"Lo memang adek tiri gw, tapi kita gak sedarah, apa salah nya gw pake Lo buat kepuasaan gw."
________________________________________________
seorang gadis culun yang selalu di bully oleh siswa si penguasa sekolah nya. tak di sangka orang yang setiap hari membully nya, bisa menjadi sodara tiri nya Sekarang.
selain bandel bocah itu juga mesum, dan sedikit kasar jika meminta sesuatu, apakah si gadis culun itu akan bertahan hidup seatap dengan orang yang selalu membully nya? atau ia akan memutuskan untuk berbeda rumah dengan kakak tiri nya? yuk langsung baca aja cuss 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 18
Hingga akhirnya mereka pun sampai di sekolahan.
"Baiklah...tugas kita telah selesai...saya harap tuan muda tak telat lagi ke sekolah." Ucap pak polisi, sedikit memberi Elbra nasehat. Lalu pergi meninggalkan Elbra dan Kania.
"Dasar polisi sok bijak, kayak gak pernah telat aja waktu sekolah."omel Elbra saat di nasehati oleh polisi tersebut.
Kania hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Elbra yang sangat di luar Nalar.
Mereka pun masuk ke gerbang sekolah, saat ingin masuk, mobil Elbra pun di cegat oleh satpam penjaga sekolah.
"Berhenti...maaf, tuan muda Elbra, anda telat." Ucap satpam tersebut sedikit takut mencegat Elbra, karena ia tau siapa Elbra.
"Heiss...Lo udah tau kan kalo kita telat, ngapain Lo halang halangin kita buat masuk!! Cari mati Lo, Ha?!!."bentak Elbra yang sudah sangat emosi, Karena sedari tadi, ada saja yang menghalangi nya untuk sampai ke kelas.
"Ma-maaf tuan...tapi."ucap satpam itu terhenti.
"Minggir Lo.....atau Lo besok gak akan ke sekolah ini lagi,"ancam Elbra, lalu kembali menghidupkan mesin mobil nya.
Satpam tersebut pun takut mendengar ancaman Elbra, ia pun terpaksa membiarkan Elbra masuk tanpa hukuman.
"El...kamu sedikit keterlaluan pada satpam itu, dia hanya menjalankan tugas nya."ucap Kania berusaha memberanikan dirinya untuk menasehati seorang Elbra yang keras kepala.
"Udah diem Lo...Lo gak mau kan kita telat." Jawab Elbra dengan wajah datarnya.
...----------------...
Saat ingin berjalan ke kelas, mereka pun melewati toilet sekolah, bukan nya melanjutkan jalan nya. Elbra malah menarik tangan Kania masuk ke dalam ruangan toilet tersebut.
"El...kok kesini?."tanya Kania sedikit takut saat Elbra menarik tangan nya masuk ke dalam toilet.
"Udah diem Lo....Lo tunggu di sini sebentar, gak usah ke mana mana, gw pergi sebentar, awas kalo Lo gak dengerin ucapan gw!."
Elbra pun meninggal kan Kania sendirian di toilet, lalu ia pergi ke suatu tempat.
Kania yang bingung pun, hanya bisa menuruti perintah Elbra, bahkan ia tak bergerak sama sekali karena takut di omeli Elbra.
...----------------...
Di kelas Kania......
"Jadi begitu anak anak, kalian paham kan?." Ucap pak guru yang sedang menerangkan materi pelajaran hari ini.
"Paham." Jawab mereka kompak.
Tiba tiba pintu kelas pun di buka dengan kasar oleh seseorang, hingga membuat guru beserta anak murid pun sangat kaget dengan kedatangan orang tersebut.
"Kamu...jangan kurang ngajar ya,"ucap pak guru sembari mengacungkan jari telunjuk nya tepat di depan wajah Elbra.
"Gw minta Lo buat gak hukum Kania, dia hadir hari ini, sebentar lagi ia bakal masuk ke kelas. Awas aja kalo gw liat Kania di hukum. Siap siap Lo bakal kena imbas nya, ingat itu!!." Dengan tak sopan Elbra pun mengancam guru tersebut tepat di depan murid murid nya.
Setelah berucap seperti itu, Elbra pun pergi tanpa pamit, lalu kembali menemui Kania di toilet.
Setelah itu Elbra pun menyuruh Kania masuk ke kelas nya sendirian, dan Elbra.... seperti biasa, ia akan bolos di jam pertama. Teman teman Elbra telah menunggu di tempat biasa mereka bolos.
Sesampainya di kelas....
Kania sangat takut untuk masuk ke kelas, baru kali ini kania telat, hari biasanya, Kania tak pernah telat seperti ini, ia selalu datang tepat waktu, dan selalu mengikuti pembelajaran dengan baik. Entah mengapa setelah seatap dengan Elbra, rasanya Kania sedikit berubah keseharian nya, yang awal nya giat belajar, kini menjadi jarang belajar, dan banyak lagi yang berubah dari Kania.
Dengan sopan, Kania pun mengetuk pelan pintu kelas, sembari memberi salam pada pak guru.
"Assalamualaikum..."
"Wa'alaikumsalam...masuk."jawab pak guru tanpa melihat ke arah Kania.
Kania pun langsung menghampiri pak guru, lalu berniat ingin menjelaskan kepada pak guru, alasan ia telat hari ini.
"Maaf pak, saya telat...sa-."ucap Kania terhenti.
"Duduk." Ucap pak guru singkat, sambil sibuk melihat buku nya.
Kania sangat bingung dengan sikap pak guru hari ini, bahkan yang biasanya guru tersebut akan menghukum murid yang terlambat, namun kali ini kania tak di beri hukuman. Entah apa yang terjadi pada guru itu, hingga tak mau menghukum Kania.
...----------------...
Di kantin sekolah....
"Hahaha....ngapain aja Lo semalem? Sodara tiri Lo gak sakit kan?." Tanya salah satu teman Elbra yang sangat memiliki pikiran yang mesum.
Dia adalah Leo.
"Sakit Kenapa? Emang gw apaain?."tanya Elbra Bingung, ia tak tau yang terjadi semalam, karena ia mabuk habis minum Alkohol.
"Ya elah kayak gak tau aja pikiran Leo...emang gak Lo apa apain tu sodarah tiri Lo?." Ucap teman Elbra yang bernama Daniel, ia sudah sangat paham dengan otak mesum Leo.
"Mana gw tau anjir...gw mabuk, jadi gw gak inget apa yang gw lakuin semalem." Jawab Elbra.
"Gak Lo pe*kosa kan?."ucap Leo Santai.
"Pasti Leo mau ikutan tuh, kalo Lo mau memper*osa sodara loh."ucap Daniel.
"Yhahaha...tau aja Lo,"jawab Leo sembari memukul pelan pundak Daniel.
"gak bakal gw bagi...kalo mau cari aja wanita lain."jawab Elbra.
"Pelit Lo...barang bagus tuh di bagi bagi El.... jangan Lo nikmatin sendirian dong."Leo.
"Karena Barang bagus, jadi gak boleh di bagi."Elbra.
Begitulah percakapan manusia manusia mesum, mereka menjadikan Kania sebagai topik pembicaraan mereka hari ini. Sambil menyeruput minuman dingin, mereka pun membicarakan hal hal yang tidak bermanfaat.
Skip.
Bel istirahat pun berbunyi, Kania dan Yesi pun ingin ke kantin, namun saat ingin keluar kelas, ada seseorang yang menghadang mereka di pintu.
"Bagaimana Hem?....di hukum gak?."tanya Elbra sembari menatap hangat ke arah Kania.
"Gak."Jawab Kania, lalu berniat pergi dari hadapan Elbra, Kania sangat marah saat tau Elbra mengancam guru nya untuk tidak menghukum Kania. Kania tau niat Elbra baik ingin menolong nya agar tak di hukum. Namun cara Elbra yang salah. Hingga membuat Kania di cap anak yang tak benar oleh guru nya, karena bergaul dengan Elbra.
"Cuek banget sih... tunggu dulu dong."ucap Elbra menahan Kania dan Yesi yang ingin pergi dari nya.
"Minggir Elbra....kita mau ke kantin."Kania masih sabar menghadapi tingkah kekanak kanak Elbra, ia masih bicara baik baik agar Elbra mengerti, namun si kepala batu itu tak pernah mau mendengar kan ucapan nya.
"Ntar aja, mending Lo ikut gw bentar,"ucap Elbra, lalu tanpa permisi ia pun menarik tangan Kania untuk pergi bersama nya.
"Eh eh.... Kania..."panggil Yesi yang bingung karena Kania di bawa pergi oleh Elbra.
"Lepas El...aku mohon lepaskan,"ucap Kania berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman kuat tangan Elbra.
"Berisik banget sih, tutup tu mulut Lo, ntar juga ke kantin, nurut bentar aja gak bisa." Omel Elbra.
"Tap-."ucap Kania terhenti, karena jari telunjuk Elbra langsung membungkam mulut nya.
"Udah diem...atau mau gw cium?."ancam Elbra, yang berhasil membuat Kania menggelengkan kepalanya, lalu diam tak bersuara.
"Good girl...oke sekarang Lo ikut gw ketemu temen temen gw."ucap Elbra lalu kembali menarik tangan Kania untuk mengikuti nya.
continued.....
*pelakor dilaknat dan dibinasakan - adil
*kesalahan suami ditegas itu salah dapat balasan - adil
*intraksi suami dengan pelakor dipandang menjijikan - adil
ini yang masalah sesungguhnya yang membuat novel jadi egois
*pebinor disesuaikan dan dipuja2
*pebinor merayu, kadang mengahsut istri orang untuk cerai dan pergi dengan dibenarkan
*kesalahan istri selalu dibenarkan
*istri dekat, berduaan, curhat berduaan, bahkan ngomong tentang perasaan bahkan sampai kontak fisik dibenarkan
*intraksi istri dengan pebinor dibenarkan
hal2 begini yang membuat novel jadi egois terkesan munafik dan kalian benarkan
miria