Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apartemen baru untuk Tania.
“Mas, turun ih, malu.” Tania berusaha turun dari pangkuan Reyhan, Tapi Pria itu sama sekali tidak menggubrisnya dan malah memeluk erat Tania.
“Malu pada siapa?” tanya Reyhan seakan tidak melihat mahluk yang sedang berada di belakang kemudi.
“Itu,” tunjuk Tania pada supir melalui mulutnya yang manyun.
“Jangan pedulikan dia, dia juga tidak akan melihat kita. Apa kau melihat kami, Kim?” Reyhan menjawab tapi matanya masih fokus pada Tania Pria itu sangat merindukan gadisnya yang telah pergi beberapa hari ini.
“Tidak, Tuan.” jawab Kim yang tidak melirik ke spion sama sekali.
“Dengar?” komentar Reyhan pada Tania yang menatapnya cemberut.
“Hemm,” jawab Tania. Dia sedikit memutar bola matanya dan Reyhan melihat itu.
“Nia, beraninya kau.” Reyhan memberi sedikit Remasan pada bokong Tania.
“Maaf, Mas.” Tania mendorong tangan Reyhan yang semakin masuk ke dalam celananya.
Matilah aku, kenapa juga aku membangunkan singa yang sedang tidur.
“Tanggung jawab,” bisik Reyhan pada telinga Tania. Hawa panas dari nafas Reyhan membuat Tania merinding.
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi sang supir seakan tahu keinginan majikannya. Sedangkan Tania berharap jika Reyhan tidak melakukan apapun di mobil, Tania belum siap, lagi pula itu semua pasti akan terlihat oleh Kim melalui kaca spion.
Sial! Maki Tania, saat Kim memutar spionnya, dan kini dia sama sekali tidak akan melihat apapun yang terjadi di kursi belakang.
Reyhan mulai menggerayangi Tania, gadis itu menolak, dan sedikit mendorong tubuh Reyhan.
“Mas, Malu. Jangan.” Tania masih berusaha agar Reyhan menghentikan aktifitas tangan dan bibirnya.
Tapi sepertinya Reyhan menutup telinganya dan mengabaikan permintaan Tania. Pria itu kini malah mengunci kedua tangan Tania di belakang tubuhnya.
“Ma- Mas. Jangan…”
“Diamlah, suara desahanmu itu bisa mengganggu Kim.” ucap Reyhan. Dia melanjutkan aktivitasnya lagi.
Tania pun menutup mulutnya seketika. Meskipun Kim tak lagi bisa melihat ke belakang, tapi kan kupingnya masih bisa mendengar.
Aaaa. Aku ingin segera sampai di apartemen.
Tidak lama kemudian, mobil sudah sampai di lobby apartemen Tania. Reyhan menggandeng tangan Tania untuk masuk kedalam. Saat mereka akan memasuki lift, Reyhan melihat sekilas pemuda yang satu lantai dengan Tania sedang asik dengan laptopnya tanpa melihat mereka sama sekali.
Reyhan mengabaikan itu dan melangkah cepat menuju lift, Reyhan sudah tidak sabar menuntaskan hasratnya.
*** ♡♡ ***
Tania terbangun saat suara pintu terbuka, badannya masih terasa capek dan pegal, Reyhan tidak memberinya istirahat tadi. Entah berapa kali pelepasan yang di berikan Reyhan, yang pasti Tania sangat lelah.
Reyhan berjalan ke arahnya dengan membawa nampan, Pria itu membawa Steak dan air mineral dingin.
Pria itu sepertinya sudah mandi, kini dia sudah mengenakan baju santai, rambutnya yang jatuh masih terlihat setengah basah. Tampan sekali.
Tania bangun, dan duduk di atas tempat tidur. Lalu, dia pun menyadari jika tubuhnya masih polos yang hanya di tutupi selimut.
Reyhan tersenyum miring, “makan dulu isi tenagamu, masih ada ronde berikutnya.” Ucap Reyhan. Perkataan itu membuat tubuh Tania lemas seketika.
Dia pun menjatuhkan tubuhnya kembali dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
“Jangan salahkan aku jika kamu mati setelah ini, karena tidak makan dulu,” tambah Reyhan. Dia semakin menakuti Tania. Meskipun Reyhan masih sangat ingin melanjutkan hasratnya, tapi ada Kim di bawah yang menunggu dengan setumpuk dokumen.
Mau tidak mau Tania bangun dan duduk kembali. Setidaknya dia tidak akan mati lemas jika makan dulu, pikirnya.
“Habiskan. Mas akan bekerja di bawah.” Ucap Reyhan. Mata Tania langsung berbinar. Reyhan akan bekerja, berarti dia tidak akan melanjutkan nya?
“Baik, Mas. Mas Reyhan kerja aja, nggak usah buru- buru.” Ucap Tania tanpa sadar. Dia terus menggigit daging yang tertancap di garpu dengan tangan kiri, dan menyendok nasi dengan tangan kanan.
Reyhan menatap Tania dengan tajam, masih tidak percaya jika dia masih bertahan dengan gadis itu dengan waktu yang lama dan ada perasaan berbeda saat dia bersamanya.
Namun, Reyhan baru mendapat kabar jika wanita masa lalunya akan kembali sebentar lagi. Wanita yang dia cintai. Dia pun merasa aneh, dia merasa biasa saja saat mendengar kabar itu. Tapi di sisi lain, Reyhan juga masih memikirkan wanita itu. Dan Reyhan ingin tahu, benarkah Reyhan masih mencintainya?
“Mas turun dulu.” Ucap Reyhan. Tania menjawab. “Oke.”
Reyhan keluar dari kamar Tania, lalu turun ke ruang tamu, disana sudah ada Kim yang fokus dengan laptopnya. Pekerjaan terpaksa pindah ke Apartemen Tania karena Reyhan sedang ingin bersama Tania.
Kim yang hanya sekretarisnya pun hanya bisa mengikuti bosnya, meskipun itu sangat merepotkan dan menyusahkan. Reyhan sangat terobsesi dengan Tania, dia bahkan memperlakukan Tania sangat berbeda dengan Kinan. Meskipun Kinan istri sahnya di mata hukum, dan agama. Sedangkan Tania hanya sah di mata agama.
Kim pun sempat heran kenapa Reyhan mau menuruti Tania dengan permintaan itu, harus nya Reyhan bisa saja tidak menikahi Tania, dan hanya melakukan hubungan atas dasar kontrak.
Sepertinya Tania punya tempat tersendiri di hati Reyhan. Kim tertawa memikirkan jika hati Tuannya telah banyak terbagi, antara Kinan, Tania dan wanita masa lalunya, Hana.
“Apa yang kau tertawakan, Kim?” Tanya Reyhan. Pria itu duduk di sofa tepat di hadapan Kim. Dia memandang penuh tanya pada sekretarisnya itu.
“Tidak ada, Tuan. Saya hanya iseng saja,” jawab Kim. Dia seperti sedang tertangkap basah karena sudah melakukan tindak kriminal. Dan dia membuat alasan agar tindakannya tidak diketahui.
Reyhan minum es kopinya, matanya masih menatap Kim yang mencurigakan.
“Benarkah? Apa kau sedang menertawakanku?” Tanya Kim lagi, dia hanya menebak. Tapi, melihat Kim yang tersedak bahkan dia tidak makan dan minum apapun membuat Reyhan yakin jika Kim sedang menertawakannya.
“Maaf Tuan,” jawab Kim. Tapi dia tidak akan mengatakan sebab ia tertawa.
“Hem. Tak apa. Aku memang pantas ditertawakan, karena ini kau. Jadi aku memaafkanmu.” Ucap Reyhan. Ia menyandarkan tubuhnya ke sofa, dan menjatuhkan kepalanya disana.
Ia menatap langit- langit apartemen. Banyak sekali yang Reyhan pikirkan akhir- akhir ini. Tania menjadi salah satunya. Dan seperti nomor satu malah.
“Bagaimana dengan apartemennya, Kim?” Reyhan berniat memindahkan Tania ke lantai apartemen yang hanya ada satu kamar. Seperti penthouse, tapi ini lebih kecil dari penthouse. Reyhan risih melihat Tania satu lantai dengan pemuda lain, terlebih pemuda itu sepertinya tertarik dengan Tania.
Hal itu membuat Reyhan semakin tidak tenang. Padahal beberapa bulan lalu, Reyhan masih memberikan kebebasan untuk Tania berteman dengan siapapun, karena Reyhan menganggap hubungan mereka hanya sebatas nikah kontrak. Tidak ada hal yang menguntungkan dalam hubungan mereka, seperti pernikahannya dengan Kinan yang didasari atas bisnis.
Tapi, akhir- akhir ini Reyhan merasa hatinya panas, dan amarahnya bisa memuncak saat Tania berbicara atau berinteraksi dengan pria manapun. Bahkan dirinya tidak bisa setenang dulu jika sudah berhubungan dengan Tania.