NovelToon NovelToon
Twins Menjadi Anak Angkat Bos Mafia

Twins Menjadi Anak Angkat Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Perperangan / Fantasi Wanita / Penyelamat
Popularitas:94k
Nilai: 5
Nama Author: Dakilerr12

Seorang mafia yang kejam dan dingin menemukan dua bayi kembar yang cantik di dalam dus yang di letakkan di tempat sampah. Mafia itu merasa iba dan merawat mereka. Kadang dia kesal, lelah dan ingin rasanya melempar mereka ke belahan dunia lain. Itu karena mereka tumbuh menjadi anak yang jail, aktif dan cerewet, selalu menganggu kesenangan dan pekerjaannya. Namun, dia sudah sangat sayang pada mereka. Mereka juga meminta mami sampai nekat kabur karena tidak diberikan mami. Dalam perjalanan kaburnya, ada seorang wanita menolong mereka.

Wanita yang cantik dan cocok untuk menjadi mami mereka. Bagaimana usaha mereka untuk menjadikan wanita itu mami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab.30

Anita sedang duduk menonton TV, Kim berdiri di belakang sofanya. Anita tidak mengajaknya bicara sama sekali. Dia asyik menonton TV.

Kim yang merasa jenuh karena berdiri terus dan hanya diam, akhirnya bertanya pada Anita. "Maaf, Nyonya. Bolehkah saya buatkan susu hamilnya dulu?"

"Saya sudah minum," jawab Anita.

"Oh, maaf Nyonya."

Suara telepon berdering. Kim mengangkat teleponnya, begitu melihat siapa yang menghubunginya. "Ya, Tuan," ucap Kim menyapa Alkana di sana. Anita langsung melihat pada Kim.

Namun dengan cepat dia kembali memandang televisi.

"Baik, Tuan. Saya akan siapkan." Anita pura-pura tidak mendengar dan tetap asyik menonton TV.

Padahal sesungguhnya kupingnya dia buka lebar-lebar untuk mendengar semua pembicaraan Kim dan suaminya. Sayang dia tidak punya kemampuan super untuk dapat mendengar suara Alkan.

"Nyonya baik Tuan, sedang menonton TV." Alkana bertanya tentang Anita.

"Baik Tuan, akan saya siapkan." Kim menutup ponselnya.

"Maaf, Nyonya saya permisi ingin mengambil berkas di ruang kerja Tuan.?"

"Kim, tunggu dulu, biar saya aja."

"Tapi...."

Anita tidak mendengar Kim, dia terus berjalan menuju ruang kerja Alkana. "Ambil yang mana berkasnya." Anita menyuruh Kim mengambil berkasnya.

Kim mengambilnya dan mereka ke luar. Anita memanggil salah satu bodyguard dan menyuruhnya untuk mengantarkan berkas. Dia lalu kembali duduk menonton TV.

Lalu ada seseorang datang.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, Mamah."

"Apa kabar, sayang?" tanya Adhisti.

"Baik, Mah."

"Sayang, kamu kenapa terlihat kurus. Alkan gak kasih kamu makan?"Anita terkekeh mendengarnya.

"Di kasih Mah, tapi kan namanya orang hamil suka mual, di muntahin deh makanannya." Anita menjawabnya.

"Harusnya kamu bilang Mamah, biar nanti Mamah buatkan minuman anti mual. Sekarang kamu udah makan? Mau apa?"

"Aku udah makan sih Mah, tapi aku dari tadi kebayang ketoprak."

"Ya, ampun sayang. Seharusnya kamu bilang kalau kebayang makan apa? Itu tandanya si bayi yang mau. Biasanya kalau begitu gak akan di muntahin lagi."

"Benar, Mah?"

"Iya."

Adhisti kemudian melihat Kim. "Ini siapa?"

"Bodyguard baru buat aku, ceritanya!" Anita melirik Kim.

"Oh, kalau begitu kamu tolong belikan ketoprak yang tidak pedas ya. Cepat!" Adhisti menyuruh Kim.

"Baik, Nyonya" Kim segera pergi setelah di beri uang oleh Adhisti

"Mamah nginep ya, aku kesepian." Anita meminta dengan wajah memelas.

Feeling Adhisti sangat kuat, dia merasa Anita sedang sedih dan butuh teman. "Baik, Mamah akan menginap. Mana mungkin Mamah menolak menantu kesayangan yang sedang hamil."

"Asyik, terima kasih Mah." Anita memeluk Adhisti. Mereka lalu mengobrol.

Lalu tidak lama kemudian datanglah Kim membawa ketoprak. Dia memberikannya pada Anita.

"Kamu itu, kenapa tidak ada inisiatif? Siapkan dulu ketopraknya di atas piring, beri sendok, baru kasih ke majikan kamu menggunakan nampan sekalian bawa minumnya juga!" Adhisti mengatakannya dengan tegas.

"Baik Nyonya, maaf." Kim segera pergi ke dapur.

Anita tersenyum tipis. Dia ingin tahu bagaimana pendapat mertuanya nanti melihat interaksi suami dan anak-anaknya? Lalu apa yang akan dilakukannya?

Kemudian Kim datang. Dia membawa sepiring ketoprak di atas nampan. Lalu memberikannya pada Anita. Dia kembali kedapur untuk menyimpan nampan.

"Bagaimana? Enak?"

"Iya, Mah. Enak banget."

"Alhamdulillah, makan yang banyak dan kalau muntah makan lagi. Biar anakmu ada makanan."

"Iya, Mah." Anita makan dengan lahap. Sekali-kali Adhisti menyuruh Kim.

"Kamu itu jangan Cuma berdiri aja, harus tahu apa kebutuhan Anita dan apa yang membuatnya nyaman, itu bodyguard yang baik." Adhisti menegur Kim.

"Tetapi Mah, dia itu sigap loh dan pintar membuat nyaman Mas Alkana dan juga anak-anak. Mungkin denganku dia canggung."

"Kok! Terbalik! Kamu itukan bodyguard Anita kenapa melayani suaminya?"

"Maaf, Nyonya saya tidak bisa menolak perintah Tuan."

"Tidak bisa atau senang. Lalu kamu caper!"

"Tidak Nyonya."

"Anita kita masak yuk!" ajak adhisti.

Wajah Anita berbinar, dia mengangguk dan pergi ke dapur bersama Adhisti. Kim tentu mengikuti mereka. "Maaf, Nyonya sudah waktunya menjemput si kembar."

"Tidak perlu kamu ingatkan, sudah ada yang menjemput mereka. Alkana sudah mengatur dengan baik semuanya."

"Baik, Nyonya." Kim merasa kesal. Niat hati ingin membuat Adhisti terkesan, tetapi justru sebaliknya.

***

Anak-anak sudah pulang. Dan mereka sedang makan siang.

"Enak gak makanannya?" tanya Adhisti

"Enak banget Oma. Masakan Oma emang the best."

"Itu, bukan masakan Oma tapi Mami."

"Benarkah. Mami sudah bisa masak?"

"Kenapa gak?"

"Kan, gak boleh sama Papi."

"Jadi biasanya Kim atau Erika yang masak. Tapi kami suka melihat Kim masak."

"Oh, begitu ya."

"Tadi Oma nyobain ayam geprek buatan Mami. Enak banget, Untung masih ada. Gimana menurut kalian enak kan?"

Si kembar menggeleng.

"Maksudnya gak enak?" tanya Adhisty.

"Mereka tidak suka Mah, mereka tidak sarapan dengan itu tapi dengan Sushi buatan Kim."

"Kamu masak untuk mereka tapi tidak untuk Anita. Kamu kan di pekerjakan untuk Anita. Bukan untuk mereka. Kalian juga, kalau Kim mengurus kalian dia akan lalai menjaga Mami kalian. Kalau terjadi sesuatu pada Mami bagaimana?" Si kembar tertunduk.

"Mah, mereka tidak salah. Aku juga tidak butuh Kim. Biar Kim menemani mereka."

"Kalian juga tidak makan masakan Mami, tapi lebih suka masakan orang lain? Kalian tidak tertolong lagi." Adhisti tidak mendengarkan Anita.

"Dengar, Mami kalian itu hamil bukan penyakitan, yang harus di jauhi. Kalau dia tidak bisa menemani kegiatan kalian, kalian yang menemani kegiatan Mami. Biar Mami gak kesepian."

"Kalau Anita tidak butuh bodyguard, buat apa Kim jadi bodyguard. Kelihatannya kalian yang lebih butuh Kim. Kalau begitu Anita tinggal dengan Oma saja. Oma senang ada temannya."

"Maaf, Oma. Kami salah."

"Kalian tidak salah. Oma mereka tidak salah. Mereka hanya senang karana ada teman untuk bermain. Hal yang tidak bisa aku lakukan." sergah Anita.

"Kalian kalau sudah makannya, naik ke atas." Anita menyuruh mereka naik ke kamarnya.

"Mah, jangan marahi mereka. Mereka hanya anak-anak wajar jika mereka bertemu hal yang menyenangkan mereka akan menyukainya."

"Tetapi tidak bisa seperti itu." Adhisti melihat Anita, kini dia mengerti kenapa Anita menjadi kurus dan terlihat sedih.

Adhisti lalu menarik Anita naik ke atas. Begitu sampai di depan kamar Anita Adhisti mengatakan sesuatu. "Bereskan pakaian kamu. Kita menginap di rumah Oma aja. Di sini jauh ke mana pun, mau apa-apa susah."

"Tapi mah, aku harus bilang dulu sama Mas Alkan."

"Tidak usah, titah Mamah lebih berkuasa dari Alkan! Cepat mamah tunggu di sini."

"Iya, Mah." Anita berpikir, mungkin lebih baik dia menepi dulu di rumah Adhisti.

Oma pergi ke kamar si kembar. "Oma akan bawa Mami menginap di rumah Oma, tidak masalah 'kan. Toh tidak ada bedanya, ada dan tidak ada Mami tidak berpengaruh pada kalian. Sudah ada Kim yang mengurus kalian dengan baik."

"Jangan Oma, kami minta maaf. Tapi jangan bawa Mami pergi."

"Tidak, Oma akan tetap membawanya agar kalian menghargai keberadaannya."

Oma pergi dari kamar si kembar, dan beranjak ke kamar Anita. "Sudah, siap sayang?"

"Tapi Oma, aku tidak bisa pergi. Kasihan anak-anak"

"Kamu jangan membantah ya, sekarang ikut Mamah, cepat."

Anita tidak punya pilihan lain. Dia segera membereskan pakaiannya. Kemudian pergi bersama Adhisti.

Alkana baru pulang dari kantor saat sore hari sekitar pukul lima sore. Dia langsung ke ruang kerjanya. Alkana tidak ke kamar Anita, dia pun tidak khawatir pada Anita karena dia tahu ada Kim yang akan mengurus Anita dengan baik.

Tiba-tiba masuk anak-anak ke ruang kerjanya.

"Papi, Mami pergi!"

"Pergi ke mana?" tanya Alkana tenang.

"Ke rumah Oma."

"Apa? Buat apa?"

Si kembar lalu menceritakan apa yang terjadi. Dhara juga mengatakan kata-kata Omanya.

Alkana bergegas ke kamarnya dan membuka lemari. Benar saja pakaian Anita berkurang. Dia lalu mengambil kunci mobil dan bergegas keluar

"Kalian tunggu di sini!" titah Alkana pada si kembar.

Dia pergi bersama Anton ke rumah Adhisi. Di dalam mobil dia termenung "Ton, menurut kamu bagaimana Kim?"

"Maaf, Tuan. Maksudnya bagaimana?"

"Iya apakah Kim itu orang yang baik."

"Entahlah Tuan. Tetapi saya dengar dari para pegawai, mereka tidak menyukai Kim."

"Kenapa? Kim baik, gesit dan cekatan."

"Menurut mereka, Kim itu judes, sombong dan mentang-mentang dekat dengan Tuan dan anak-anak dia berlagak dan angkuh. Bahkan tidak melayani Anita dengan baik, karena sibuk melayani Tuan dan anak-anak."

"Benarkah?"

"Maaf Tuan, itu yang saya dengar dari mereka. Bahkan saat Anita muntah-muntah tidak ada Kim. Anita hanya duduk lemas sendiri di kamar mandi. Untunglah ada pelayan ke kamar dan melihat Anita."

Alkana diam dan memandang keluar jendela.

Dia merasa bersalah, seharusnya dia tidak terlalu mengandalkan Kim. Biar Kim yang mengurus Anita. Dia dan anak-anak sudah banyak pengawal dan pelayan yang akan membantu mereka.

Satu jam setengah kemudian mereka sampai di kediaman orang tua Alkana. Anton membukakan pintu untuk majikannya. Alkana lalu masuk kedalam.

***

"Mah, aku akan membawa Anita pulang."

"Tidak! Dia akan tetap di sini."

"Tapi, Mah... maaf, Alkan memang salah. Harusnya Alkan tidak mengandalkan kim. Mulai sekarang, Alkan tidak akan meminta bantuan Kim. Sehebat apa pun kemampuannya tetap saja tangan Kim hanya dua tidak bisa melayani semua orang."

"Ini salah mu dan anak-anak, Bukan salah Kim." Adhisti tersenyum miring pada Alkana.

"Untung tidak ada Anita di sini, bisa-bisa dia sedih dan berpengaruh pada kandungannya. Kamu rupanya tidak paham. Pulanglah Alkan, biarkan Anita bersama Mamah di sini."

"Tidak, Mah. Aku tidak mau jauh dari Anita."

"Loh! Apa bedanya bukankah selama ini kalian juga menjauhinya. Membiarkan Anita bosan sendirian di kamar. Kamu memberi dia bodyguard tapi kalian yang selalu dilayaninya. Anita tidak butuh bodyguard tapi perhatian kalian."

"Apakah Alkan bisa menemui Anita?"

"Tidak. Lebih baik kamu pulang, Nanti Anita ingin ikut kamu pulang. Ini hukuman dari Mamah buat kamu, agar kamu tahu cara menghargai seseorang."

Alkana tahu titah Adhisti tidak bisa di bantah, dia keras kepala sama seperti dirinya. Dari pada mereka berdebat lebih baik Alkana mengalah. Dia akan membiarkan Anita di sini untuk satu hari.

"Baiklah, Alkana akan jemput besok."

"Al, Mamah hanya memperingati kamu sekali. Kim, tidak baik. Pecat dia, Mamah merasakan sesuatu yang buruk tentang Kim."

"Mamah, berkata seperti itu karena tidak mengenalnya, dia baik, dan pekerjaannya juga bagus. Anak-anak pun suka padanya."

Adhisti mengedikkan bahunya. "Seperti Mamah bilang. Mamah akan mengingatkanmu sekali. Kau mau ikuti atau tidak terserah kamu."

Adhisti masuk ke dalam meninggalkan Alkana. Alkana hanya menatap punggung mamahnya yang berlalu. Kemudian Alkana pulang di ikuti Anton.

.

.

.

.

.

1
Dewi Anggraeni
kerja rodi ya om al
Dewi Anggraeni
semoga berita ini . ke dengar alkana . biar membantu anak2 . nya .
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor
yumi chan
ternyata dimentri gk berbh thor msh jht...mdh2an dani gk punya sift kyk bpknya thor..
Dewi Anggraeni
aalkana bawa bibi ketemu ama kembar biar bibi menceritakan sama pda D2
. jgan sampai dimitri kabur dehk
Dewi Anggraeni
kasih an dani . nya juga sihhk
tor apa anton terLibat dalam kasus in soal . gak pernah terdengan . mang antos
Nur Hidayati
👍
yumi chan
ibuknya bara dn anton yg berhianat
Dewi Anggraeni
kaya nya anton sama pembantu
Dewi Anggraeni
gak mungkin anton kan
Ita Xiaomi
Ternyata burung hantu dah bisa bicara rupanya😁
yumi chan
wah ternyta bpk dni mushnya..ksihan dani mdh2an dni gk ikut jht kyk bpknya.
Ita Xiaomi
Wah apakah si kembar anak keluarga Johnson?
Ita Xiaomi
Apakah ini triknya Alkana yg udah kerjasama ama Arsen utk jebak penjahatnya?
Sumiyati oo: netul kak itu trik
dan sebenarnya alkana tdk ikut dalam pesawat yg hilang

lanjut up kak
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
yumi chan
plng alkna cm menhilng semtara..karna biar dia thu siapa yg berhianat..pdnya
watini
jangan" Dani mata nih.bahaya kalo gitu.soalnya dari awal dah mencurigakan gitu
Ita Xiaomi
Lah gmn nak pisah. Mereka serumah😁.
Ita Xiaomi
Berharap tak ada berhubungan dgn bpknya Dani atas peristiwa yg terjd dgn ibunya Bara.
Ita Xiaomi
Kalian jgn musuhan. Hrs tetap bersahabat meski punya urusan pribadi masing-masing.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!