Alana seorang gadis biasa yang sangat suka membaca novel di waktu senggangnya. Hingga ada satu novel yang membuatnya benar-benar sangat kesal.
Tapi siapa sangka ia justru terjebak menjadi pelayan dari penjahat utama dalam novel tersebut.
"Aku benar-benar akan mati jika terus begini." Gumamnya.
"Akh pangeran bajingan !" Umpatnya.
"siapa yang kau sebut bajingan ?"
"Mati aku..."
Dapatkah Melisa terus bertahan hidup dan dapatkah ia merubah akhir dari novel itu ? ayo saksikan kisahnya di "Transmigrasi menjadi pelayan pria jahat."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan romantis ? tidak.
“BAJINGAN RION !” Teriaknya dengan penuh amarah.
‘Aku akan mengambil semua yang menjadi milikmu,’ Batinnya. Sedangkan disisi lain Olivia yang melihat amarah dari pria itu cukup terkejut akan tetapi dengan cepat ekspresinya kembali ke semula.
...****************...
Alana masih mengikuti pria yang terlihat begitu emosi setelah berbicara dengan saudara tirinya itu. Hingga beberapa lama, akhirnya Alana menyadari satu hal yang aneh. Kenapa pria ini berjalan? Kemana kuda miliknya? Udara yang dingin dan lembab membuat Alana merasa tidak nyaman. Suara daun-daun yang bergoyang di bawah angin membuatnya merasa sedikit lebih tenang. Hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk menanyakan apa yang selama ini pikirkan.
"Yang Mulia, kenapa Anda berjalan? Kemana kuda Anda?" tanya wanita itu dengan suara yang lembut namun penuh kekhawatiran. Rion tidak mengatakan apapun, pria itu hanya diam dengan melihat jalan yang ada di hadapannya. Alana hanya menghela nafas karena sudah terbiasa dengan sifat pria ini yang begitu sulit ditebak. Bau tanah yang basah dan segar membuatnya merasa sedikit lebih nyaman.
"Kuda itu sudah mati," ujar Rion kemudian dengan suara yang datar. Mendengar hal itu, Alana menganggukkan kepalanya. "Ternyata kudanya mati... Ha? Mati? Bagaimana bisa, Yang Mulia?" tanyanya pada pria itu dengan suara yang tergoyahkan.
"Tentu saja bisa, sudah saatnya bagi kuda itu untuk mati, jadi tidak heran," jawab Rion dengan suara yang tetap datar. Alana hanya mengernyitkan dahinya mendengar alasan yang begitu tidak masuk akal dari pria itu.
"Apa tidak ada hewan lagi di dalam hutan?" tanya Alana dengan sedikit takut. Dia merasa tidak nyaman dengan kecepatan Rion, yang membuatnya sulit untuk mengikuti.
"Bagaimana aku bisa berburu jika pelayan yang ku serahkan cincin dimensi justru menghilang," jawab Rion dengan suara yang datar, namun matanya menatap ke depan dengan pandangan yang tajam.
Hingga Rion kali ini justru tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Alana yang ada di belakangnya, dengan pandangan yang sulit diartikan. 'Bukankah dia yang meninggalkan ku, kenapa justru dia yang marah?' batin Alana, sambil merasa sedikit tersentuh oleh pandangan Rion.
"I-itu, Anda terlalu cepat membawa kudanya, jadi saya tidak bisa mengikuti Anda, Yang Mulia. Justru saya kehilangan jejak Anda," ujar Alana, sambil merasa sedikit tidak nyaman karena Rion terus menatapnya dengan pandangan yang intens.
"Ternyata begitu, jadi semua ini salahku?" tanya Rion dengan menatap manik coklat milik Alana, dengan pandangan yang tajam. Sedangkan wanita itu hanya bisa meneguk ludahnya dengan kasar, merasa sedikit tidak nyaman dengan pandangan Rion.
"Ti-tidak, Yang Mulia, tentu saja itu salah saya yang tidak bisa mengikuti Anda," ujar Alana, sambil merasa begitu tidak nyaman dengan sepasang mata yang seakan-akan ingin menelannya. Sepertinya kali ini ia harus mengalah untuk kesekian kalinya agar nyawanya tetap aman.
Rion tidak mengatakan apapun, dia justru menatap Alana dengan pandangan yang sulit diartikan, membuat Alana merasa sedikit tidak nyaman dan penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam pikiran Rion? Apa yang membuatnya marah? Alana tidak bisa membaca pikiran Rion, namun dia bisa merasakan ketegangan di udara.
Pria itu semakin mendekat, membuat jantung Alana seakan-akan ingin lepas dari tempatnya. Hingga akhirnya, kini ia tidak bisa bergerak karena pohon di belakang punggungnya.
"An-anda..." Gugup wanita itu. Alana merasa sedikit tidak nyaman dengan kehadiran Rion yang begitu dekat.
Rion tidak mengatakan apapun, ia hanya mengangkat tangannya ke atas, membuat Alana memejamkan matanya. Dia berpikir pria ini pasti sangat marah padanya hingga ingin memukulnya. Namun, ketika Rion menyentuh dahinya, Alana merasa sedikit sentuhan yang hangat dan lembut.
"Kau terluka..." Gumam Rion dengan melihat sedikit luka gores di dahi wanita itu. Alana merasa sedikit tersentuh oleh perhatian Rion.
'Luka?' Batin Alana. Sepertinya ketakutannya tadi cukup berlebihan. Pria itu hanya ingin memeriksa luka di dahinya.
"Oh..hmm, ini mungkin luka yang kudapat pada saat melawan monster tadi," jelas Alana dengan tertunduk malu. Ia bahkan mencengkam erat ujung bajunya karena merasa gugup saat mereka begitu dekat. Di tambah mengetahui jika pria itu perduli padanya membuat jantung Alana semakin berdetak dengan kencang.
'Apa ini akan menjadi kisah romantis antara tuan dan pelayan?' Batinnya. Ia cukup banyak membaca novel dengan tema seperti itu di bumi. Namun, Alana tidak bisa membayangkan bahwa Rion, pria yang begitu keras dan dingin, bisa memiliki perasaan romantis padanya.
"Terimakasih, Yang Mulia, sudah khawatir pada saya..." Ujar Alana dengan malu-malu. Mendengar hal itu, Rion mengernyitkan dahinya, lalu menjauhi wanita aneh itu.
"Siapa yang khawatir padamu, aku hanya tidak ingin orang-orang berpikir bahwa aku suka menyiksa pelayan pribadiku," ujar Rion, yang membuat Alana membuka mulutnya dengan lebar. Alana merasa sedikit kecewa dengan jawaban Rion, namun dia tidak bisa membantah bahwa Rion memang tidak memiliki perasaan romantis padanya.
"Oh...sepertinya kita harus segera kembali berburu pangeran," ujar Alana, yang berjalan mendahului pria itu. Alana merasa sedikit lega karena bisa meninggalkan suasana yang tidak nyaman itu.
'Bodoh kau, Alana, bagaimana kau bisa begitu percaya diri. Tidak mungkin ada hubungan romantis antara kau dan pria jahat itu,' batin Alana, yang merutuki kebodohannya.
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor👍😊💪
semangat ya buat ceritanya Thor
Sedap jika di pandang mata.
Thooor, buat Rion jatuh cinta denga Alana.
Sehingga mereka berdua bisa hidup bahagia.
Up yang banyak tjooor.
🤭🤭🤭
semangat ya buat ceritanya Thor
Ngak mudah di tindas.
👍👍👍
Dari Andrea dan Melisa.
Aq pindah ke sini.
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍