Transmigrasi Istri Duke Tiran

Rosa yang awal nya cemberut langsung tersenyum cerah saat mendengar perkataan ibunya.

"Ibu benar, memang nya siapa yang akan menolak kecantikan ku," ucap Rosa sombong.

"Bagaimana kalau besok kita berkunjung ke kediaman Duke Arsenio, Ayah dengar hari ini Duke Arsenio dan pasukannya sudah tiba di wilayah barat," usul Tuan Rangga tersenyum penuh makna.

"Itu kesempatan buat kamu Rosa," ucap Nyonya Hera yang mengerti maksud dari suaminya.

"Aku tahu," jawab Rosa tersenyum licik.

Rosa adalah salah satu dari banyaknya perempuan di kerajaan Horse yang sangat menyukai Anda Duke Arsenio, dan kabar pernikahan Duke Arsenio dengan Qiana waktu benar-benar membuat wanita itu marah, bahkan Rosa memukul dan mencambuk Qiana waktu itu, karena tidak terima kalau Qiana yang mendapatkan surat lamaran dari Duke Arsenio.

"Tapi ibu masih penasaran Rosa, kamu bilang kamu sudah melakukan sesuatu pada anak itu, tapi kenapa tidak ada yang terjadi dengan Qiana?" tanya Nyonya Hera penasaran.

Rosa berdecak kesal, mendengar pertanyaan dari Ibu nya, dirinya jadi teringat rencana nya untuk membunuh Qiana dengan memberikan bubuk racun ternyata tidak berhasil, Rosa mendapat kan informasi bahwa Qiana hanya pingsan beberapa jam saja.

Entah apa yang salah kenapa racun itu tidak bisa membunuh Qiana, pikir Rosa.

"Entahlah sepertinya anak itu memang memiliki banyak nyawa," jawab Rosa kesal.

"Tapi kali ini akan aku pastikan rencana ku tidak akan gagal lagi, akan aku rebut semua milik anak sialan itu, karena dia tidak pantas mendapat kan itu semua," ucap Rosa tersenyum miring.

"Bagus! Buat Duke Arsenio bertekuk lutut kepada mu, maka keluarga kita akan mendapatkan banyak keuntungan," sahut Tuan Rangga tersenyum licik.

"Ayah tenang saja, seperti tidak tahu saja aku ini siapa," jawab Rosa menyeringai.

"Tapi kamu harus tetap hati-hati Rosa, Duke Arsenio bukan lah laki-laki bodoh, dia memiliki kepekaan dan insting yang kuat, kamu harus pintar-pintar mengambil hati Duke Arsenio," ucap Nyonya Hera memperingati Rosa.

"Aku tahu apa yang harus aku lakukan, ibu tidak perlu banyak bicara," jawab Rosa tidak suka.

"Sudahlah aku mau keluar dulu, aku ada janji dengan salah satu pelanggan ku," ucap Rosa beranjak dari sana.

Rosa berlalu pergi dari sana meninggalkan kedua orang tua nya, mereka berdua tidak bertanya Rosa ingin kemana, karena mereka berdua sudah tahu, apa pekerjaan anak mereka itu.

"Anak itu sangat keras kepala, aku hanya khawatir dia akan bertindak ceroboh," keluh Nyonya Hera.

"Sudahlah Hera, kamu serahkan semua nya pada Rosa, buktinya dia selama ini selalu berhasil memuaskan para pria bangsawan dan mendapat bayaran yang tinggi, membuat kita tidak perlu bekerja lagi," jawab Tuan Rangga santai.

Nyonya Hera diam membenarkan ucapan suaminya, karena memang selama ini Putri nya itu tidak pernah gagal kalau urusan menggoda pria, Putri nya itu memliki tubuh yang indah dan juga cantik, membuat banyak pria menyukai Rosa.

Mereka berdua memang sudah tahu apa pekerjaan Putri mereka selama ini, dan mereka berdua tidak mempermasalahkan nya, yang penting menghasilkan uang, itu yang ada dipikiran keluarga Atmaja selama ini, dan juga tidak ada orang yang tahu selama ini, mereka tahunya kelurga Atmaja adalah keluarga kaya raya karena Tuan besar Atmaja dulu salah satu Jendral besar begitupun dengan Mendiang Ayah Qiana.

Ya Keluarga Atmaja cukup terhormat dimata masyarakat, tanpa mereka tahu seperti apa sebenarnya keluarga itu sekarang, Nyonya Hera yang merupakan putri dari Tuan besar Atmaja menikah dengan salah satu pria yang tidak jelas asal-usulnya, alasan kedua nya menikah, tentu saja karena Nyonya Hera dulu hamil di luar nikah, sehingga Tuan besar Atmaja menikahkan mereka berdua.

🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰🏰

Saat acara perjamuan makan siang tadi selesai, Duke Arsenio langsung pergi ke ruang kerja nya di ikuti oleh dua orang kepercayaan nya, Jco dan Vincent.

Saat ini Duke Arsenio duduk di ruang kerja nya untuk mendengarkan laporan dari Vincent.

"Apa ada masalah selama saya pergi Vincent?" tanya Duke Arsenio datar.

"Semuanya aman Yang Mulia, pekerjaan Anda juga sudah di kerjakan semua," jawab Vincent sopan.

Duke Arsenio menaikan sebelah alisnya, apa benar semua pekerjaan nya selama dirinya pergi sudah selesai di kerjakan semua oleh Vincent.

Tumben? Apa dirinya tidak salah dengar? Pikir Duke Arsenio, karena biasanya setiap dirinya kembali tugas dari luar, pekerjaan nya sudah menumpuk di atas meja kerja nya.

Duke Arsenio melirik meja kerja nya yang memang tidak ada satupun berkas yang terdiri nya kerjakan, semua terlihat rapi dan seperti nya memang benar semua tugasnya sudah di selesaikan oleh Vincent.

"Tumben sekali? Biasanya juga kau selalu mengeluh pekerjaan Duke Arsenio sangat banyak dan kamu tidak bisa mengerjakan semua nya," celetuk Jco kurang percaya dengan perkataan Vincent.

Duke Arsenio seperti nya juga setuju dengan perkataan Jco, tidak biasa nya Vincent bisa menyelesaikan semua pekerjaan dirinya, apa ada sesuatu yang tidak dirinya ketahui, pikir Duke Arsenio memicingkan mata nya.

"Hah... Selama Anda pergi saya di bantu oleh Yang Mulia Duches untuk mengurus wilayah Barat dan mengerjakan beberapa berkas laporan yang di kirim oleh beberapa bangsawan dan juga rakyat yang ada di wilayah Barat," ucap Vincent menghela nafas nya panjang.

"Duches Qiana maksud mu?" tanya Jco semakin penasaran dengan Duches baru nya itu.

Ah mengingat Duches baru nya itu, Jco jadi teringat menu makan siang tadi yang sangat nikmat dan lezat, dan ternyata orang yang membuat makanan se lezat itu adalah Duches baru nya.

"Kau pikir siapa lagi selain Duches Qiana," jawab Vincent melirik Jco kesal.

"Jelaskan!" titah Duke Arsenio tegas.

Vincent mengangguk kan kepala nya, karena sudah paham apa maksud dari ucapan Duke Arsenio.

"Saat Anda pergi ternyata Duches Qiana sempat jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri selama beberapa jam-"

"Bagiamana bisa? Apa yang terjadi?" tanya Duke Arsenio memotong ucapan Vincent.

Vincent terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan Duke Arsenio, tidak ada yang tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan Qiana waktu itu kecuali diri nya dan tabib yang memeriksa Qiana.

"Yang Mulia Duches keracunan," jawab Vincent sopan.

"APA! KERANCUNAN!?"

Teriak Jco kaget saat mendengar jawaban dari Vincent.

Sementara Duke Arsenio masih diam di tempat nya, tapi terlihat dengan jelas rahang pria itu mengeras dan tangan nya terkepal kuat.

"Siapa?" tanya Duke Arsenio dingin.

"Maaf Yang Mulia, saya belum mengetahui siapa orang yang meracuni yang mulia Duches," jawab Vincent menunduk kan kepala nya.

Wajah Duke Arsenio semakin menggelap, walaupun diri nya belum menerima pernikahan nya dengan Qiana, tapi entah kenapa pria itu merasa sangat marah saat ada orang yang sudah berani ingin mencelakai istri nya.