NovelToon NovelToon
Sang Raja Asura

Sang Raja Asura

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anonim

Bercerita seorang yang dahulu di beri julukan sebagai Dewa Pengetahuan dimana di suatu saat dirinya dihianati oleh muridnya dan akhirnya harus berinkarnasi, ini merupakan cerita perjalanan Feng Nan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12: Mulainya pelatihan

Malam di Kota Gu masih terasa sunyi, namun bagi Feng Nan, keheningan ini penuh dengan tanda bahaya yang tersembunyi. Setelah mengusir para mata-mata dari keluarga Zhao, ia kembali ke dalam sekte dengan pikiran yang lebih waspada. Tidak mungkin keluarga Zhao menyerah begitu saja. Ia harus memanfaatkan waktu yang ada untuk memperkuat Liu Shi dan Liu Ming.

Di halaman belakang Sekte Teratai Bambu, Liu Shi duduk bersila di atas batu datar, merasakan aliran energi Yin di dalam tubuhnya. Udara di sekelilingnya terasa lebih dingin, bahkan embun yang menggantung di dedaunan bambu tampak membeku lebih cepat dari biasanya. Feng Nan mengamati dari kejauhan, memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada Liu Shi.

"Bagaimana rasanya?" tanya Feng Nan akhirnya.

Liu Shi membuka matanya perlahan. "Aku bisa merasakan energi Yin bergerak lebih lancar, tetapi masih ada hambatan. Seolah ada sesuatu yang menghalangi alirannya."

Feng Nan mengangguk. "Itu wajar. Energi Yin lebih sulit dikendalikan dibandingkan energi biasa. Butuh keseimbangan yang tepat, atau tubuhmu bisa membeku dari dalam."

Liu Ming, yang berada di sampingnya, memperhatikan dengan rasa ingin tahu. Ia masih berada di tahap awal dalam memahami energi spiritual, dan teknik dasar yang diajarkan oleh Master Hua memberinya pemahaman yang cukup untuk mengontrol aliran energi dalam tubuhnya. Meskipun masih jauh dari mahir, ia menunjukkan bakat yang tidak bisa dianggap remeh.

"Jadi, jika keseimbangan tidak terjaga, apa yang akan terjadi?" tanya Liu Ming.

Feng Nan meliriknya. "Bisa berakibat fatal. Jika energi Yin terlalu kuat tanpa keseimbangan yang tepat, tubuh bisa kehilangan kendali. Tetapi jika berhasil dikendalikan, kekuatan yang dihasilkan sangat besar."

Liu Ming menelan ludah. "Lalu bagaimana cara memastikan keseimbangannya?"

"Latihan," jawab Feng Nan singkat. "Kau harus mengenali batas tubuhmu sendiri. Rasakan bagaimana energi itu mengalir dan pelajari cara menyesuaikannya."

Malam semakin larut, tetapi latihan masih berlanjut. Liu Shi mencoba kembali mengontrol energi Yin-nya, sementara Liu Ming berlatih teknik dasar pernapasan untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya terhadap aliran energi spiritual.

Sementara itu, di sudut lain sekte, Feng Nan memilih untuk menyendiri. Ia berdiri di atas puncak salah satu bangunan kayu, memandang ke langit yang diterangi bulan. Dalam pikirannya, ia mengingat teknik pedang Tarian Nirwana—sebuah teknik yang hanya ada di dataran surgawi dan tidak dikenal di daratan rendah tempatnya berada sekarang.

Tanpa seorang pun mengetahui, ia mulai melatih teknik itu dalam diam. Perlahan, ia menghunus pedangnya dan mengambil posisi. Angin di sekelilingnya mulai berputar, mengikuti gerakan tubuhnya yang halus namun tajam.

Tarian Nirwana bukan sekadar teknik pedang biasa. Gerakannya mengalir seperti tarian, tetapi dalam setiap putarannya tersimpan serangan yang mematikan. Feng Nan mencoba mengingat pola gerakan yang telah lama ia pelajari, namun setiap kali ia mencoba menyempurnakan tekniknya, ada sesuatu yang masih kurang.

"Masih belum cukup..." gumamnya.

Ia mengayunkan pedangnya sekali lagi, kali ini lebih cepat. Angin berdesir kencang di sekelilingnya, menciptakan tekanan yang membuat dedaunan bambu berguguran dari pohon-pohonnya. Namun, meskipun gerakannya semakin cepat, ia tahu bahwa inti dari teknik ini belum sepenuhnya dikuasainya.

"Aku harus menemukan ritme yang tepat..." katanya pada dirinya sendiri.

Dalam keheningan malam, hanya suara angin dan dentingan samar pedang yang bergesekan dengan udara yang terdengar. Tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa di atas atap bangunan sekte, seorang pemuda sedang mencoba menguasai teknik pedang yang tidak seharusnya ada di dunia ini.

Feng Nan menghela napas panjang, membiarkan pedangnya kembali ke dalam sarungnya dan segera memasukannya ke dalam cincin ruangnya. Tubuhnya sedikit berkeringat, tetapi pikirannya jauh lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Ia tahu bahwa teknik pedangnya masih belum sempurna, tetapi malam ini bukan waktu yang tepat untuk memaksakan diri.

Dengan langkah ringan, ia melompat turun dari atap dan berjalan melewati halaman sekte yang sunyi. Cahaya rembulan masih bersinar lembut, menerangi setiap sudut bangunan kayu yang berdiri kokoh di tengah-tengah taman bambu. Udara dingin terasa menyegarkan, namun Feng Nan merasa pikirannya masih dipenuhi oleh berbagai kekhawatiran.

Setelah memastikan bahwa Liu Shi dan Liu Ming masih dalam kondisi baik, ia memutuskan untuk keluar sebentar mencari udara segar. Ia meninggalkan sekte dengan langkah tenang, berjalan melewati jalanan berbatu menuju pusat kota Gu.

Kota Gu di malam hari tampak lebih hidup dari yang ia perkirakan. Meskipun sudah larut, masih ada beberapa kedai yang buka, dan suara tawa para pelanggan bercampur dengan dentingan gelas arak. Aroma makanan yang harum tercium di udara, membuat perutnya yang kosong sedikit bergejolak.

Tanpa banyak berpikir, Feng Nan melangkah masuk ke salah satu kedai yang tampak cukup ramai. Ia memilih tempat duduk di sudut ruangan, tidak ingin menarik perhatian terlalu banyak. Seorang pelayan segera menghampirinya.

"Selamat malam, tuan muda. Apa yang ingin Anda pesan?"

"Satu kendi arak," jawab Feng Nan singkat.

Pelayan itu mengangguk dan segera pergi untuk mengambil pesanannya. Sambil menunggu, Feng Nan mengamati sekeliling. Kedai ini dipenuhi oleh berbagai macam orang—dari pedagang, petualang, hingga beberapa pria berbadan kekar yang tampak seperti tentara bayaran. Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah sekelompok pria di sudut ruangan yang tampaknya sedang berbincang serius.

Ia menangkap beberapa kata dari percakapan mereka.

"Kau sudah dengar? Rombongan keluarga Zhao tiba-tiba datang ke kota Gu tadi siang."

"Benarkah? Untuk apa mereka ke sini? Bukankah kota ini bukan wilayah mereka?"

"Itulah yang membuatku penasaran. Biasanya keluarga Zhao tidak akan repot-repot datang ke sini tanpa alasan yang jelas. Apakah mereka mencari seseorang?"

Feng Nan mengangkat alisnya mendengar percakapan itu. Sebagai seseorang yang baru saja menyingkirkan mata-mata dari keluarga Zhao, ia bisa menebak bahwa masalah baru saja datang kembali.

Pelayan kembali membawa kendi araknya dan menuangkan isinya ke dalam cawan kecil di hadapannya. Feng Nan mengangkat cawan itu, menyesap sedikit sambil terus berpikir. Jika keluarga Zhao benar-benar datang ke kota Gu, itu berarti mereka masih belum menyerah untuk mengawasi atau bahkan mencarinya.

Ia berpura-pura tidak peduli, tetapi telinganya tetap awas mendengar percakapan orang-orang di sekelilingnya.

"Kudengar mereka membawa beberapa pengawal kuat. Sepertinya ada sesuatu yang serius terjadi."

"Apakah mereka mencari seseorang? Atau mungkin ada urusan dengan sekte di sini?"

Feng Nan menyesap araknya sekali lagi, kali ini lebih dalam. Ia harus berhati-hati. Jika keluarga Zhao benar-benar memiliki tujuan tertentu, maka besar kemungkinan dirinya, Liu Shi, dan Liu Ming bisa terlibat dalam masalah ini.

Tanpa mengubah ekspresi wajahnya, ia bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan beberapa koin di atas meja sebagai pembayaran. Ia keluar dari kedai dengan langkah tenang, tetapi dalam hatinya ia sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

Malam di kota Gu masih sunyi, tetapi Feng Nan tahu bahwa ketenangan ini hanyalah ilusi. Ia harus mencari tahu lebih banyak tentang kedatangan keluarga Zhao sebelum mereka bergerak lebih jauh. Dengan pikiran yang semakin waspada, ia memutuskan untuk berjalan lebih jauh ke dalam kota, mencari informasi yang bisa membantunya memahami situasi yang sedang berkembang.

1
Saipul Bachri
lanjutkan terus Thor
Rinaldi Sigar
lanjut
Ibad Moulay
Lonceng Besar
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Rinaldi Sigar
lanjut
Ibad Moulay
Lelang
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Rinaldi Sigar
lanjut thor
Abi
up
Abi
Biasa
Abi
Kecewa
Ibad Moulay
Uraaa 🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Uraa 🐎🐎🐎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!