Little Queen

Suasana malam hari di mansion keluarga kecil Michel, sangat bahagia karna dengan sadar Dominic dan Willy.

Dan malam ini mereka berkumpul di ruangan Dominic, dengan Sasa yang duduk di samping Dominic dan Dinda,sedangkan yang lain di sofa.

"Kulkas bantu aku , nanti bisa kalah " ucap Vanya.

Marvel yang dari tadi sibuk main ponsel mengernyit dahi bingung, siapa yang di panggil kulkas oleh sepupu bar-bar nya ini.

"Iya kamu siapa lagi " ucap Demian, yang melihat kebingungan sepupunya.

"Cepat kulkas, nanti Vanya tidak bisa menang ini " ucap Vanya.

"Dasar payah, sudah tahu tidak bisa main tapi masih juga mau main" ucap Marvel.

Tapi Marvel mendekat sepupunya nya, dan langsung membantu sepupu nya, sedangkan Ara fokus dengan laptop yang ada di pangkuan nya.

"Kau sudang apa sayang " ucap indah, sedangkan Ara yang semulanya fokus pada laptop nya langsung memandang indah saat bicara, dan langsung memandang yang lain.

"Grandma bicara sama kamu sayang " ucap Dinda.

"Benar grandma " ucap Ara polos.

"Iya, kau sedang ada masalah " ucap indah.

"Tidak hanya pengagum rahasia " ucap Ara.

"Apa kakak sudah punya kekasih " teriak Vanya shock.

"Ternyata selain bar-bar kau juga budek " ucap Marvel.

" Enak saja bilang Vanya budek " ucap Vanya kesal.

"Kan biar tidak tegang gitu " ucap Vanya.

"Ya aku percaya " ucap Marvel.

Dan, mereka semua langsung fokus pada inti permasalahan yang mereka bahas tadi.

"Maksud mu ada yang mengikuti mu " ucap indah.

"Tidak hanya mengikuti dia juga sudah mencari data diri Ara " ucap Ara santai, sambil mengunyah kentang goreng.

"Dan kau tidak menembak kepala nya " ucap Jeni .

"Belum saat nya aunty, itu terlalu buru-buru " ucap Ara.

"Biasanya kau tidak suka main-main" ucap Jeni.

"Kali ini berbeda aunty, sayang jika di lewatkan " ucap Ara.

Tidak salah lagi Queen kali ini memang lebih berbahaya, apa lagi senjata penerus kakek moyang nya menjadi turun temurun.

*****

Saat pagi hari tiba, Ara langsung menuju kampus nya tapi kali ini tidak ada penguntit seperti biasanya nya karna Ara berangkat lebih awal.

Saat dia menuju taman, di sana sudah ada seorang wanita yang duduk seorang diri sambil menikmati bekalnya.

"Sepertinya kau sering membawa bekal " ucap Ara, langsung duduk di samping wanita cantik .

Dia yang tadinya fokus membaca buka, langsung memandang asal suara dan ternyata Ara.

"Ara, duduk lah " ucap Ica.

Dia bahagia teman yang selalu bersifat dingin dengan nya, sekarang sudah mulai berubah .

" Maaf untuk kejadian kemarin" ucap Ara.

Saat Ica mengingat kejadian yang membuat bekal nya terjatuh.

"Itu bukan salah mu, ini aku bawa bekal kau ingin coba " ucap Ica.

"Boleh " ucap Ara, mencicipi kue buatan ibu Ica.

"Bagaimana " ucap Ica,saat melihat Ara yang mengunyah dengan pelan.

"Enak " ucap Ara, Inca yang mendengar penilaian kue Hasil buatan mommy nya sangat bahagia.

"Mommy memang paling jago buat kue, jika kau berkenan mampir di mansion kami nanti aku akan suruh mommy buatkan kue yang enak lain nya " ucap Ica.

"Memang nya boleh " ucap Ara.

"Tentu saja boleh bahkan mom dan daddy ku ingin bertemu dengan mu " ucap Ica.

Ara langsung berhenti mengunyah kue bekal teman nya.

"Kenapa, apa kau salah bicara " ucap Ica.

"Tadi kau bilang mom dan Daddy mu ingin bertemu dengan ku " ucap Ara, dengan polos Ica mengangguk kepala.

"Bagaimana bisa " ucap ara .

"Itu Karan mom dan Daddy bertanya sahabat Ica, jadi Ica cerita jika Ica lagi sedang meluluhkan hati Ara yang cuek banget sama Ica " ucap Ica.

"Emang Ara cuek " ucap Ara.

"Banget malah, Ara irit kalau bicara tapi hari ini tidak ica senang deh " ucap Ica.

"Maaf Ara tidak bermaksud begitu " ucap Ara.

"Sekarang kita berteman " ucap Ica .

"Berteman " ucap Ara, dan saat Ara melihat jam tangan nya sudah mendekati waktu mata kuliah dimulai.

"Jam mata kuliah akan segera di mulai, ayo kita ke kelas " ajak Ara.

"Ayo " ucap Ica , sambil membereskan bekal nya yang juga di bantu Ara.

Sedangkan seseorang yang melihat ara bersama Ica, jalan beriringan menggenggam tangan sampai memerah.

"Aku tidak akan membuat mu memiliki teman " ucap seorang wanita.

"Kau tidak masuk kelas " ucap Devan yang kebetulan lewat dari sana.

"Eh bapak, ini saya juga ingin ke kelas " ucap Tina.

"Sekali lagi kau membuat ulah, maka bapak akan memberi mu nilai E " ancam Devan.

"Tidak tidak, mana ada Tina buat masalah pak" takut Tina, masa ia sudah punyak otak pas Pasan di beri nilai E lagi.

"Sudah sana masuk kelas " ucap Devan.

Tina langsung berlari menuju kelas, saat mendengar perintah Devan, sedangkan Devan yang melihat tinga langsung ngacir hanya menggeleng kepala.

"Aku tidak akan membiarkan satu orang pun mengganggu wanita ku "

Next part selanjutnya KK dan jangan lupa untuk mampir di karya author yang lain dan mohon masukan dan saran nya 🙏