Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?
Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.
Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.
Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter : 30
Rosetta terdiam sejenak, hatinya berdebar sementara di samping Amel terus menatap nya dengan sorot mata seperti menggoda dengan penuh rasa ingin tahu, ia kemudian tersenyum jahil. "Kenapa, tidak bisa menjawab? "
Rosetta berdeham, berusaha menetralisir kegugupan nya, ia tahu wanita yang berbeda usia enam tahun di atasnya itu hanya ingin menggoda nya. "Tidak kak Amel. Gak ada yang seperti itu, aku dan tuan Zein yaaa seperti bawahan dengan atasan saja. "
"Oh ya, nanti siang ingin masak apa buat makan siang? biar aku bantu ya? kita bakal ke supermarket kan buat belanja? " Rosetta berusaha mengalihkan topik dengan senyuman yang seolah tidak terjadi apa- apa meski sedang diselidiki seperti ini membuat nya seperti seorang terdakwa di meja hijau.
Amel lantas tertawa, jelas tidak terpengaruh dengan pengalihan topik tersebut. "Ah, sudah ku duga kau memang jitu dalam menghindar. Tapi percayalah Rosetta, kau dan tuan Zein-- ada sesuatu di antara kalian. "
Rosetta mengigit bibirnya. Bingung memberikan reaksi yang tepat agar wanita di samping nya tidak terus menyudutkan nya. "Kami... kami hanya... "
"Hanya apa? "potong Amel. "Rosetta, bersikap lah jujur pada dirimu sendiri. Tuan zein selalu menatap mu dengan cara yang berbeda, dan aku bisa merasakan nya. "
Rosetta bergeming, ia menatap Amel sesaat yang sorot matanya seolah memberikan semangat agar Rosetta jujur dengan perasaan nya sendiri, namun Rosetta ragu apakah zein memiliki perasaan yang sama dengan nya.
Di sisi lain, di rumah megah sang bupati. Tuan Dhiyaksa, terus tergugu dalam tangis nya di ruang tengah tepatnya di meja makan yang kini sudah terdapat sebuah kue ulang tahun bertingkat yang di hiasi gambar kartun my Melody yang atasnya di lengkapi lilin dengan angka 20,tepat usia putri nya. Juga tepat hari di mana putrinya melarikan diri dan tak kunjung di temukan.
"Sissy, putri ku hiks- hiks! " Dhiyaksa mengusap air matanya dengan tisu. Bahunya terus terguncang bersamaan dengan air matanya yang terus meleleh. Di samping nya Yasir terus memberikan sokongan kekuatan dengan usapan di bahu.
"Sabar pak. Neng Sissy pasti akan segera di temukan. "
"Tapi sampai kapan? saya sudah sabar selama ini, kalian juga tidak becus dalam mencarinya! " Desis dhiyaksa hingga membuat Yasir terkesiap hingga hanya bisa mengusap dada.
Tidak lama pak Bramasta datang, laki-laki yang di gadang- gadang akan menjadi suami Rosetta padahal lebih cocok menjadi kakek nya. Bramasta datang dengan wajah penuh angkara murka.
"Bagaimana ini Dhiyaksa? sudah hampir satu bulan, aku memberikan waktu untuk mu. Di mana putri mu sekarang hah?! " Berang Bramasta, matanya jelas berkilat marah. Siapa yang tidak marah, Dhiyaksa sendiri yang menjanjikan putri nya untuk menjadi istri keempat dirinya tapi sampai sekarang dhiyaksa tidak juga menunjukkan Rosetta, bramasta jelas merasa di permainkan.
Dhiyaksa seketika merasa ketar- ketir dia yang semula hanya merasa kesedihan kini bercampur ketakutan. "Sabar pak Bramasta, saya dan juga para bawahan saya sudah melakukan yang terbaik untuk mencari keberadaan Rosetta, dia juga putri ku tidak mungkin aku membiarkan nya sendirian di luar sana. "
"Halah, aku sudah cukup sabar selama ini. Kau juga tahu betapa aku sangat menginginkan putri mu, sejak awal kau memperkenalkan nya aku sudah jatuh cinta pada nya! "
Dhiyaksa mengangguk. "Saya tahu, sangat tahu. "
"Lalu kenapa sampai sekarang menemukan keberadaan nya saja kau tidak becus?! " bramasta semakin naik pitam. "Apa jangan- jangan kau sedang mengibul ku? kau sebenarnya tidak rela putri mu menjadi istri keempat ku? " lelaki berusia 70 tahun yang memang masih terlihat bugar itu mengamuk.
"Ku peringkat kan, jika sampai Rosetta tidak di temukan sampai berganti bulan, jangan harap kau akan mendapatkan dukungan dan dana dari partai ku untuk pemilihan calon bupati tahun depan! "
Dhiyaksa langsung bersimpuh, ternyata ketakutan nya kehilangan jabatan jauh lebih besar daripada ketakutan nya kehilangan sang putri. "S- saya berjanji, itu tidak akan pernah terjadi, sebelum bulan berganti saya akan pastikan putri saya sudah berada di sini dan bersedia menikah dengan anda. "
"Aku tidak perlu janji. Yang kuperlukan adalah bukti! " Ancam Bramasta lalu berlalu dengan langkah penuh emosi.
Dhiyaksa berdiri kembali, tangannya terkepal erat, wajahnya memerah padam. "Rosetta, jangan membuat papa murka. Di mana kau... "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Siang hari, Amel dan lia juga Rosetta sedang mempersiapkan masakan untuk makan siang, mobil yang menjemput anak-anak sekolah sudah tiba di halaman. Rosetta yang mendengar klakson mobil segera melepaskan apron hitam yang ia pakai lalu menggantungkan nya di kapstok dinding dapur.
Rosetta menoleh pada Amel dan lia, kedua perempuan yang langsung mengerti itu lantas mengangguk membiarkan Rosetta pergi menjalankan tugasnya sebagai pengasuh.
"Walaupun sebenarnya tugasnya hanya menjadi pengasuh tuan dan nona muda, tapi Rosetta tidak pernah gengsi untuk membantu kita di dapur ya. " celetuk lia yang langsung di angguki Amel.
"Iya, dia itu humble dan apa adanya, meskipun dia lebih senior di sini tapi dia tidak pernah kan menghakimi ataupun menindas kita. "
"Benar. Dia tidak merasa dirinya tinggi karena lebih dekat dengan tuan zein dan anak-anak. "
Amel tertawa. "Awalnya ku pikir dia tuh istrinya tuan Zein jika saja pak Refal tidak memberitahukan jika dia adalah pengasuh anak- anak tuan. "
"Hahaha kau benar, penampilan nya tidak seperti seorang pengasuh, dia lebih pantas sebagai nyonya. "
Amel dan lia tertawa pelan lalu kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
Sementara di luar, Rosetta baru akan berdiri di ambang pintu, ketika tanpa di duga Alvaro, Alaska dan Chiara berlari menghampiri nya lalu melemparkan confetti ke arah nya. Alaska dan Chiara lalu meniupkan terompet bersama sementara Alvaro menunjukkan tulisan "selamat ulang tahun kak Rosetta sayang. "
"Kak Sissy, selamat ulang tahun! " ucap mereka serempak.
Rosetta yang mendapatkan suprise tidak terduga seperti ini sontak terkejut seraya menutup mulut. "Anak-anak? dari mana kalian tahu? "
Alvaro dan Alaska saling memandang. "Tentu saja kami tahu. "
Amel, lia dan nia lantas keluar setelah mendengar kehebohan yang terjadi. "Wah, kami tidak tahu ternyata hari ini kamu ulang tahun, Rosetta, " ujar Amel lalu di angguki yang lain.
Chiara kemudian mendekat membawa kado yang telah di siapkan. "Ini kado dari kami untuk atee Sissy. "
Rosetta sungguh di rundung haru, ia mengusap pipi Chiara yang menggemaskan. "Dari kapan kalian menyiapkan semua ini? "
"Dari semalam. " jawab Alaska di sertai cengir.
"Kak sissy, maaf ya. Saat kak sissy membacakan dongeng untuk kami, kami tidak sengaja membaca buku diary kak sissy, dari situ kami jadi tahu kalau kak sissy hari ini ulang tahun. "
Rosetta melengos geli, air mata keharuan lolos dari mata indahnya. Awalnya ia ingin marah tapi melihat kejujuran Alvaro, dia tidak jadi marah justru sangat bahagia.
"Terimakasih anak- anak, kak sissy tidak akan melupakan hari ini."
Alvaro, Alaska dan Chiara saling melemparkan senyum. "Oke, jadi kita akan menyiapkan pesta? "
"Tentu." sahut Amel. "Kita akan menyiapkan hidangan spesial untuk hari ulang tahun Rosetta hari ini. "
"Yey! " mereka bersorak serempak.
******