BENIH TARUHAN

Nico termenung di kursi kebesarannya.Sementara Leka belum sadar dari pingsannya.Mengingat kejadian beberapa waktu lalu membuat hati Nico merasa bersalah.

Nico memang sengaja tidak menyadarkan Leka karena ,melihat wajah lelah Leka membuat dirinya tidak tega.

Rasanya dia memang tak pantas menununtut Leka menerima dia dan segala keinginan nya untuk menebus kesalahannya dulu.

Namun,dia harus berjuang keras untuk meyakinkan Leka dengan niat baiknya.

Drrrrrttt Drrrttt

"Hemmmm.."

"Kebenaran soal Leka yang memang hamil waktu SMA itu dan dia di usir ayahnya."

"Kamu selidiki soal Leka dengan dua anak yang selalu Leka antar ke TK Putra." ucap Nico.

"Baik.." jawab Orang yang memang sudah di tugaska Nico untuk mencari informasi tentang Candra dan sekarang Leka dan dua anak yang diantarkan y sekolah waktu itu.

Lalu tak lama kemudian sebuah chatt masuk dalam ponsel Nico.Setelah membacanya Nico menggenggam erat ponselnya.

Melihat jam tangan nya waktu sudah menunjukkan jam sebelas siang.Sementara Leka belum juga sadarkan diri.Melihat ponsel Leka yang ternyata ada di meja kerjanya beserta buku agenda nya.Nico melihat jika sebuah pesan masuk dalam ponsel mantan pacarnya itu.

Nico tanpa rasa ragu membaca isi pesan itu.

"Ndok' mbok sama mamang nggak bisa jemput si kembar soalnya kita pergi ke tempat saudara kita bersama Fitri juga Cakra."

"Sikembar?" gumam Nico.

Nico mulai berfikir sejenak dan meraih kunci mobilnya segara turun ke lantai dasar dan mengambil mobilnya melakukannya ke TK Putra.

Tak butuh waktu lama Nico sampai di depan TK dimana Leka pernah mengantarkan dua anak bersekolah disana.

Dia melihat para siswa sudah mulai pergi.Satu persatu mereka pergi bersama keluarga nya atau pengasuhnya.Sampai dengan dimana tempat itu sudah terlihat sepi.Namun,mata Nico memicing dan menajamkan penglihatannya.

"Aura,"gumam Nico saat melihat sosok gadis kecil yang dia kenal.

Tanpa basa-basi dia turun dari mobilnya dan mendekat ke arah pos security.Disana ada Aura dan si Abang nya yang sedang duduk dengan menoleh kanan kiri.

"Aura !!" panggil Nico berjalan mendekati kedua bocah itu.

"Om baik !!" seru Aura meloncat dari tempat duduknya dan melangkah mendekati Nico.

"Adek !!" seru Elang saat melihat adiknya berlari menuju Nico.

"Jangan lari-lari nak !!" ujar Nico.Kata-kata itu spontan keluar dari mulutnya.

Nico langsung menangkap tubuh bocah itu dan langsung mengangkat anaknya dalam gendongan nya.

"Bisa nggak sih jangan buat Abang khawatir,kasihan bunda kalau kita kenapa-kenapa..apalagi kalau kita sakit.Adek nggak kasihan sama bunda.Cuma buat orang asing ini kamu melanggar aturan bunda !!" omel Elang pada Aura yang terlihat sangat cepat akrab dengan Nico.

Padahal setahu Elang ,mereka selalu menjaga jarak pada orang asing.

"Maafin Aura Abang, Aura cuma seneng aja ada om baik..hiks hiks.." ucap Aura dengan perasaan yang merasa bersalah.

"Ssstttt...cup cup,maafin om ya bang..om kesini nggak sengaja juga tapi, om juga mau nanya sama kalian.Apa benar nama ibu kalian adalah Leka?" tanya Nico untuk memastikan.

"Om kenal bunda kita?" tanya Aura dengan polos diiringi tangisannya.

"Ya Allah,apa mereka anakku .."batin Nico

"Om kenal sama bunda kalian,bunda sekarang sedang sakit di kantor jadi..Om yang jemput." ucap Nico.

.

.

Tanpa berpikir lama mereka ikut dengan Nico.

Mereka di bawa oleh Nico ke kantor.Sepanjang masuk dalam Lobby kantor para karyawan yang kebanyakan akan makan siang mereka melihat sang bos membawa anak kecil yang lucu dengan Elang yang menampilkan wajah cool nya.Sedangkan Aura yang yang ada di gendongan Nico menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Nico.

Elang menggenggam tangan Nico erat tatapannya tajam dan terlihat duplikat dari pria dewasa yang bersamanya.

"Itu anak nya bos?

"Wahh..anak nya ganteng juga .."

"Anak siapa itu,bukannya boss masih single yaa."

Kata-kata yang terucap dari mulut para karyawan mampir ke telinga Nico.Namun,lain halnya dengan Elang dia hanya cuek tanpa ekspresi.

Mereka menaiki lift menuju tempat dimana ruangan Nico dan Leka berada.

----------------

"Eeehhh.." lenguh Leka yang baru saja tersadar dari pingsannya.

Leka melihat sekeliling ruangan dan dia baru bisa sadar bahwa dirinya ada di kamar Nico yang ada di dalam ruangannya setelah membuka tirai penutup kaca gedung itu.

"Hahh,apa yang terjadi,apa yang dia lakukan.." gumam Leka dan memeriksa keadaan nya.

Semuanya masih seperti semula dan tak merasakan apapun.

"Hahh..sudah jam 12,aku pingsan lama banget Kenapa dia nggak berusaha bangunin aku sih.."gumam Leka.

.

.

"Son,are you okey?" tanya Nico pada Elang.

Elang memicingkan matanya mendengar panggilan dari Nico.

"Om tahu Daddy kita?" tanya Elang dengan wajah datar nya.

"Apa bunda kamu nggak pernah bilang siapa Daddy kalian?" tanya Nico mulai serius untuk berinteraksi dengan Elang.

"Nggak pernah," jawab Elang singkat.

"Kenapa?" tanya Nico.

"Kalau kami tanya tentang Daddy pasti bunda sedih,pasti semalaman bunda akan nangis,kota nggak mau bunda sedih karena kami menginginkan daddy.Tapi, kadang-kadang adek yang bandel dan suka nanyain Daddy.Seperti kemarin Aura nanyain Daddy, bahkan gambar kita berempat ada Daddy juga.Bunda jadi sedih lihat itu,mungkin Daddy nggak ingin bertemu kita." ungkap Elang panjang kali lebar.

Elang anak yang notabene nya biasanya bicara seperlunya kini seperti anak yang sedang meluapkan isi hatinya.

"Apa yang kamu lakuin kalau Daddy kalian dateng dan mau tinggal sama-sama seperti Keluarga?" tanya Nico mencoba untuk mengetes apa Elang akan menerimanya jika benar kedua bocah itu anaknya dengan Leka.

"Om tahu kenapa Daddy pergi dan nggak pernah pulang buat ketemu kita?" tanya Elang

"Kalau seandainya Om adalah Daddy kalian apa kalian mau terima om untuk bisa bersama kalian?" tanya Nico.

Elang menatap wajah Nico dengan perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan.

Ada rasa kerinduan yang mendalam di hati bocah itu.

Tak ada sosok ayah sungguh membuat Elang dewasa sebelum waktunya.Apalagi anak seumuran nya tentunya banyak hal yang ingin dia lewatkan dengan kedua orang tua mereka.

"Apa Daddy kita sayang sama bunda juga kita?" tanya Elang.

Nico merasa hatinya rercubit.Jika benar dua anak itu adalah anaknya.Dia pasti sangat bahagia apalagi dua anak yang sangat baik dan juga saling sayang satu sama lain.

Namun, memang tidak lah mudah untuk menaklukkan seorang Leka yang pastinya tidak akan. mudah menerimanya karena perlakuannya yang membuat dirinya mungkin mengalami banyak kesusahan apalagi dengan hamil tanpa suami.

Bersambung