" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
“ TIDAK ADA YANG MAU MENGAKU, HAH?!!” teriak Remon lagi. Matanya yang memerah menahan menahan amarah itu melotot kejam dan sadis. Tidak, ia sedang sangat marah kali ini.
Semua siswa tentu saja diam tetapi arah pandang mereka menuju Kimberly dan dua anteknya.
“ maaf, Remon. Ini adalah Jane, ya Jane yang memasang jebakan ini,” suara Kimberly memecah kesunyian. Jane yang disebutkan oleh Kimberly melotot terkejut dan juga nampak ketakutan. Bukankah ide untuk memasang jebakan ini berasal dari Kim? Mengapa ia yang disalahkan?
Tapi ia hanya bisa pasrah karena ia hanyalah antek yang digunakan. Jika ia melawan Kim, ia juga tidak akan selamat. Maju mundur tetap saja ia yang kena.
Saat ini, Remon langsung maju melangkah ke arah Jane dan langsung menarik lengannya dengan kasar. Ia tidak peduli dengan dirinya yang sudah basah kuyup itu segera menyeret Jane menuju ke taman depan kelas. Menemukan selang air otomatis yang digunakan untuk menyiram rumput hias, mengubahnya ke setelan manual dan langsung menyiramkannya ke tubuh jane hingga ia menjad basah kuyup sama sepertinya.
Remon bahkan tidak memperdulikan rontaan tangan Jane yang ingin melepaskan diri. Remon hanya sedang melampiaskan amarahnya.
Siapa yang tidak akan marah jika saat ia ingin masuk kelas malah mendapatkan jackpot yang menjijikkan seperti ini.
Setelah hampir setengah jam puas dengan menyiram jane dengan air, Remon melepaskan tangan Jane dengan kasar dan berjalan menuju Franklin yang hanya menonton kesenangan di depan kelas. Ia menengadahkan tangannya dan meminta kunci mobil kepada Franklin dengan cemberut. Emosinya ternyata belum mereda.
“ ayo, aku temani. Aku juga harus membersihkan celanaku,” ucap Franklin yang selalu tenang.
Keduanya meninggalkan kelas dan menuju ke tempat parkir sebelum Franklin mengajukan izin telat dan sedikit menjelaskan situasinya kepada guru piket.
Sementara Damian dan Clara, sedari tadi mereka hanya berdiam diri dan belum memasuki kelas.
“ Haaah, sepertinya aku harus mentraktir Remon dan juga Franklin,” desahnya pelan yang masih bisa didengar oleh Damian.
“ Kenapa?” tanya singkat Damian. Clara melirik ke arah Damian sekilas.
“ Bukannya mereka yang sudah menjadi tamengku? Jika kalian tidak kebetulan datang di belakangku, maka akulah yang akan berakhir seperti Remon,” ucap Clara setengah mencibir. Ia benar – benar terkesan dengan jebakan Kimberly kali ini. Kim pantas merasakan therapy shock sekali – kali.
Damian mengangguk setuju. Keduanya memasuki kelas bersama dan sekali lagi mencuri perhatian dari para teman sekelasnya.
Masihkah ini Damian si Pemuda dingin dan datar yang selalu menghindar dari para gadis? Lalu kenapa mereka sudah dua kali ini mendapati Damian yang selalu bersama Clara?
Ekspresi Kimberly menjadi lebih jelek setelah melihat pemandangan ini. Sedari kemarin ia kembali dari insiden kamar mandi, ia sudah mendengar bisik – bisik teman sekelasnya yang mengatakan Damian bersama dengan Clara dan bahkan mengajak Clara untuk ikut 1 tim bersamanya di permainan bola volly.
Damian sepertinya sedikit ada urusan dan pergi keluar setelah meletakkan tasnya diatas meja. Kimberly langsung menatap tajam Clara yang masih berada di depannya
Tatapan matanya nampak ingin sekali mencabik – cabik tubuh Clara yang menyunggingkan senyuman mengejek kepadanya.
Kimberly menunjuk ke arah Clara.
“ LO KAN?” tuduh Kimberly tanpa memperdulikan lagi citranya di depan teman – teman sekelasnya. Clara hanya mengernyit dan terus menampilkan senyuman miringnya.
“ apalagi ini, nona muda? Tuduhan apa lagi yang harus ku tanggung?” tanya Clara dengan santai.
“ NGGAK USAH BANYAK OMONG! LO PASTI SUDAH TAHU TENTANG SEMUA INI LALU DENGAN SENGAJA MENYURUH REMON UNTUK MASUK TERLEBIH DAHULU!!” teriak Kimberly.
Sebenarnya Clara sedikit memuji kecerdasan otak Kimberly yang bisa dengan mudah mengetahui niatan Clara. Tapi, apa Clara peduli?
“ hei nona muda begitu lucu, bagaimana nona bisa menuduhku? Sementara aku baru saja masuk?” seringai Clara semakin menjadi ketika melihat ekspresi Kimberly yang semakin jelek.
Ia melangkah maju dna berbisik ke telinga Kimberly.
“ nampaknya nona muda harus lebih berjuang lebih keras untuk menggangguku,” bisik Clara Sambil menepuk pelan bahu Kimberly dan pergi menuju ke bangkunya. Meninggalkan Kimberly yang mengepalkan tangannya karena marah.
...****************...
Drama tadi pagi tentu saja tidak mengganggu suasana belajar mengajar. Franklin dan juga Remon kembali ke sekolah disaat jam pertama pelajaran berlangsung. Tentu saja mereka berdua bisa langsung duduk karena mereka sudah memiliki izin untuk meninggalkan kelas tadi.
Clara mengikuti semua pelajaran dengan setengah menguap. Saat istirahat pertama dan kedua ia hanya menghabiskan waktu untuk tidur dan juga makan bekal yang sudah ia siapkan sendiri dari rumah. Tentu saja itu adalah menu dietnya.
Damian yang memang tinggal saat jam istirahat kedua mengerutkan keningnya ketika ia melihat menu makanan clara. Ia merebut kotak bekal yang sudah berada di dalam perjalanan menuju mulut Clara mendelik kejam ke arah Damian yang hanya menatapnya dengan datar.
“ Makanan apa yang kau makan ini?” tanyanya datar. Clara hanya mencebikkan mulutnya dan mencoba meraih kembali makanannya. Tetapi Damian jelas sekali begitu mendominasi.
“ Berikan kepadaku,” ucap Clara mengerucutkan bibirnya yang malah terlihat imut di mata Damian.
Damian mengalah dan memberikan kotak makan tersebut.
“ Ini menu dietku,” ucap Clara sambil mulai menggigit salad sayurnya dengan ekspresi penuh kenikmatan. Seakan ia sedang memakan makanan enak biasa saja.
“ Tidak usah diet,” ucap Damian dengan datar membuat Clara mengalihkan pandangannya kepada Damian dan mengangkat alis sebelah nya.
“ Sedikit lagi, hanya agar tubuh ini menjadi lincah dan gesit,” jawab Clara terdengar ambigu di telinga Damian tetapi tidak disadari olehnya. Damian tidak menanyakan apa maksud dari ucapan Clara. Ia hanya diam dan terkesan menemani acara makan siang Clara.
...****************...
Pelajaran terakhir adalah pelajaran yang berkaitan dengan ekonomi bisnis. Guru memberikan tugas yang dilakukan secara berkelompok, nilai juga akan diambil berdasarkan kinerja kelompok.
Seperti biasa, Clara terlihat santai dan akan menunggu akhir hingga tidak ada yang memiliki kelompok atau ia malah berpikir untuk mengerjakannya sendiri.
Oh ayolah, pelajaran SMA baginya hanyalah pengetahuan dasar baginya! Jangan lupa jika saat menjadi Claren ia bahkan sudah mengenyam pendidikan Magister! Dan juga ia adalah ahli bisnis dari perusahaan Daddy Alfonso.
Entah apa yang ingin direncanakan lagi oleh Kimberly, seakan ia belum merasa jera karena beberapa usaha terakhirnya dalam mengganggu Clara selalu berakhir dengan kegagalan, kini ia memasukkan nama Clara ke dalam kelompoknya dan juga para anteknya. Clara hanya mengangkat sebelah alisnya dan menunggu apa yang ingin mereka rencanakan.
Tepat setelah jam pelajaran selesai dan para siswa bubar untuk pulang, Kimberly membawa dua anteknya untuk mendekati Clara.
“ Dengar gadis panti! Lo harus kerjain semua bagian. Dan harus menulis nama kami di laporan!” ucap Kimberly dengan nada ancaman seperti biasa. Clara hanya menatapnya dan menyunggingkan senyuman puas tanpa mendengar ancaman dari Kimberly.
Ingin kembali menggertaknya? Maka nantikan saja hasilnya!