Apa yang akan kalian pilih, jika kalian di minta untuk memilih antara menikah dengan pria yang tak lain adalah sahabat kecil kalian, atau dengan pria yang kalian cintai, tapi tanpa adanya hubungan yang pasti?
Pilihan seperti itu lah yang kini di hadapi oleh Alisya, si gadis bodoh perihal cinta. Tapi siapa sangka di cintai dan menjadi hasrat cinta dua pria tampan, kaya dan terbilang incaran para kaum hawa lainnya.
Akankah salah satu dari mereka akan menjadi jodoh Alisyah? atau malah tak dari satupun mereka yang dapat menjadi jodoh Alisya.
*lebih bijak dalam membaca yah kakak*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 (Hasrat)
Bugh
Pukulan mendarat dibahu Kiran.
"Aduhh...sakit sya."
"Mangkanya kalau ngomong itu yang bener, gue heran lo nggak marah atau kesel sama gue gitu."
"Buat?"
"Yah karna gue udah mainin hati kakak sepupu lo itu," jawab Alisya.
Kiran tertawa cukup keras. "Yaelah sya, ngapain juga gue harus marah. Lagi pula tuh cowok nya yang salah bukan lo."
Dengan duduk bersilah, sambil menopang dagunya dengan salah satu tangannya. Kiran berucap seakan tengah berfikir. "Menurut sudut pandang gue, kalau pak Adriel dan kak Bastian itu tipe cowok yang red flag banget. Udah bener sih kalau lo ngejahuin tipe cowok kayak gitu."
Alisya terdiam. Pikirannya mencoba untuk mencerna ucapan Kiran yang memang ada benarnya.
"Hem tapi sya...." Kiran menjeda ucapannya.
"Apa?"
"Kalau gue jadi lo, udah gue jebolin tuh pertama kalinya saat ama pak Adriel."
"Je-jebolin? Jebolin apanya?"
"Yah keluarin di dalem, biar jadi. Terus dia mau nggak mau nikahin lo deh."
Plakk
Kini ganti Alisya memukul pipi Kiran.
"Awww...sakit Alisya!" Sentak Kiran.
"Mangkanya kalau ngomong itu di saring."
Bibir Kiran memaju seakan siap untuk di tali jika bisa. Sambil asik dengan kekesalan nya karna mendapat pukulan beberapa kali dari Alisya. Kini Kiran mengingat kalau Bastian akan menginap dirumanya malam ini.
"Ya ampun sya," ucap Kiran seraya salah satu tangannya menepuk jidatnya sendiri.
"Apaan sih lo," jawab Alisya kebingungan.
"Kak Bastian malam ini nginep di rumah gue."
"Apa?" Sentak Alisya terkejut bukan main.
Ia kira Bastian hanya bermain ke rumah Kiran. Atau sekedar singgah saja. Namun tak disangka Bastian malah menginap di rumah Kiran saat ini.
Mendengar itu tentu saja hampir membuat Alisya ingin sekali keluar berlari dari rumah Kiran saat itu juga. Tapi jika itu benar ia lakukan, maka malah akan membuat nya terlihat seperti gadis nggak jelas.
"Alisya!" Sentak Kiran, serasa ingin menyadarkan lamunan Alisya. "Malah bengong," imbuhnya.
"Ini bukan bengong Kiran. Tapi ini reaksi gue yang kaget ternyata gue akan satu atap malam ini sama Bastian."
Kiran dibuat kasihan pada Alisya. "Tapi Bastian kan temen lo. Jadi kalau gue saranin, mendingan lo pura-pura biasa aja. Nggak usah di hiraukan keberadaan kak Bastian. Lagi pula gue bakal selalu ada di sisi lo deh, gimana? Pinter kan gue?"
Pergerakan alis Kiran yang naik ke bawah, seakan tengah memuji kepintaran yang ia miliki.
"Arrghhh..." Alisya mengusap wajahnya dengan kasar. "Ahhh.....tapi nggak bisa, gue takut."
"Nggak perlu takut. Ada gue dan...."
Ucapan Kiran terhenti.
__RECORD__
Tok tok tok
Suara pintu pun terdengar. Hingga menghentikan obrolan Alisya dan Kiran.
Mata mereka saling adu pandang.
"Siapa?" Sahut Kiran dari dalam kamar.
"Mama," jawab Aryani.
Tak menunggu lama, Kiran beranjak dari tempatnya dan sesegera mungkin membuka pintu.
Cekklek.
"Ada apa ma?" Tanya Kiran.
"Pakek tanya ada apa, kamu mau buat Alisya kelaparan?"
Mendengar namanya disebut Alisya ikut melangkah kearah pintu.
"Tadi itu aku mau turun, tapi aku ada urusan sama Alisya dulu. Jadi kami batalin mama ku sayang," jawab Kiran dengan nada manjanya.
"Kamu itu," Imbuh Aryani. "Yaudah ayok sya kamu pasti lapar kan?" Tanpa menunggu jawaban dari Alisya, kini tangan Aryani menarik tangan Alisya untuk mengikuti langkah kakinya.
"Hem, I-iyah tante."
Alisya menatap meminta tolong kearah Kiran. Namun nyatanya Kiran malah memberi isyarat pada Alisya agar menghadapi semuanya dengan lapang dada.
.
.
.
Tengah duduk di ruang keluarga, Bastian terfokus pada Ipad yang berada di tangannya. Masih tak mengindahkan kedatangan Alisya yang berjalan kearah meja makan.
Bersyukur kalau Bastian tak melihat nya, Alisya dengan langkah cepatnya mengekor dibelakang Aryani.
Sedangkan Kiran yang ikut menelisik kearah Bastian. Ikut merasa lega karna Bastian tak melihat Alisya.
(Meja makan)
Dan benar saja, Aryani sangat memperlakukan Alisya layaknya anak kandungnya sendiri. Ia sampai di buat sedikit iri akan keharmonisan Kiran dan mamanya.
"Makan yang banyak yah sya, anggap ini rumah kamu sendiri." Aryani tersenyum dengan posisi duduk di sebelah Alisya.
Hanya anggukan dan senyuman manis yang Alisya berikan.
Sambil menyendok makanan ke dalam mulutnya, Kiran pun bertanya pada Aryani. "Kak Bastian sama mama udah makan?"
"Udah, kamu sih lama banget tadi. Lagi pula mama tadi mikir kamu bakal telat makan malam nya soalnya ada Alisya. Lah kok telatnya kebangetan yah mama panggil deh tadi."
Kiran hanya mampu tertawa ringan.
Masih dapat di raih oleh matanya. Sosok Bastian terbilang cukup mubadzir jika ia hiraukan saat ini. Apalagi kaca mata putih yang pria itu gunakan, sungguh membuat hasrat cintanya bergejolak tanpa diminta.
"Oh Iyah sya, kamu udah punya pacar apa belum?" Tanya Aryani.
Namun nyatanya tak kunjung mendapat jawaban apapun dari Alisya. Lantaran kini kesadaran Alisya tengah terfokus pada sosok Bastian.
"Alisya!" Panggil Aryani.
Kiran melihat tatapan Alisya yang tertuju pada Bastian sepupunya.
Kaki Kiran menyenggol kaki Alisya cukup kencang.
"Awww...." rintih Alisya. "Apaan sih ran?"
"Ada apa?" Tanya Aryani.
"Ha, hemm...." Entah kenapa Alisya seakan gelagapan Aryani bertanya padanya.
"Alisya udah selesai makanan nya ma," sahut Kiran. "Iyah kan sya?"
"Ha, hemm....i-iyah."
"Tapi makanannya....."
Belum sempat Aryani melanjutkan ucapannya. Kini Kiran beranjak dari tempat duduknya dan mengajak Alisya untuk berlalu pergi. "Aku sama Alisya kekamar dulu yah ma."
Mereka pun berlalu pergi begitu saja.
"Hemm...dasar anak itu," ucap Aryani.
Masih tak ada tanda untuk Bastian menatap Alisya ataupun Kiran. Kedua gadis itu pun memilih untuk sama tak melihat kearah Bastian. Dan berlalu pergi menuju ke kamar.
(Di kamar)
Alisya tak kunjung tidur. lantaran matanya masih enggan untuk terpejam. Sedangkan Kiran sendiri sudah terlebih dahulu bertemu dengan mimpinya.
Mendadak merasakan haus, Alisya beranjak dari tempat tidur.
Ia berjalan keluar, untuk menuju ke dapur.
Tap tap tap
Langkah kaki Alisya di kegelapan ruangan.
Tangannya membuka kulkas. Sesekali ia menatap kearah penjuru ruangan yang nampak sepi.
"Sepi juga yah kalau malem," gumam Alisya.
Tak disangka bulu kuduknya mendadak merinding. Merasa kalau kini ia tengah di awasi oleh seseorang.
Masih tertegun dengan posisinya.
Dan....
Tiba-tiba bahunya ada yang memegang.
Alisya terhenti untuk meminum, perlahan ia melihat dan....
"Ahhh....."
Bibirnya di tutup oleh tangan kekar Bastian.
Mata Alisya membulat sempurna. Aroma Bastian benar-benar sangat ampuh di indra penciuman nya.
"Ada maling di rumah ini," ujar Bastian.
Semakin terkejut, Alisya pun terdiam.
'Ya ampun, sumpah ini jantung gue udah mau lepas rasanya.' gumamnya dalam hati.
Bersambung.
like,ike, like dan like nya bebs jangan lupa🥰