NovelToon NovelToon
Di Cerai Saat Hamil

Di Cerai Saat Hamil

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy R

Selama tiga tahun ini, Hilda Mahira selalu merasa tertekan oleh ibu mertuanya dengan desakan harus segera memiliki anak. Jika tidak segera hamil, maka ia harus menerima begitu saja suaminya untuk menikah lagi dan memiliki keturunan.

Dimas sebagai suami Hilda tentunya juga keberatan dengan saran sang ibu karena ia begitu mencintai istrinya.

Namun seiring berjalannya waktu, Ia dipertemukan lagi dengan seorang wanita yang pernah menjadi kekasihnya dulu. Dan kini wanita itu menjadi sekretaris pribadinya.

Cinta Lama Bersemi Kembali. Begitu lebih tepatnya. Karena diam diam, Dimas mulai menjalin hubungan lagi dengan Novia mantan kekasihnya. Bahkan hubungan mereka sudah melampaui batas.

Disaat semua permasalahan terjadi, rahim Hilda justru mulai tumbuh sebuah kehidupan. Bersamaan dengan itu juga, Novia juga tengah mengandung anak Dimas.

Senang bercampur sedih. Apa yang akan terjadi di kehidupan Hilda selanjutnya?

Yuk ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kapan Hamil?

Hilda, gadis yatim piatu yang tumbuh di panti asuhan menerima begitu saja perjodohan yang di adakan oleh ibu panti dengan salah satu donatur tetap di panti tersebut.

Hilda di jodohkan dengan Dimas, anak sang donatur tetap itu.

Pernikahan pun terjadi. Hilda sangat bahagia atas perjodohan ini karena ternyata Dimas adalah suami yang baik. Selama tiga tahun pernikahan berlangsung, Dimas tidak pernah sedikit pun menyakiti hati Hilda. Dimas selalu memperlakukan Hilda layaknya seorang putri. Ya, semua itu Dimas lakukan karena memang ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Hilda.

Kehidupan rumah tangga yang awalnya harmonis dan bahagia, lambat laun mulai berubah menjadi tidak baik baik saja. Bagaimana tidak? Setelah Ayah Dimas meninggal, Mayang, ibu Dimas mulai menunjukkan sikap tak sukanya pada Hilda.

Mulai dari tak suka dengan cara berpakaian Hilda, cara Hilda mengerjakan pekerjaan rumah, Masakan Hilda yang tak pernah cocok dilidahnya. Juga yang terus ia permasalahkan adalah belum adanya keturunan antara Hilda dan Dimas sampai sekarang.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Dimas mendekati Hilda sembari melingkarkan tangan di perut sang istri dan menyandarkan kepalanya di pundak wanita tersebut dan mengecupnya sekilas.

"Ibu mas."

"Ibu? Kenapa dengan ibu?."

"Sepertinya ibu sudah tidak menyukaiku."

"Bagaimana bisa? Bukankah selama pernikahan kita, ibu selalu bersikap baik padamu?."

"Iya mas. Tapi setelah kepergian ayah, Aku merasa sikap ibu semakin berbeda."

"Maksutnya?."

"Aku merasa setiap apa yang aku lakukan tidak pernah benar dimata ibu. Bahkan apa yang aku kerjakan selalu salah."

"Mungkin hanya perasaanmu saja."

"Tidak mas. Ibu benar benar tidak menyukaiku lagi."

"Sejak kapan kamu merasakan hal itu?."

"Sudah beberapa bulan ini."

"Beberapa bulan? kenapa kamu tidak pernah cerita?."

"Maaf mas. Aku memilih diam karena aku tidak mau berburuk sangka dulu pada ibu. Aku memilih diam karena mungkin saat itu suasana hati ibu sedang tidak baik. Makanya aku tidak memberitahu mas dulu. Tapi semakin lama, aku justru merasakan sikap ibu semakin tak dapat ku mengerti. Bahkan tadi sore ibu bilang, jika aku belum juga hamil, kamu akan disuruh menikah lagi mas."

"Apa? Kamu serius ibu berbicara seperti itu?."

"Iya mas."

"Tapi rasanya itu sangat mustahil."

"Benar mas, Aku tidak bohong. Aku takut apa yang Ibu katakan akan menjadi kenyataan."

"Tenanglah. Aku mencintaimu. Aku tidak akan berkhianat."

"Tapi bagaimana jika aku belum juga hamil?."

"Sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan bicara sama ibu nanti."

"Tapi mas.."

"Ssstttt..." Dimas menutup bibir Hilda dengan telunjuk kanannya. Perlahan tapi pasti, Dimas mulai mendekatkan wajahnya, membungkam, mengecup, dan mengabsen bibir sang istri penuh gairah.

Mendapat perlakuan manis sang suami, Hilda pun membalas mesra setiap tindakan yang dilakukan oleh suaminya tersebut.

Hingga akhirnya sepasang pasutri itu melakukan apa yang memang seharusnya mereka lakukan. Dan karena saking asyiknya melakukan kegiatan tersebut, mereka berdua pun kelelahan hingga tertidur sampai pagi hari dan melewatkan jam makan malam.

Sebenarnya tidak masalah sejak keduanya melewatkan jam makan malam mereka. Tapi yang jadi permasalahan adalah, dimana ada seseorang yang sedang menahan emosi pagi ini karena ulah mereka semalam.

"Enak sekali jam segini baru bangun! Istri macam apa kamu?." seru Ibu Sofia mengagetkan Hilda yang sedang menyeduh kopi di dapur.

"Ibu.."

"Ngapain aja semalaman gak keluar keluar? Melewatkan jam makan malam pula"

"Maaf bu, semalam itu, mas Dimas.."

"Kenapa sih bu? Semalam Hilda nemenin Dimas tidur. apa salahnya? Bukankah ibu ingin secepatnya memiliki cucu?." Sahut Dimas yang kini bergabung dengan kedua wanita itu.

"Iya. Tapi kalian itu keterlaluan. Membiarkan ibu makan malam sendirian"

"Maaf ya bu, Besok tidak akan lagi." Dimas mencoba menenangkan dan mencairkan suasana hati ibunya yang sedang marah. Juga ia memberi isyarat kepada Hilda untuk meninggalkan mereka berdua.

Setelah Hilda pergi, Dimas mulai membuka pembicaraan mengenai keluh kesah istrinya semalam.

"Bu, Dimas mau tanya sesuatu sama ibu."

"Apa?."

"Apa benar Ibu berbicara sama Hilda jika kami belum memiliki keturunan dalam waktu dekat ini, ibu akan menyuruh Dimas menikah lagi?."

"Benar. Kenapa memang?."

"Bu Kenapa Ibu tega berbicara seperti itu sama Hilda? Kasihan Hilda Bu."

"Lebih kasihan mana lagi sama ibu yang sudah setua ini tapi belum memiliki cucu?."

Dimas terdiam.

"Dimas asal kamu tahu ya, semua anak teman-teman ibu itu sudah pada memiliki anak. Teman-teman Ibu sudah pada menimang cucu. Bahkan di antara mereka cucunya ada yang sudah besar loh! Kamu nggak kasihan sama ibu?."

"Iya Dimas paham maksud ibu, tapi nyatanya kan Dimas sama Hilda belum dikasih keturunan. Ibu lyang sabar ya."

"Tapi sampai kapan ibu harus bersabar Dimas?."

"Mungkin tidak lama lagi bu. Kita juga sudah berusaha. Ibu doakan saja kami berdua biar cepat dikaruniai momongan."

"Berdoa sih setiap hari. Tapi Ibu rasa istrimu itu yang bermasalah deh?."

"Maksud ibu apa?."

"Dipikir secara logika saja ya Dimas, istri kamu sejak kecil kan tinggal di Panti Asuhan. Bertahun-tahun lamanya dia makan makanan yang seadanya. Bahkan bisa dibilang kurang bergizi. Dan otomatis organ-organ di dalam tubuh istrimu pasti memiliki kualitas yang kurang bagus, termasuk rahimnya. iya kan?."

Lagi lagi Dimas hanya bisa diam mendengar celotehan sang ibu.

"Kamu diam berarti mengiyakan ucapan ibu kan?"

"Bukan seperti itu Bu."

"Sudah sudah, lagi pula kenapa sih kamu gak nikah lagi aja?."

"Astagfirullah. Apa yang ibu katakan barusan?."

"Kenapa? tidak ada yang salah dari ucapan ibu kan? Istrimu tidak bisa hamil, makanya kamu harus nikah lagi supaya bisa punya keturunan."

"Ibu dengar baik-baik ya, sampai detik ini aku masih mencintai Hilda, dan aku tidak akan menghianatinya."

"Terserah kamu! Tapi Ibu yakin, suatu saat kamu akan bosan dengan istri tak bergunamu itu."

Dimas tak menghiraukan ucapan ibunya. Ia lebih memilih pergi menyusul Hilda ke meja makan, mengisi perutnya yang sudah sangat keroncongan.

Baik Hilda, Dimas dan juga ibunya, mereka menikmati sarapan dalam suasana hening. Namun yang pasti, ketiganya pasti sedang berperang melawan pikiran masing-masing.

Satu bulan kemudian.

Setiap hari satu keluarga ini melalui pergantian waktu dengan sama. Tak ada yang berubah. Ibu yang selalu meminta cucu. Suami yang selalu bersikap menenangkan. Juga istri yang selalu merasa terbebani atas permintaan sang ibu.

Malam pun tiba. Bukannya Tidur, Hilda malah melingkarkan tangannya di perut sang suami.

"Sayang, tidurlah, ini sudah larut malam."

"Mas."

"Ada apa?."

"Soal permintaan ibu. Bagaimana aku bisa mewujudkannya kalau akhir akhir ini mas jarang menyentuhku?."

"Jangan terlalu dipikirkan. Kita pasti punya anak kok. Mungkin tidak sekarang. Tapi nanti setelah kita benar-benar dipercaya sama Tuhan."

"Tapi mas.."

"Tidurlah. Mas capek sekali hari ini" Ucap Dimas sembari mengecup kening Hilda sekilas lalu berbaring dan memejamkan matanya cepat.

Sementara Hilda, ia hanya bisa diam dan mulai merasakan adanya perbedaan sikap sang suami kepadanya. Ingin sekali Ia tak menghiraukan hal tersebut. Tapi nyatanya, semakin ia mencoba tak memikirkan, justru semua itu malah semakin jelas terngiang di otak dan pikirannya.

Tling (suara notifikasi ponsel)"

Kenapa setiap malam ada pesan masuk di ponsel suamiku. Pikir Hilda.

Karena rasa penasaran yang tak dapat di bendung, Hilda pun memutuskan untuk melihat ponsel suaminya. Dan alangkah terkejutnya ia setelah melihat chat yang ada di depannya.

Deg

.

.

1
Ma Em
Semoga Reyhan bisa mengejar buyg akan membawa Hilda pulang kampung dan bisa bertemu kembali dgn Hilda, semoga saja kejahatan Novia segera terungkap mungkin saja dia bekerja sama dgn Mita manager Reyhan dan segera pecat si Mita jgn diberi maaf lagi .
Mommy R: Tunggu Reyhan beraksi ya kk
total 1 replies
Uthie
Yaaa ampun.... semoga Hilda segera bisa bersama Reyhan.. dan bikin si Dimas nyesel dan tau rasa itu udah milih nenek lampir 😡😡😡
Mommy R: sabar ya kak..
total 1 replies
Uthie
jahatnya Pelakor 😡
Mommy R: Udah makanan mereka itu
total 1 replies
Mundri Astuti
semoga dimas segera tau kebusukan Novia
Mommy R: Masih kepincut sama mantan kak
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
BAGUS NOVEL INI
Mommy R: Makasih kak.
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
Novia gemblung dah rebut Dimas msh aja ga puas klo Hilda blm mati.
Mommy R: Orang jahat dah mati rasa kak
total 1 replies
Uthie
Bagus Hilda... jangan lembek hanya karena kamu anak yatim piatu!! 😡👍
Mommy R: Betul. harus tegas ya..
total 1 replies
Uthie
Wahhh... sepertinya sukkka Bangett niiii sama cerita macam ini 👍👍👍🤩
Mommy R: Makasih kak.
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Mommy R: ditunggu ya kak
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
Novia kmu teriak jalang itu tandanya nunjuk dirimu sendiri yg jalang
Mommy R: lupa daratan dia
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
kamu juga akan bahagia Hilda
Mommy R: amin...
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
mantap Hilda
Morna Simanungkalit
thorrr bagaimana keadaan Hilda ,mungkin ini ulah istri muda Dimas kasihan sekali kau Hilda ,tapi jangan menyerah ya Hilda tetap tabah dan
Mommy R: keadaan Hilda tunggu di next part ya
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
istri org bentat lag8 jd janda Rey😅
Rabiatul Addawiyah
Laki2 mah punya beribu cara bohong ke istri klo lagi jatuh cinta pd wanita lain
Mommy R: Amit amit ya kak lelaki model gitu
total 1 replies
Ma Em
Pasti itu perbuatan dari istri mudanya si Dimas tuh si Novia mungkin dia bekerja sama dgn Mita yg jadi managernya Reyhan , coba Reyhan selidiki semua perbuatan orang2 yg sdh jahat pada Hilda agar segera ketahuan siapa yg jahat pada Hilda dan hukum orang yg sdh jahat pada Hilda.
Mommy R: Mungkin bisa jadi..
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
clbk trus cewenya ga tau malu ya udah kesingkir istri sah
Mommy R: Pelakor mah emang nekat kak
total 1 replies
Morna Simanungkalit
pelakor memang tidak punya hati !makanya mau jadi pelakor.
Mommy R: makhluk paling menjijikkan ya kak
total 1 replies
Sweety
Lanjut lagi kak
Mommy R: iya kak
total 1 replies
Sweety
oke
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!