Amanah Cinta Yang Ternoda

Amanah Cinta Yang Ternoda

BAB 1 Mengaku Suami

Seorang wanita tengah berjalan menyusuri jalanan sepi malam itu. Gelapnya malam membuatnya setengah merinding, bukan karena takut ada makhluk halus. Ia lebih takut pada orang jahat yang kerap berkeliaran di atas jam 11 malam.

Ia mencoba terus menghubungi ayahnya agar lebih cepat menjemputnya. Namun tidak ada jawaban dari ayahnya.

Benar saja, dari kejauhan terdengar suara motor yang meraung-raung dipermainkan si pengemudi.

Wanita itu merasa semakin takut dan mencoba mempercepat langkahnya. Ia tidak berani menoleh ke arah motor yang semakin mendekatinya. Ia merasa takut dengan apa yang mungkin terjadi. Ia terus mencoba menghubungi ayahnya, tapi ponselnya tetap tidak dijawab.

Suara motor semakin keras, memecah keheningan malam. Wanita itu merasa seperti diintai. Ia mencoba mencari tempat yang aman untuk bersembunyi, tapi tidak ada tempat yang terlihat aman. Di sekitarnya hanya persawahan yang terbentang luas dan sangat jauh dari permukiman penduduk.

Tiba-tiba, motor itu berhenti di sampingnya dan salah satu penumpangnya berbicara dengan nada yang tidak menyenangkan.

"Hallo cantik. Wih boleh juga nih cewek. Udah cantik seksi lagi. Boleh kita temani?" satu diantara mereka mulai menggoda.

"Tidak perlu!" wanita itu mempercepat langkahnya.

"Deeeuh galak amat. Jangan galak-galak Mbak. Aku jadi penasaran," satu lagi mulai menunjukkan itikad yang tidak menyenangkan.

"Iish apaan sih. Sana pergi!" ujarnya ketus.

Motor yang ditumpangi 3 preman, menghadang jalan wanita itu, sehingga langkah wanita itu terhenti.

"Kalian mau apa?" tanya wanita itu lirih.

Dia merasa debaran jantungnya berdetak sangat cepat manakala ketiga preman itu mendekat ke arahnya.

Salah satu preman menyeringai sementara dua orang lainnya tertawa lepas, seolah hendak menerkam mangsanya yang begitu menggoda.

Wanita itu menyesali keputusannya untuk kerja lembur, sehingga ia harus pulang selarut ini.

Wanita yang memakai kemeja putih yang dibalut dengan jaket rajut warna ungu dan rok pendek selutut warna hitam itu bernama Naya Aurelia (26th), seraya bekerja di kantor notaris kota kelahirannya.

Jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggalnya. Dari kantor ia naik angkot selama 20 menit, kemudian turun di perempatan jalan yang memang jarang ada ojek kalau malam. Setiap pulang kerja ia selalu dijemput ayahnya.

Malam ini sangat disayangkan ayahnya telat menjemput, padahal sebelumnya ayahnya selalu siap untuk menjemputnya.

Ketiga preman tersebut berjalan mengitari Naya sambil memperhatikan lekuk tubuhnya.

Naya merasa risih. Jiwa Naya merasa terancam manakala 3 orang preman sudah menghalangi jalannya. Ia hanya berharap ada orang yang akan menyelamatkannya.

"Ya Allah bantu aku menghadapi preman-preman ini. Datangkan orang lain yang baik hati untuk menolongku saat ini..." harapnya dalam hati.

"Jangan mendekat! Atau aku akan berteriak..." Naya memundurkan langkahnya begitu para preman hendak mendekatinya.

"Teriak? Ha...ha...ha..." suara itu terdengar mengerikan.

"Berteriaklah nona manis! Tidak akan ada orang yang mau melewati tempat sepi seperti ini!" salah satu preman terus mendekat seperti serigala yang kelaparan.

"Toloooong....toloooong. Jangan mendekat! Aku mohon jangan lakukan apa pun padaku!" Naya begitu takut.

Ia memeluk tubuhnya manakala seorang preman berusaha menyentuhnya. Ia memejamkan matanya sambil berharap ada orang yang datang menolongnya. Walaupun kemungkinannya sangat tipis sekali, mengingat tempat yang ia pijaki sangat jarang dilewati penduduk larut malam begini. Namun..

Bug

Bug

Bug

Seorang lelaki datang menyerang 3 preman sekaligus. Dia sepertinya sudah piawai dalam bela diri. Dia adalah Ammar (27 th), lelaki tampan yang sengaja lewat untuk mencari warung karena gas yang ada di kontrakannya sudah habis.

"Ini balasan buat kalian yang sudah mengganggu istriku!" Ammar menendang tubuh salah satu preman hingga tumbang.

Naya bergeming, matanya membulat melihat seorang lelaki tampan mengaku sebagai suaminya. Ia sama sekali tidak mengenal lelaki itu.

"Kurang asem, kamu ngaku-ngaku sebagai suaminya, hah!" satu orang preman maju, dia memperhatikan interaksi keduanya.

"Ya aku suaminya. Aku telat menjemputnya tadii. Sayang, kamu tidak apa-apa? Maaf aku telat menjemputmu," lelaki itu terlihat sempurna membohongi preman tersebut. Ia menghampiri Naya yang terlihat gugup dan takut.

"Kamu jangan takut, ini hanya strategi agar kamu bisa lolos dari preman tersebut," bisik Ammar pelan.

"Namamu siapa?"

"Na..ya," jawab Naya lirih.

"Aku Ammar. Bersikaplah seperti seorang istri pada suaminya," titahnya.

Naya masih gugup, ia masih tidak menyangka ada orang yang menolong tapi mengaku sebagai suaminya.

"Ayo kalian pergi. Ngapain kalian masih di sini, pergi!"

Ammar mengusir preman tersebut. Ia berharap aktingnya bisa membuahkan hasil.

Preman tersebut bukannya pergi malah terkekeh.

"Memangnya aku percaya kalau kalian pasangan suami istri? Tidak, aku tidak percaya," ujar preman tersebut sanksi.

"Kalian tidak percaya?"

"Ya jelas lah. Kalau kalian benar suami istri buktikan sesuatu pada kita, iya engga bro!" Preman tersebut meminta persetujuan.

"Apa yang ingin aku buktikan, hah!"

"Cium dia!"

Naya tersentak kaget. Ia semakin merasa tidak nyaman dan gugup. Ia tidak menyangka bahwa situasi ini akan berkembang menjadi seperti ini. Ia memandang Ammar dengan tidak percaya, apakah ia akan melakukan apa yang preman itu minta?

Ammar memandang Naya dengan mata yang tenang, lalu ia menghampiri Naya dan memeluknya. Naya merasa seperti terjebak dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia hanya bisa berdiri diam, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ammar lalu mencium kening Naya dengan lembut, membuat Naya merasa semakin tidak nyaman.

"Cium bibirnya!"

"Ya Allah, tidak ada cara lainkah selain ini?" protes Naya dalam hati.

"Ayo cium bibirnya!" desak preman itu lagi.

Naya kembali tersentak, hanya bisa bergeming. Tubuhnya seolah membeku ketika bibir laki-laki asing itu menempel di bibirnya. Wajahnya merona karena malu, marah, kecewa menjadi satu. Ia mengepalkan kedua tangannya.

Pertolongan macam apa ini? Lelaki asing yang menjadi penolongnya justru merampas dengan paksa kening dan bibirnya yang masih suci. Bahkan kekasihnya pun tidak pernah meminta sesuatu yang barusan dilakukan lelaki asing tersebut.

Preman-preman itu terkekeh dan mengacungkan jempol, "Wah, keren! Kalian benar-benar pasangan suami istri!"

"Pergilah sebelum aku bertindak lagi! Dan jangan pernah mengganggu istriku lagi, paham!"

"Ayo Bro, sepertinya kita salah sasaran!" satu diantara preman tersebut mengajak yang lainnya pergi.

Akhirnya preman tersebut pergi. Deru motor tersebut sangat memekakkan telinganya meninggalkan Naya dan Ammar.

"Maaf, anggap kejadian tadi tidak pernah ada. Sekarang aku antar kamu pulang. Lain kali tutup tubuhmu dengan hijab. Agar preman tadi tidak berani menggodamu!"

Naya menatap tajam laki-laki asing yang ada di depan matanya.

"Marahnya nanti aja. Aku antar kamu sampe rumah. Kalau kamu merasa rugi akan kejadian tadi, aku akan bertanggung jawab," kata Ammar ambigu.

Motor Ammar berhenti tepat di halaman rumah yang sangat sederhana. Di teras terlihat dua orang yang menghampiri keduanya. Mereka adalah orang tua Naya.

"Alhamdulillah Naya akhirnya kamu pulang juga. Maaf, ayahmu tidak bisa menjemputmu tadi. Motor Ayahmu mogok di jalan. Saat kamu telepon Ayahmu sedang memperbaiki motornya tapi ternyata belum berhasil. Tuh motornya harus masuk UGD!" terang Mina, Ibunya Naya memberi penjelasan agar Naya tidak marah.

"Lah kamu diantar siapa?" tanya Mina menelisik laki-laki yang berada di samping Naya dan motor bututnya.

Rudi, Ayahnya Naya pun demikian. Seraya menatap tajam laki-laki asing yang sudah mengantar putrinya.

Ammar mengangguk sopan, "Saya Ammar Bu. Kebetulan tadi kami bertemu di jalan..." Ammar meraih tangan Mina dan rudi secara bergantian.

Naya memotong penjelasan Ammar dengan cepat.

"Ammar yang menolong Naya dari gangguan preman tadi, hampir saja Naya jadi santapan makan malam buat mereka, Bu..." jelasnya dengan suara bergetar.

"Astagfirullah...terus kamu tidak apa-apa, Nay?" tanya Mina khawatir.

Naya menggeleng lemah lalu menunduk lesu.

"Masuklah Ammar! Ada yang mau Bapak bicarakan. Terima kasih kamu sudah menolong Naya," Rudi mengajak Ammar menuju ruang tamu.

"Sama-sama Pak," katanya sopan.

Ammar duduk berhadapan dengan Rudi. Ia mendengarkan ucapan Rudi dengan sikap yang tenang.

"Kamu masih lajang?"

Ammar tersenyum, "Iya Pak, saya masih lajang. Tapi maaf sebelumnya. Tadi saya sudah lancang mengaku sebagai suami dihadapan para preman. Tapi beneran tidak ada maksud lain. Itu strategi saya menolong putri Bapak."

Rudi terlihat manggut-manggut, ia tersenyum, "Tidak apa-apa. Kebetulan putri Bapak pun masih lajang. Gimana kalau kalian menikah saja. Mewujudkan ucapan Ammar tadi?"

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●

❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●

semua orang mendambakan jika lebaran bisa kumpul sama keluarga

2025-02-17

3

ℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥ 𝓙𝓘𝓝 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●

ℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥ 𝓙𝓘𝓝 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●

karya yg keren thor, maaf baru tengok bab 1 jadi blm begitu paham konfliknya, InsyaAllah next lanjut

2025-04-17

1

Ney Maniez

Ney Maniez

aku hadirrr di cerita mu tehhh 🙏🤗

2025-02-04

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Mengaku Suami
2 BAB 2 Terpaksa Naik Bus
3 BAB 3 Seolah Dunia Runtuh
4 BAB 4 Ammar Belum Ditemukan
5 BAB 5 Amanah Cinta
6 BAB 6 Pilihan yang Sulit
7 BAB 7 Berita Duka
8 BAB 8 Tindakan Buat Naya
9 BAB 9 Kepedulian Bu Nia
10 BAB 10 Empati Amanda
11 BAB 11 Naya Junior Lahir
12 BAB 12 Menjenguk Naya
13 BAB 13 Masa lalu Naya
14 BAB 14 Janji Dikara
15 BAB 15 Memulangkan Ammar
16 BAB 16 Ammar Belum Kembali
17 BAB 17 Kekhawatiran Amanda
18 BAB 18 Pilihan Hidup
19 BAB 19 Menemui Orang Tua
20 BAB 20 Papa Merestui
21 BAB 21 Amanda Mulai Curiga
22 BAB 22 Amanda Salah Paham
23 BAB 23 Dika Mulai Ada Rasa
24 BAB 24 Akhirnya Naya Tahu
25 BAB 25 Mengantar Naya
26 BAB 26 Mendapat Restu
27 BAB 27 Kenyataan Pahit
28 BAB 28 Pilihan Tak Terduga
29 BAB 29 Kutitip Amanda Padamu
30 BAB 30 Memohon Restu
31 BAB 31 Keberanian Naya
32 BAB 32 Akhirnya
33 BAB 33 Begitu sakit Melepasmu
34 BAB 34 Pemberian Dikara
35 BAB 35 Ternyata Bu Nindi
36 BAB 36 Pergi Saat Ultah Naya
37 BAB 37 Kekecewaan Naya
38 BAB 38 Awal Kejadian
39 BAB 39 Sang Penolong
40 BAB 40 Amanda Resign
41 BAB 41 Naya Ingin Bekerja
42 BAB 42 Mulai Berbohong
43 BAB 43 Dikara Kecewa
44 BAB 44 Permintaan Dikara
45 BAB 45 Dikara Kecewa Lagi
46 BAB 46 Bertemu Mantan
47 BAB 47 Keputusan Reno
48 BAB 48 Nasehat Dikara
49 BAB 49 Siapa Bunda?
50 BAB 50 Perasaan Aneh
51 BAB 51 Tawaran Dikara
52 BAB 52 Tugas Baru Naya
53 BAB 53 Pemecatan Yuna
54 BAB 54 Bertemu Mama Nindi
55 BAB 55 Meminta Izin
56 BAB 56 Terbongkar juga
57 BAB 57 Sindiran Buat Naya
58 BAB 58 Dikara Mulai Curiga
59 BAB 59 Sebuah Wejangan
60 BAB 60 Menemui Mama Nindi
61 BAB 61 Ke Rumah Mertua
62 BAB 62 Tak Percaya
63 BAB 63 Tuduhan Naya
Episodes

Updated 63 Episodes

1
BAB 1 Mengaku Suami
2
BAB 2 Terpaksa Naik Bus
3
BAB 3 Seolah Dunia Runtuh
4
BAB 4 Ammar Belum Ditemukan
5
BAB 5 Amanah Cinta
6
BAB 6 Pilihan yang Sulit
7
BAB 7 Berita Duka
8
BAB 8 Tindakan Buat Naya
9
BAB 9 Kepedulian Bu Nia
10
BAB 10 Empati Amanda
11
BAB 11 Naya Junior Lahir
12
BAB 12 Menjenguk Naya
13
BAB 13 Masa lalu Naya
14
BAB 14 Janji Dikara
15
BAB 15 Memulangkan Ammar
16
BAB 16 Ammar Belum Kembali
17
BAB 17 Kekhawatiran Amanda
18
BAB 18 Pilihan Hidup
19
BAB 19 Menemui Orang Tua
20
BAB 20 Papa Merestui
21
BAB 21 Amanda Mulai Curiga
22
BAB 22 Amanda Salah Paham
23
BAB 23 Dika Mulai Ada Rasa
24
BAB 24 Akhirnya Naya Tahu
25
BAB 25 Mengantar Naya
26
BAB 26 Mendapat Restu
27
BAB 27 Kenyataan Pahit
28
BAB 28 Pilihan Tak Terduga
29
BAB 29 Kutitip Amanda Padamu
30
BAB 30 Memohon Restu
31
BAB 31 Keberanian Naya
32
BAB 32 Akhirnya
33
BAB 33 Begitu sakit Melepasmu
34
BAB 34 Pemberian Dikara
35
BAB 35 Ternyata Bu Nindi
36
BAB 36 Pergi Saat Ultah Naya
37
BAB 37 Kekecewaan Naya
38
BAB 38 Awal Kejadian
39
BAB 39 Sang Penolong
40
BAB 40 Amanda Resign
41
BAB 41 Naya Ingin Bekerja
42
BAB 42 Mulai Berbohong
43
BAB 43 Dikara Kecewa
44
BAB 44 Permintaan Dikara
45
BAB 45 Dikara Kecewa Lagi
46
BAB 46 Bertemu Mantan
47
BAB 47 Keputusan Reno
48
BAB 48 Nasehat Dikara
49
BAB 49 Siapa Bunda?
50
BAB 50 Perasaan Aneh
51
BAB 51 Tawaran Dikara
52
BAB 52 Tugas Baru Naya
53
BAB 53 Pemecatan Yuna
54
BAB 54 Bertemu Mama Nindi
55
BAB 55 Meminta Izin
56
BAB 56 Terbongkar juga
57
BAB 57 Sindiran Buat Naya
58
BAB 58 Dikara Mulai Curiga
59
BAB 59 Sebuah Wejangan
60
BAB 60 Menemui Mama Nindi
61
BAB 61 Ke Rumah Mertua
62
BAB 62 Tak Percaya
63
BAB 63 Tuduhan Naya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!