Arumi lengah, dia menganggap pernikahan yang dia bangun selama tujuh tahun ini baik baik saja, dia menganggap bahwa dia telah berhasil memenangkan hati suaminya, sikap dan tanggung jawab Yudha selama inilah yang membuatnya berfikir demikian.
Arumi tersadar ketika Yudha menemukan tambatan hati yang menurutnya mampu membuat hidupnya kembali bergairah.
Akankah Arumi mengijinkan suaminya mendua atau dia akan memilih berpisah, sungguh keduanya sama sama menghancurkan hatinya, terlebih untuk buah hati mereka!.
Mampukah Arumi mengiklaskan perjalanan hidup dan cintanya?
Mari kita ikuti kisah cinta mbak Arumi dalam HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU, yang penasaran dengan pertemuan awal mereka bisa baca kisahnya di IMPIAN DEKA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju Pujaan Hati
Malam ini Yudha ga bisa tidur dia memikirkan kebahagiaan yang akan dia rasakan besok. Bertemu dengan anak istrinya yang sangat dia rindukan.
Yudha menatap foto foto yang Arti kirimkan tadi sore. Perkembangan Mawar dari tengkurep duduk dan yang paling lucu adalah ketika anak itu berdiri sambil berpegangan sofa. Senyumnya sangat menggemaskan ditambah empat gigi depan sudah tumbuh.
Arumi sangat pinter mendandani putri mereka. Saat difoto Mawar menggunakan dres warna merah dan sepatu baby warna hitam sungguh kontras sekali dengan kulitnya yang putih. belum lagi bandanya warna senada dengan baju yang membuat baby gembil ini menjadi terlihat sangat manis.
Yudha kembali tersenyum saat mengamati foto putranya. Anak yang disakitinya ini sungguh tampan. Ditambah lagi sekarang giginya ompong.
"Abang kelas 1 ya sekarang nak, maafin abi ya udah jahat sama kamu?" gumam Yudha.
Sayangnya Arti tak memberinya satu foto pun milik istrinya. Hanya bajunya saja yang kelihatan kala mengirimkan salah satu foto anak anaknya.
"Dasar wanita pemarah, udah gitu pelit lagi masak suami minta foto istrinya aja minta royalti," umpat Yudha. Tak disangka Arti mendengar ucapanya.
"Heh, ga usah sok ngeluh, kamu pikir mbak udah puas gitu marahin kamu, belum ya?" saut Arti.
"Maaf mbak," balas Yudha.
"Kamu udah ketempat ibuk belum!" tanya Arti sambil melangkah mendekati adeknya.
"Udak sore tadi, ibu ga tau masalah Yudha ya mbak?" tanya Yudha.
"Kamu mau bikin ibukmu serangan jantung, ada ada aja kamu ini," umpat Arti lagi.
"Maafin Yudha ta mbak, Yudha menyesal, Yudha merasa amat sangat bodoh mbak. Apakah Rum akan maafin Yudha ya mbak?" tanya Yudha tampak jelas kekawatiran itu dari raut wajah Yudha. Bagaimanapun Arti adalah saudarinya Yudha merasa nyaman jika bisa mencurahkan isi hatinya pada Arti.
"Mbak ga tau Yudh kalau soal itu, berdoa aja dan usaha. Kamu pasti bisa luluhin hati Rumi. Dia wanita yang baik dan pemaaf yang penting kamu sabar tunjukin bahwa kamu mencintainya, mengerti!" Arti sudah mulai sabar sekarang ngadepin saudarinya yang bar bar ini.
"Ngerti mbak, oia mbak lupa bilang ponsel Rum udah sebulan ini g bisa bisa dihubungi ga tau ilang atau rusak ya, tapi terahir aku tanya sama mbak yang bantu jaga Mawar dan Ditya mereka masih disana kok, besok kamu berangkatnya hati hati ya abangmu udah pesenin tiket sama ada orang yang bakalan jemput kamu dan nganterin kamu kesana. Banyak banyak lah kamu berterimakasih sama abangmu. Dia sangat baik pada keluarga kita ngurus ibu, mbak mu yang pemarah ini katamu, anak istrimu juga masih suka dia kasih uang jajan. Oia Yudh rumah sama Tokomu lagi diusahain ama abangmu berdoa aja supaya hak anak anakmu bisa kembali," ucap Arti tentu saja Yudha terkejut dengan ini. Diam diam abang iparnya sangat memikirkan keluarga besarnya.
"Iya mbak Yudha akan bilang nanti sama abang!" balas Yudha.
"Kamu masih kasih nafkah kan buat Rum dan anak anak?" tanya Arumi.
"Masih mbak setiap bulan Yudha selalu kirim kok, untung regkeningnya ga diblok sama dia," ucap Yudha khawatir.
"Tapi istrimu sungguh hebat Yud, dia tegar sekali,"
"Iya mbak, dia wanita terbaik yang Yudha kenal. Yudha menyesal udah sia siain dia mbak!" balas Yudha.
"Heemm, tidurlah percayakan semua pada takdir jika kalian jodoh semua pasti akan kembali seperti semula yang penting kalau dia marah ya terima aja. Kayak abangmu itu lo kalau mbak marah dia malah bikin mbak senyum, ada aja akalnya jadi mana bisa mbak marah kalau digituin. Makanya kami ga pernah ribut," ucap Arti memberikan sedikit perhatian untuk adeknya. Ga ada salahnya kan.
Malam semakin larut kantuk pun sudah mulai menyerang Yudha. Dengan ketegaran hatinya Yudha pun mengumpulkan tenaganya lagi untuknya besok berlari menuju pujaan hati.
......
Dipesawat...
Yudha tersenyum bahagia beberapa jam kedepan dia akan bertemu dengan wanita yang sangat dia rindukan. Dengan kesungguhan cintanya dia akan berusaha meminta maaf dan meluluhkan hati istrinya.
Pesawat yang membawanya dari Surabaya ke Jakarta pun landing dengan selamat dibandara Soekarno-Hatta. Senyum bahagia Yudha kembangkan.
Yudha memakai Topi, kakaca mata dan juga maskernya. Malas rasanya jika nanti ada yang meminta waktunya untuk tanda tangan dan foto. Meski dia bukan artis tapi siapa yang tak kenal dengan master chef satu ini.
Supir pribadi yang disiapkan oleh abang iparnya terlihat sudah siap disamping mobilnya.
"Mang Jono ya," sapa Yudha.
"Nggih saya Den, Den Yudha ya adeknya pak Dewa ( nama panggilan Deka geng bagi yang belum tau)?" tanya nya.
"Bener mang, yuk jalan ," ajak Yudha.
Mang Jono pun duduk dibelakang kemudi dan bersiap mengantar kemanapun adek majikanya ini pergi.
"Udah tau alamatnya kan mang ya?" tanya Yudha.
"Emang kita mau kemana Den?"
"Alamat Arumi mang istri saya!" jawab Yudha.
"Tau den bulan lalu saya juga yang nganter mereka liburan," jawab Mang Jono.
"Makasih ya mang, anak istri saya sehat kan ya mang?" tanya Yudha.
"Sehat Den Alhamdulilah, tapi saya sudah lama ini ga ketemu mereka. Non Rum ga pernah telpon saya. Biasanya kalau den Ditya mau ke mall panggil saya," ucap Mang Jono menceritakan kedekatanya dengan anak istri Yudha.
"Istri saya kerja ga mang?" tanya Yudha.
"Wah kalau pastinya saya kurang tau Den, soalnya kan saya ngurus kontrakan bapak yang disini. Sebulan sekali saya baru ke Bogor ambil uang kontrakan yang ada disana, kadang juga ga mampir kalau non Rum ga suruh." jawab Mang Jono jujur.
"Ohhh,"
Suasana mobil hening sejenak, Yudha mulai mengotak atik ponselnya mengirim salam pada Arti bahwa pesawatnya sudah landing dan sekarang dia dalam perjalanan menuju rumah yang Arumi tinggali.
Bersambung....