Karyaku yang ke 15, ga kerasa ya... Alhamdulillah
Lanjutan cerita Laras ma Bintang, menceritakan kedua anak kembarnya. Si ceriwis Zara dan tentunya si pendiam Zayd, tak lupa dengan anak-anak dari saudara dan para sahabat Laras dan Bintang.
Di cerita ini ga lepas peran orang tuanya ya, karena peran Laras tentunya sangat penting untuk dunia Mafia nya.
Semoga karya ini, diterima dengan baik. Aamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Inda Nau Dadi Pilinsyes Cindelela
Hari pernikahan pun tiba, semua orang sudah selesai di rias.
"Si Sella kenapa ga kepikiran buat nikah coba? Liat dia sekarang, cantik banget." ucap Ellora, seraya menatap cermin yang memantulkan wajah dan tubuh Sella.
Sella yang baru selesai di pasang mahkota kecil di atas jilbabnya, tersenyum dengan wajah yang merona.
"Iya, padahal udah kaya barbie gini non Sella." kata MUA, membuat wajah Sella semakin memerah
ceklek
"Bubun, tata ya... Waaahhh, syantik syekali onty. Syepelti pilinsyess, dali nedli donen." ucap Zara terkesima, Sella tersenyum
"Terima kasih, Zara juga cantik kaya princess Cinderella." balas Sella, seraya menundukkan kepalanya. Karena kini Zara sudah ada di depannya, Sella mengusap pipi Zara.
"Inda onty, Jala inda nau syepelti pilinsyes Cindelela." ucap Zara menggelengkan kepalanya
"Kenapa? Kan cantik, pake baju princess kata Zara sekarang." tanya Sella heran, tumben anak-anak tidak mau di bilang seperti putri Cinderella. Padahal keponakannya, akan senang bila di puji seperti itu.
"Pilinsyes Cindelela lemah, dia syelalu diam syaja watu di dahatin oleh ibu tili dan tata tili na. Jala inda syuta, talna talo Jala yan dadi Cindelelana. Jala batalan lempal te tandan Embel dan Belek. Jala nau dadi pilincess Mulan, tantik dan dadah belani." jawab Zara, membuat Sella membulatkan kedua bola matanya
Ia yang sudah sering bertemu dengan Zara, karena Laras selalu membawanya. Ia jadi paham maksud ucapan Zara, begitu juga dengan Amber dan Black. Sella tau dua hewan buas, yang menjadi peliharaan Laras.
Sedangkan di belakang sana Laras, tengah tertawa dengan jawaban Zara. Mau gimana lagi, Zara saja bisa mengalahkan Amber. Mana mau dia jadi seorang gadis, yang selalu di tindas oleh orang lain. Laras jadi ingat, saat ia menceritakan cerita tentang Cinderella. Zara bukannya tidur, dia malah menangis karena kesal.
'Tenapa Cindlela diam syaja, tenapa ia inda menambil teplon sepelti bubun talo malah. Halusna dia lawan nenek peot itu, janan tuma nanis di tamal. Halusna Jala yan dadi Cindlela, nati Jala bawa te tandana Embel tama Belek. Bilal di matan meleta, Jala inda syuta. Jala tesyal, tesyal syetali lasana. huaaaaaaa... Jala nau te syana, Jala nau selet nenek peot sama anat-anat na. HUaaaaaaa'
Laras kembali tertawa, setiap kali mengingat itu. Laras tak bisa mengendalikan dirinya, ia ingat bagaimana wajah sang putri saat itu. Sedangkan sahabatnya yang lain, hanya menghembuskan nafas pelan. Putri sahabatnya ini, memang berbeda dari yang lain.
"Zara, tadi kamu bilang apa ke bubun?" tanya Ellora, membuat Zara menoleh dan mengingat tujuan dia datang ke sini.
"Bubun tata yayah, temana tunci mobil? Yayah nau ambil laptop na Jala, Jala dalu inat talo ada yan minta duatin pelisai duat pelusanahan teteolang." jawab Zara
"Perusahaan sayang" koreksi Laras
"Iya itu"
"Sebelum bubun kasih kuncinya, siapa yang minta Zara membuat pengamanan itu?" tanya Laras
"Inda tau, Jala lupa. Tapi talo inda salah inat, nama olana Daneswala Dhafa Putla Miula." jawab Zara, Laras membulatkan kedua bola matanya mendengar nama tersebut.
"Lo kenapa?" tanya Ellora
"Zara serius, nama itu yang tertera di email Zara." Zara mengangguk pasti
"HAH? Bukankah di antara mereka juga ada seorang hecker hebat, kenapa minta bantuan Zara? Pasti ada sesuatu? Gue bakal tanya langsung kalo gitu, kalo ga salah gue masih nyimpen no kakak sepupunya." gumam Laras, tanpa menjawab pertanyaan Ellora.
"LARAS" panggil Ellora kesal
"Ishh.. apa sih lo?" tanya Laras kesal
"Ya lu yang kenapa?" tanya Ellora tak kalah kesal, Laras menghembuskan nafasnya pelan
"Nanti gue jelasin, waktunya ga pas." jawab Laras, ia pun memberikan kunci mobil pada Zara. Zara segera berlari keluar, karena akan memberikan kunci itu pada sang ayah.
.
.
Pengucapan sakral saat akad berjalan lancar, banyak yang iri saat Rafa menyebutkan mas kawinnya. Terutama saudara-saudara Sella, yang selalu mengatai dirinya. Laras tak habis pikir dengan sanak saudara Sella, padahal mereka bisa hidup sukses seperti sekarang. Itu semua berkat kedua orang tua Sella, yang tanpa pamrih mengulurkan bantuan mereka samapi lulus kuliah. Bahkan ada yang bekerja dengan jabatan yang cukup tinggi, tapi seperti kacang lupa kulitnya.
Mereka melupakan jasa, yang sudah di berikan oleh kedua orang tua Sella. Kalo Laras yang jadi orang tua Sella, ia akan melakukan apa yang selalu di ucapkan oleh putrinya.
SERET KE KANDANG AMBER DAN BLACK!!!
Sella dan Rafa, kini sudah ada di atas pelaminan. Menerima ucapan selamat dan do'a-do'a baik, dari para tamu. Laras dan sahabatnya, tengah duduk di salah satu meja khusus, Laras memang sengaja meminta meja, untuk dia dan yang lainnya pada petugas WO.
Namun dia malah mendengar suara-suara sumbang, yang keluar dari mulut-mulut sumbing sanak saudara Sella.
'Aku heran, mereka itu bukan keluarga. Tapi kok ya bisa dapetin pelayanan sesempurna itu, mana tempatnya juga lebih luas di banding kita yanf keluarganya.'
'Jangan-jangan temen-temen ngej*lang si Sella lagi, makanya bisa dapetin pria-pria tampan ma kaya. Kaya mereka pake cara yang sama, naik langsung ke ranjang target.'
'Bener, gue setuju. Kelaiatan banget lakinya, muka laki-laki baik semua. Kalo ceweknya ga hamil duluan, mana mau mereka ma cewek-cewek itu?'
'Apa jangan-jangan, si Sella bunting duluan. Dia kan ga ada cerita-cerita deket ma laki, tau-tau di lamar. Terus ga lama nikah, coba kalian pikirin? Ga mungkin kan ka...
BYUUUURRRR
Laras dan yang lainnya terkejut bukan main, Ellora yang barusan ia cari tak ada. Ternyata ia pergi ke kamar mandi, dan mengambil air bekas pelan dengan ember-ember nya. Sebenarnya Laras ga keberatan sama sekali, ia justru sangat senang melihatnya. Ternyata didikannya selama ini, di praktekan dengan sangat baik oleh anak didiknya.
Laras tersenyum bangga, melihat wanita-wanita yang sejak tadi berbicara tidak ada baiknya sama sekali. Sekarang sedang berteriak, bahkan mereka serentak berdiri. Karena bajunya yang basah, kotor dan juga bau.
Untung anak-anak, sedang berada jauh dengan mereka. Erik membawa semua anak-anak di tempat, yang emang Laras sengaja buat untuk mereka. Agar mereka tidak merasa bosan, karena itu Laras meminta space yang ada di ujung.
"KYAAAAAAAA"
"CEWEK S*ALAN, BAJU GUE!! ANJ*NG LO!!"
PLAK
Laras menatap nyalang, pada wanita yang berkata kasar pada sahabat rasa saudaranya itu.
"BERANI LO NGOMONG BAHASA LO MA KELUARGA LO LAGI, GUE SOBEK MULUT LO!!!" ucap Laras penuh penekanan
Sella dan Rafa yang hendak turun, di halangi oleh orang tuanya. Biar kedua orang tua Sella saja, yang turun untuk melihat keributan tersebut.
Melihat tatapan dan juga nada bicara Laras, membuat wanita yang berjumlah 5 orang itu langsung kicep.
"Tapi, dia udah nyiram kita. Lihat baju kita..
"Yang duluan ngatain kita siapa? Mulut lo pada emang harus di ruqyah ya!!!" ucap Ellora marah
"Lo bilang kita apa? Naik ke ranjang pria-pria, yang sekarang jadi suami-suami kita? ANJ*RRR, kasih paham Ras" ucap Bianca, membuat Laras mendelik menatap Bianca.
...****************...
Alhamdulillah tiasa double, kiwww💃💃
Jangan lupa like, komen, gift dan vote nya❤️❤️
...Happy Reading All...