasihat itu.
"Pelan kan suara anda saat berbicara tuan, ibu hamil sangat sensitif, sedikit saja anda melakukan kesalahan maka hal itu akan berakibat fatal pada kehidupan anda ke depan nya, menurut pengalaman saya apa yang di lakukan nona Lisa hanya ingin mendapatkan perhatian lebih dari anda, nona hanya ingin di anggap spesial oleh anda tuan."
Mendengar ucapan Bian yang melemah membuat Lisa sedikit tenang, dia menghela nafasnya pelan lalu duduk. "Aku sedang kesal kak, kenapa kakak lebih mementingkan pekerjaan kakak?, apa karna anak-anak yang ada di kandungan ku tidak pernah kakak harapkan kedatangan nya? jawab kak." kata Lisa ingin menangis.
Bian menggelengkan kepalanya, "Jangan katakan itu, aku menyayangi kalian tapi perusahaan sedang membutuhkan ku, banyak para pekerja yang menggantungkan kehidupan nya dengan perusahaan, dan aku sebagai CEO harus bisa memberikan mereka yang terbaik." ucap Bian bijak, di balik sisi kejam nya Bian selalu teringat akan pesan papa nya yang harus memberikan kehidupan layak pada pekerja nya.
"Maafkan aku, aku tau aku salah.. tapi aku mohon Lisa, aku tidak mau karna ini masalah ini kamu menjauhkan ku dari anak-anak kita, aku mohon pertimbangkan kembali ajakan ku, aku akan berubah untuk kalian, aku mohon." sambung Bian bersungguh-sungguh.
Lisa menatap Bian dengan pandangan tak terbaca, lalu dia berdiri. "Aku masih butuh waktu kak, tolong tinggalkan aku sendiri, aku butuh waktu untuk mengobati hati yang kecewa terus menerus ini." kata Lisa.
"Aku akan menunggu sampai kamu mau kembali ke pelukan ku, aku akan menunggu mu Alisya Aura Kharisma, istriku." tegas Bian lagi.
"Jangan katakan itu jika kakak masih belum tau arti cinta pada seorang istri." seru Lisa tanpa melihat ke arah Bian, dan memilih menatap ke sembarangan arah.
"Aku sudah mencintaimu, aku sadar setelah kepergian mu hidup ku terasa hampa dan banyak yang kurang, dan aku tau yang kurang dari kehidupan ku adalah kamu dan anak-anak kita." ucap Bian lagi dengan wajah yang memperlihatkan kesungguhan nya.
Lisa hanya diam, lalu masuk kedalam kamar nya tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Bian yang melihat Lisa masuk ke dalam kamar hanya bisa menatap dengan pandangan sedih nya, baru kali ini dia merasakan rasa sakit hati dan rasanya lebih sakit dari di tinggal nikah oleh mantan kekasihnya Rere.
"Apa ini rasanya tidak di hargai?, kenapa rasanya sesakit ini." batin Bian sambil berjalan keluar rumah.
___________
🌹🌹🌹🌹🌹
Maaf UP nya lama, Author nya lagi sedikit kurang sehat 🤧
mohon pengertian nya😊
Jangan lupa jejak, ♥️