Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Saat Nadiya sedang menggerutu memikirkan sang anak liburan entah kemana tiba-tiba ponselnya berbunyi. Nadiya langsung mengangkat ponselnya setelah melihat siapa yang menghubunginya.
" HALO... " jawab Nadia dengan kerasnya.
" Halo... Aduh Mom, bisa tidak jangan berteriak segala angkat telponnya " kata Naya dari sebrang telpon sana.
" Habisnya di hubungi dari tadi tidak nyambung - nyambung kenapa sih ?" kata Nadiya yang langsung mengomeli putrinya itu.
" Ya ampun Mon, sibuk ini Naya makanya tidak sempat megang ponsel, memangnya ada apa Mom ?" tanya Naya lagi.
" Enak ya kamu sibuk liburan, awas ya jangan lama-lama liburannya, kelamaan nanti mommy susul lho " kata Nadiya lagi.
" Enak saja mommy ini, ini khusus anak muda tahu, mommy di rumah saja ya. Ya sudah Mom nanti Naya hubungi lagi ya, Naya mau jalan - jalan dulu assalamualaikum. " Tut.. ponsel pun langsung di matikan Naya dalam sekejap sehingga membuat Nadiya kembali kesal.
" Eh eh... Huh dasar anak muda jaman sekarang, enak banget ya jalan - jalan dan ibunya di suruh di rumah saja, dasar anak tidak tahu diri. Semoga saja dia cepat menemukan jodohnya biar aku cepat menimang cucu huuh. " gumam Nadiya yang kembali kesal padahal sudah mendengar suara sang anak.
----------------------------------
Di tempat lain, saat ini Naya sedang rebahan di kamarnya, ia baru saja istirahat setelah berkeliling rumah bersama gadis itu.
" Huuh... Kebiasaan deh mommy, tidak bisa sehari saja anaknya tidak menghubungi sudah heboh saja. Bagaimana kalau mommy tahu aku bekerja sebagai pengasuh bukan liburan, bisa ngamuk tu emak, huuuh... " gumam Naya berbaring sambil menatap langit kamarnya.
Baru saja Naya memejamkan matanya tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk.
Tok tok tok...
" Naya kamu sudah tidur " tok tok tok.. panggil dari luar.
" Duh siapa sih, perasaan Flo sudah tidur deh, ada apa ya, atau Flo terbangun terus mencari ku, wah gawat nih " gumam Naya pelan dan langsung membukakan pintu.
" Eh bapak, ada apa ya Pak, apa Flo bangun ?" tanya Naya yang terkejut majikannya yang memanggilnya.
" Tidak saya hanya ingin bicara sebentar sama kamu, boleh kan " kata Dirga.
" Eh mau bicara apa pak?" tanya Naya
" Boleh saya masuk, atau kita bicara di luar, tidak enak rasanya kalau bicara sambil berdiri " kata Dirga
" Mm... baiklah pak, mari kita keluar saja, jadi Bapak bisa bicara sepuasnya, kalau di dalam takut di kira ngapa - ngapain lagi. " kata Naya memberi usul.
" Baiklah, ayo kita keluar, banyak yang saya ingin bicarakan sama kamu " kata Dirga dengan santainya setelah itu berjalan lebih dulu.
" Iya Pak " sahut Naya yang mengikuti majikannya dari belakang.
" Mau bicara apa ya Pak Dirga, kalau mau banyak yang di bicarakan, curhat itu namanya bukan bicara, Pak Dirga ini ada ada aja. " kata Naya dalam hati sambil berjalan di belakang Dirga mengikuti langkah majikannya itu.
" AW shiiiith... Kok berhenti mendadak sih pak " kata Naya yang terbentuk punggung Dirga saat berhenti mendadak.
" Kamu ngapain mengikuti saya dari belakang, sini di samping saja " kata Dirga dan itu sukses membuat Naya menganga karena sangat terkejut.
" Eh malah bengong, ayo jalan lagi " kata Dirga dan langsung menormalkan kembali perasaan terkejut Naya.
" Eh iya Pak " sahut Naya
Mereka berdua langsung berjalan menuju taman belakang. Sesampainya di sana mereka berdua duduk di kursi yang ada di tengah - tengah taman.
" Naya, sebelum saya berterima kasih karena kamu sudah menolong anak saya dari kekerasan yang terjadi padanya. " kata Dirga memulai pembicaraannya.
" Oh itu, sama - sama Pak, semua itu cuma kebetulan, kebetulan saya berada di sana dan Kejadiannya tepat terjadi di hadapan saya, mana bisa saya tinggal diam melihat hal itu " sahut Naya sambil memandang indahnya taman itu.
Sekilas Dirga sangat terpesona melihat wajah Naya yang terlihat sangat cantik dan mempesona di tambah tiupan angin yang menyapu helaian rambut yang sedikit menutupi wajah putihnya.
Deg
"Perasaan apa ini, kenapa perasaan seperti ini muncul lagi, padahal sudah lama mati di bawa pergi oleh Anggun untuk selamanya. Tapi kenapa sekarang muncul lagi hanya melihat wajah perempuan ini saja " kata Dirga dalam hati sambil terdiam menatap dalam ke arah Kanaya.
Kanaya yang di tatap seperti itu jadi bingung.
" Pak, Bapak, Pak... Eh malah giliran beliau yang bengong, BAPAK... " panggil Naya sedikit keras...