Olivia Caroline adalah seorang wanita matang dengan latar belakang kedua orang tua broken home. Meski memiliki segalanya, hatinya sangat kosong. Pertemuan dengan seorang gadis kecil di halte bis, membuatnya mengerti arti kejujuran dan kasih sayang.
"Bibi, mau kah kamu jadi Mamaku?"
"Ha? Tidak mungkin, sayang. Bibi akan menikah dengan pacar Bibi. Dimana rumahmu? Bibi akan bantu antarkan."
"Aku tidak mau pulang sebelum Bibi mau menikah dengan Papaku!"
Bagaimana kisah ini berlanjut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kumi Kimut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Aarav tampak kesal karena sang resepsionis terlalu ingin tahu siapa Olivia. Dia lantas membawa calon istrinya langsung naik ke lantai dua untuk bertemu dengan Marsela.
Di sela perjalanan menuju ruang Marsela, Aarav mengumpat, dia tidak terima kalau resepsionis membuka luka lama Olivia yang dulunya pernah datang ke kantor W.O Marsela bersama Mario untuk merencanakan pernikahan yang nyatanya gagal. Aarav berasumsi kalau resepsionis terlalu ikut campur dan menyakiti Olivia.
Wajah Aarav memerah, bukan karena malu, melainkan karena amarah yang ditahannya sejak Olivia menunduk tak bersuara saat sang resepsionis membahas masa lalunya.
Aarav tahu betul, kalau masa itu menyimpan begitu banyak luka bagi Olivia. Luka yang sudah ia coba sembuhkan. Luka yang perlahan mulai pulih sejak mereka bersama. Dan kini, hanya karena ucapan ringan dari seseorang yang tak tahu apa-apa, luka itu kembali menganga.
Olivia berjalan di sampingnya, tak mengucap sepatah kata pun. Ia bisa merasakan kegundahan dalam langkah calon istrinya itu. Tangannya menggenggam tangan Olivia, mencoba memberikan kekuatan melalui sentuhan kecil itu. Tapi ia tahu, hatinya yang sudah rapuh mungkin kembali retak.
"Aku akan minta Sela untuk memecatnya."
"Jangan, tidak perlu berlebihan."
Olivia hanya menarik napas dalam-dalam. Ia sudah terlalu lelah untuk menanggapi. Kegugupan yang sedari tadi ia tekan perlahan muncul ke permukaan. Rasa malu, rasa bersalah, dan semua kenangan pahit yang telah ia kubur rapi seolah dipanggil kembali ke permukaan. Semuanya terasa kacau.
Begitu sampai di depan pintu ruangan Marsela, Aarav berhenti sejenak. Ia menatap Olivia dalam-dalam, memastikan bahwa perempuan itu masih kuat melangkah. "Kita di sini bukan untuk masa lalu, tapi untuk masa depan kita. Jangan biarkan siapa pun merusaknya," ucap Aarav, pelan namun tegas.
Olivia mengangguk pelan. Senyum tipis muncul di wajahnya yang masih pucat. Ia tahu Aarav marah bukan karena emosi sesaat, tapi karena ia peduli. Karena ia mencintainya. Dan itu cukup untuk membuatnya kembali tegak.
Mereka mengetuk pintu, dan Marsela menyambut mereka dengan hangat. Tak ada yang tahu, bahwa di balik senyum manis Olivia, ada hati yang kembali mencoba menyembuhkan diri. Tak ada yang tahu, bahwa di balik sikap tenang Aarav, ada kemarahan yang siap meledak kapan saja jika Olivia kembali disakiti. Olivia mencoba untuk tersenyum, tapi dia gagal. Senyumannya terlalu dipaksakan.
"Mbak Olivia ya?" tanya Sela yang familiar dengan wajahnya.
"Iya, mbak. Dia Olivia, calon istriku," jawab Aarav sambil merangkul pundak Olivia, dia menguatkan Olivia.
"Hm, bukannya dia pernah datang ke sini dengan siapa ya? Hm M Ma siapa ya?" Sela mencoba untuk mengingat-ingat tapi tidak ada ingatan soal pria yang datang dengan Olivia sbelumnya.
"Mario, dia adalah kekasih Olivia, tapi itu dulu. Sekarang, wanita ini milikku."
Deg!
Olivia terharu dengan ucapan Aarav yang semakin mempertegas kalau pria ini benar-benar serius ingin mempersuntingnya.
"Cie cie Aarav, aku gak pernah lihat kamu seserius ini deh. Wah kamu udah temuin pengganti Rachel kah?"
"Bukan pengganti, lebih tepatnya jodohku."
"Cieeee ya deh, yang dapat jodoh lagi."
"Ssst, jangan banyak bicara kamu Sel, kita duduk dan bicarakan soal pernikahanku dengan Olivia." Raut wajah Aarav lebih serius dari sebelumnya. Sela pun ikut tersenyum dengan perubahan sifat sang teman yang awalnya tidak mau dekat dengan wanita manapun, eh sekarang malah bucin.
"Iya iya percaya, yang lagi jatuh cinta!"
tetap semangat kak
smangat