Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Bangkit
Malam ini rumah Nayla masih ramai dengan suara orang-orang yang mengaji, meski pun rumah ada banyak orang tapi di hati Nayla paling dalam masih merasa sepi. Nayla hanya merasa kecewa karena tidak ada di samping papahnya saat terakhir papahnya. Ingatannya terlempar di pagi tadi saat Nayla berpamitan pada papahnya.
“Pah, aku berangkat ya pah” Pamit Nayla pada Handa yang tengah duduk di atas ranjangnya
“Iya hati-hati, semangatnya bidadari papah” Ucap Handa
“Nanti kalo aku pulang, aku temenin papah ke dokter ya pah. Kata mamah papah mau ke dokter kalau aku yang nemenin” Ujar Nayla bergelayut manja di lengan papahnya.
“Iya, sudah sana berangkat. Ini ujian terakhirkan ?” Tanya Handa
“Iya pah” Jawab Nayla mengangguk
“Papah sayang sama kamu, sehat terus ya kesayangan papah” Ucap Handa menyemangati Nayla
Andai Nayla tahu itu adalah pelukan dan ciuman terakhir papahnya, dia memilih untuk tetap di dekat papahnya sepanjang hari. Nayla berjalan ke taman belakang rumah, tempat favorit papahnya kalau pagi dan sore hari. Nayla duduk dan menangis di sana sendirian, di temani angin malam yang menerpa.
“Jangan menangis terus, kasihan papah kamu. jalannya di sana nggak bakalan tenang kalau anak kesayangannya menangis terus di sini” Ucap Rangga sembari menyelimuti jaketnya kepada Nayla
Nayla tersenyum tipis dan mengeratkan jaket Rangga yang ada di tubuhnya.
“Aku gak mau munafik dengan bilang kamu harus sabar atau pun ikhlasin, karena semua orang tidak tahu apayang ada di dalam hati kamu tapi cobalah untuk diri kamu dan juga mamah kamu” Ucap Rangga yang masih berdiri di samping tempat Nayla duduk.
“Lihatlah mamah kamu Nay” Ucap Rangga sambi menunjuk Rasti yang ikut mengaji sesekali berhenti untuk mengusap air mata
“Mamah kamu kehilangan separuh jiwanya, orang yang menemaninya mulai dari memulai hidup baru sampai sekarang sudah tidak ada di sisinya lagi. Ibarat kaki mamah kamu patah sebelah dan berjalan dengan pincang karena hanya bertumpu satu kaki, dia punya kamu dan kakak kamu buat penyangga agar tetap berdiri tegak” Lanjut Rangga
“Udah cukup Rang cukup hiks hiks hiks” Jawab Nayla sambil menangis
Rangga memeluk bahu Nayla dan Nayla tanpa sadar melingkarkan tangannya pada pinggangnya.
“Aku Cuma mau kamu bangkit, bukan Cuma kamu yang sedih. Kasihan mamah kamu” Ucap ranggap sambil mengusap rambut Nayla
“Makasih ya” Ujar Nayla lalu melepaskan pelukan Rangga
“Sama-sama” Jawab Rangga lalu melihat jam yang ada di tangannya yang menunjukkan pukul 9 malam
“Aku pulang dulu ya Nay” Pamit Rangga
Nayla masuk ke dalam rumah, lalu dia melangkah kakinya ke kamar orang tuanya. Malam ini dia ingin tidur dengan mamahnya.
“Mau tidur sama mamah sayang ?” Tanya Rasti menghentikan tangan Nayla yang berada di hedle pintu, lalu Nayla berbalik dan mendapati mamahnya tersenyum
“Iya mah, bolehkan ?” Ujar Nayla
“Boleh dong sayang, masuk sana. mamah mau ke depan dulu, tamu-tamu udah mau pulang” Jawab Rasti lalu meninggalkan Nayla
Nayla meneruskan langkahnya masuk ke dalam kamar orang tuanya, Nayla duduk di sisi kiri tempat tidur papahnya. Nayla tidur dan menghirup aroma parfum Handa, sepertinya Rasti sengaja menyemprotkan parfum Handa di kamar mereka.
Ceklek
Pintu di buka dari luar membuat Nayla memilih berpura-pura tidur, Nayla mendengar langkah kaki seseorang masuk ke dalam kamar lalu duduk di samping Nayla yang sedang tidur.
“Pantesan kakak car-cari gak ada, ternyata kamu sembunyi di kamar papah sama mamah” Ucap Ali
“Kakak janji bakal jagain kamu sama mamah, selamat malam” Lanjut Ali mencium kening adiknya sebelum keluar kamar
Begitu pintu tertutup sempurna Nayla membuka matanya, air mata Nayla kembali mengalir tapi dengan cepat dia menghapusnya dan mencoba memejamkan matanya kembali.
*****
Nayla mendengar samar suara oramg mengaji yang iringi dengan isak tangis yang menyayat hati, Nayla mencoba membuka matanya dan menemukan mamahnya sedang mengaji setelah sholat tahajud karena jam menunjukkan pukul 03:00 dini hari. Nayla turun dari tempat tidur lalu memeluk mamahnya dari belakang.
“Mamah, jangan sedih lagi masih ada aku sama kak Ali” Ucap Nayla yang sudah berkaca-kaca
“Iya, maaf ya adek jadi terganggu karena mamah menangis jadi kebangun” Jawab Rasti membuat Nayla menggelengkan kepalnya
“Aku juga mau tahajud dulu mah, nanti kita ngaji bersama” Ucap Nayla dan mereka pun mengaji bersama
*****
Pagi hari setelah sholat subuh Nayla melihat mamahnya ketiduran, Nayla tidak tega membangunkannya. Aku keluar dan menyeduh teh hangat dua gelas, kopi dan coklat hangat. Nayla tersadar ketika dia meletakkan the di atas meja, biasanya Handa juga meminum the di pagi hari. Nayla tersenyum sendu.
“Pagi dek” Sapa Ali
“Pagi kak” Jawab Nayla
“Mana mamah dek ?” Tanya Ali
“Masi tidur kak, tadi oagi abis sholat subuh mamah tidur lagi” Jelas Nayla
“Gak papa, kenapa kamu bikin minumnya 4 dek ?” Tanya Ali
“Aku kebiasaan bikin minum 4, aku baru ingat papah sudah gak ada yah” Jawab Nayla sendu sambil menitikkan air mata
“Jangan menangis de, jangan di ingat-ingat lagi. biar nanti kakak yang minun minuman buat papah” Ujar Ali
“Aku ma uke rumah papah kak” Ucap Nayla menunduk
“Iya nanti kita ke sana kalau mamah sudah bangun, kakak beliin nasi uduk di depan aja buat sarapan kita” Ujar Ali
“Iya kak” Jawab Nayla
Nayla masuk ke dalam kamarnya lalu mengecek apakah ada pesan yang masuk, dan ternyata teman-temannya memberikan dia dukungan akan terus semangat dalam mejalani hidupnya. Dan sesuai janji setelah Rasti bangun dan sarapan mereka mengujungi makan Handa, karena Nayla sudah merasa sangat rindu. Setelah melepas rindu mereka pulang ke rumah karena sudah merasa terobati rasa kangennya, meski pun tidak berwujud.
Sesampai rumah, Nayla di kejutkan oleh kedatangan Rangga yang tengah duduk di teras rumah mereka.
“Selamat pagi tante” Ucap Rangga sambil mencium tangan Rasti
“Pagi, mari masuk nak” Ajak Rasti
“Terima kasih tante, saya di sini saja” Jawab Rangga
“Kalau gitu tante ke dalam ya” Pamit Rasti
“Iya tante” Jawab Rangga
Setalah Rasti masuk ke dalam Rangga memberikan bingkisan kepada Nayla.
“Ini dari kak Erika, halal kok kakak ku seorang mualaf” Ucap Rangga
“Makasih” Jawab Nayla dan dia membuka bingkisannya dan menemukan ada kebab dan sup zuppa serta yogurt kotak langsung Nayla cicipi
“Enak gak ?” Tanya Rangga membuat Nayla teringat bahwa dia lupa tidak menawarinya
“Astagfirulloh, maaf aku lupa tidak menawarimu. Ini sangat enak” Jawab Nayla
“Gak papa, habiskanlah kalau kamu suka” Ucap Rangga sambil tersenyum