NovelToon NovelToon
My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Isma Wati

Squel Flight Attendant.


Denisa, dokter berusia dua puluh lima tahun itu telah menjadi janda diusianya yang bahkan belum genap dua puluh tahun akibat obsesinya pada laki-laki yang sangat mencintai kakaknya. Susah payah pergi jauh dan berusaha move on, Denisa dipertemukan lagi dengan mantan suaminya yang sangat ia hindari setelah lima tahun berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Pertama

"Mulai hari ini kamu dirumah sama Bu Nani, dia mamanya teman Mami, anggap dia seperti nenek Awan (panggilan neneknya menggunakan nama anak Delina) ya. Kamu jangan nakal." Denisa sedang mengikat rambut Dara.

Tak ada jawaban dari mulut cerewet anaknya membuat Denisa menunduk melihat wajah Dara yang menunduk "Dara kamu dengar Mami ngomong?" ternyata anaknya itu sedang asyik nonton video panda dari gadgetnya. Denisa menarik kasar gadget itu dari tangan Dara.

"Iya Mami."

"Kamu dari tadi Mami kasih tahu diam saja." Denisa mengembalikan gadged pada Dara, "semalam guru kamu telepon Mami, kasih tahu. Katanya kamu pukul teman lelaki, ada apa lagi?"

"Dia ledekin Dara nggak punya Papi," jawab Dara kembali menonton ponselnya sambil mencebikkan bibir.

"Kan nggak harus dipukul sayang." Denisa merapikan rambut Dara yang hari ini dikepang dua, mereka sedang menunggu kedatangan bu Nani mama dari suster Sisi datang.

"Dara ikutin saran Mami, kalau dia senggol Dara harus Dara balas. Dia dorong bahu Dara sampai dua kali."

"Oke, Mami terima alasan kamu, tapi kalau dia nggak pukul duluan, jangan di pukul ya sayang. Cukup diamkan saja."

"Mereka nggak akan berhenti ledekin Dara kalau Dara belum punya papi."

Denisa menggaruk kepalanya, jika sudah membahas pasangan Denisa memilih menghindar, sebab dia tak tahu bisa memberikan papi baru untuk Dara atau tidak.

Tak lama Bu Nani datang bersama suster Sisi, Denisa menunjukkan apa saja yang disukai Dara.

"Sebenarnya Dara bukan anak yang sulit Bu, dia termasuk anak yang cukup aktif, aku harap Bu Nani yang sabar ya hadepin dia."

"Insya Allah nak Denisa, saya akan berusaha mengerti Dara."

"Terima kasih, saya sudah terlambat Bu, saya berangkat sekarang." Denisa merendahkan tubuhnya, sedih harus meninggalkan Dara dengan orang lain, tapi apa boleh buat, keadaan memaksanya harus seperti ini. "Kamu jangan nakal, kalau Mami telepon angkat ya."

"Tapi Mami jangan lupa tinggalkan uang yang banyak, Dara mau jalan-jalan sama Bu Nani." Denisa saling pandang dengan Sisi.

"Memang kamu mau jalan kemana?" Denisa menjawel hidung Dara.

"Mini market, terus kekolam renang, sambil jajan pop mie dan jus ditempat, biar kelihatan seperti anak sultan. Bukan bawa bekal dari rumah yang mienya sudah berbentuk kotak." Tunjuknya video seorang selegram dengan tag line berenang ala anak sultan.

Denisa nampak berpikir, dia memang sudah sangat lama tidak mengajak Dara jalan-jalan walau hanya sekedar berenang.

"Besok aja sama Mami ya, Mami usahakan besok ambil libur, kita jalan sama Bu Nani juga, tapi hari ini nggak papa kalau mau beli es krim."

Dara bersorak senang "Tapi Mami janji besok ambil libur." Denisa mengangguk yakin.

* * *

"Papi ... Papi ... aku benci Papi, Papi nggak sayang aku dan Mami. Papi jahat, Papi tinggalin kita, aku benci Papi."

Daniel tersentak dan langsung terbangun dari tidurnya, dia kembali bermimpi seorang anak kecil yang terus memanggilnya Papi. Peluh membasahi kening Daniel, dia langsung menenggak air putih yang selalu tersedia di nakas samping tempat tidurnya.

Daniel memijit pangkal hidungnya, kepalanya terasa sangat pusing, pandangan tertuju pada jam kecil diatas nakas, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dia ingat jika dia ada janji untuk mengecek pembangunan rumah sakit diatas kapal bersama wanita yang baru dua hari menjadi tunangannya. Daniel bergegas turun dari tempat tidur, bersiap untuk kerumah sakit tempat tunangannya itu bekerja.

Sebelum menuju rumah sakit, Daniel membelokkan mobilnya di mini market untuk membeli kopi. Saat sedang memilih-milih kopi kepalanya berbenturan dengan anak kecil yang sedang memilih susu.

"Auu," bocah kecil itu mengadu, karena tubuhnya lebih kecil dia terjatuh ke lantai.

"Neng Dara, maaf pak, Neng Dara mungkin tidak sengaja." Bu Nani meminta maaf pada Daniel.

"Oh tidak apa-apa, seharusnya saya yang minta maaf, saya tidak melihatnya tadi" Daniel membantu anak kecil itu berdiri.

"Bu Nani, pantat saya sakit, kepala Om ini juga besar dan keras, jadi kepala ku juga sakit." Dara menunjuk kening dan pantattnya bergantian.

"Om minta maaf, apa sakit sekali?"

"Sebenarnya tidak juga kalau Om mau membayarkan es krim dan susu untuk ku."

Daniel memiringkan kepalanya, apa artinya dia dipalak anak kecil "Oh baiklah, ambil es krim dan susu yang kamu mau."

"Tidak usah Mas, eh Pak, tidak apa-apa." Nani merasa tak enak.

"Tidak apa-apa Bu, namanya juga anak-anak."

"Yes," Dara bersorak senang, "tuh Bu, Om-nya aja bilang nggak apa-apa. Asal Bu Nani nggak ngadu sama mami, kita pasti aman."

Daniel tersenyum mendengar alasan bocah itu, kasihan sekali maminya di bohongi, pikirnya.

Setelah membayarkan jajanan Daniel mengantarkan Dara dan Bu Nani pulang, karena dia merasa bersalah. Nani menolak sebenarnya, dia takut jika laki-laki yang mengantar mereka adalah orang jahat.

"Terima kasih ya Om. Om sering-sering nanti datang kesini, aku kenalin sama mami aku, mami aku cantik, Om pasti suka."

"Aduh," Nani mengadu tak enak, ini baru hari pertamanya kerja menjaga Dara, tapi mereka sudah diantarkan oleh orang asing, jika Denisa tahu, Denisa pasti akan sangat marah. "Maaf atas kelancangan Neng Dara ya Mas," Nani takut jika Daniel sudah bersitri.

"Tidak apa-apa Bu. Kasihan jika kalian harus jalan kaki pulangnya, dari mini market ke sini lumayan jauh jaraknya."

Setelah memastikan Dara dan Nani masuk kerumahnya, Daniel melajukan kembali mobilnya membelah jalanan lengang kota Batam. Dalam perjalanan dia merasa tak asing pada anak yang baru dikenalnya itu, cukup unik, dia berharap bisa bertemu lagi dengan Dara, apalagi saat mengingat perkataan Dara yang ingin mengenalkannya pada ibunya, Daniel menyimpulkan jika ibu dari anak tadi adalah seorang single parent.

*

*

*

Hari ini Denisa menemui Amanda dan mengatakan jika dia sudah mendapatkan pengasuh untuk Dara, agar dia bisa mendapatkan jadwal normal seperti dokter lainnya.

"Syukurlah kalau kamu sudah mendapatkan pengasuh Nisa, aku senang mendengarnya."

"Saya sangat berterima kasih sama Dokter Amanda, sudah diberikan keringanan." Denisa berdiri lalu erjabat tangan dengan Amanda, dia tak bisa berlama-lama meninggalkan IGD takut ada pasien yang membutuhkan bantuannya.

Saat Denisa sudah masuk lift untuk menuju lantai dasar, seorang laki-laki tampan berjas rapih keluar dari lift sebelah. Dia masuk ke ruangan Amanda.

"Hai Mas, kok datang nggak ngabarin?" Amanda berdiri menyambut tunangannya lalu, mencium pipi kiri dan kanan lelaki itu.

"Bukankah hari ini kita di jadwalkan untuk mengecek pembangunan rumah sakit yang dikapal itu?"

"Oh maaf, aku lupa Mas," Amanda selalu merasa gugup jika sudah berhadapan dengan Daniel, jantungnya pun berdegup begitu cepat, dia sudah jatuh cinta pada Daniel sejak pandangan pertama mereka di jodohkan.

Daniel mengendus wangi parfum yang familiar di indra penciumanya "Apa ada tamu barusan?" tanyanya menyelidik.

"Tamu?" Amanda mendadak lupa, "oh tadi ada Dokter Nisa, Dokter muda yang aku ceritain itu Mas, yang aku kasih keringanan itu, dia tadi kasih tahu kalau sudah dapat pengasuh untuk anaknya, jadi dia minta aku buat kasih jadwal normal seperti dokter lainnya." Daniel mengangguk.

Dokter muda? Daniel mendadak teringat pada satu wanita yang selama lima tahun ini dicarinya, wanita yang dulu pernah menjebaknya hingga mereka harus menikah. Dan karena tak bisa mencintai gadis itu, akhirnya setelah enam bulan pernikahan, sesuai perjanjian mereka akan bercerai. Nyatanya, setelah perceraian itu, dia tak bisa melupakan Denisa.

1
Safa Almira
seru
Nana RamLee
iyaaa kak agak kaget bacanya kok jauh kali belayarnya kapal nya
padahal kan dari Batam
karna di Batam sendiri termasuk kepulauan Riau banyak pulau2 kecil di Batam yang aksesnya buat ke Batam yang termasuk kota besar di kepulauan Riau itu lumayan membutuhkan waktu, yang paling jauh itu kepulauan Anambas dan Natuna kak
bersebelahan dengan laut cina
Anna
langsung pusing stres 😂 🤣
Anna
wah hamil ya 😂🤣🤣
Anna
paham donk 😂 🤣
Anna
iya lucu2nya fase puber ke 7 😂
Hamda Bakkas
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ilma Suryani
ceritanya bagus 👍
Elf Aurora
biasanya tak pakai minyak wangi. biasanya tak suka begitu.
olalilali Ola olala /Casual/
Elf Aurora
asik langsung lanjut skidipapap deh papi mami
Elf Aurora
bener2 gak berkelas ni cewek. ngomong nya jahat bgt ke sesama cewek./Panic/
Elf Aurora
apa coba kata2nya ky gitu? terlalu jahat kalo ngaku sahabat tp ngomong nya begitu..
Elf Aurora
kamu jg jangan jadi duda gatel ya masih ngejar2 mantan istri padahal udah punya tunangan sendiri..
Elf Aurora
astaga, dosa itu dokter ricko. jangan ya dek ya, jangan...
Elf Aurora
jauh juga denisa kabur sampe k Batam. pantes gak ketemu Daniel nyari2 d jakarta-subang /Grimace/
FUZEIN
Kiutt...dara
FUZEIN
Sedih 😭...anak2 mana faham..paling mengangguk je
FUZEIN
Peak tu apa
FUZEIN
Ceh..lelaki jahat
Lusi Seksi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!