Hai..
Namaku Ziqiesa. kalian bisa memanggilku dengan sebutan,Zi. Aku seorang gadis cantik yang masih erat kasih sayang dari Ayah dan Ibuku. suatu hari aku tersesat ke dunia yang tidak aku ketahui. dan kasih-sayang itu masih sama adanya, tapi seakan terputus karena jarak kami yang tidak dapat di ketahui.
Aku,ingin mengajak kalian untuk ikut menemani perjalanan ini, sampai kembali pada pangkuan Ayah,dan Ibuku. bagaimana? kalian mau kan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Memberi Hadiah
Zi, mengatakan siapa sebenarnya Algeria sambil berbisik pelan tepat di telinga pemuda balok kering yang kini mensejajarkan kupingnya dengan mulut, Zi. Namun reaksi Graysen berbeda,dia, menggeleng tidak percaya bahwa Algeria itu adalah seorang penyihir.
"Mana mungkin? Jika dia penyihir pasti Ayah sudah memusnahkannya sedari dulu." Sanggah Graysen dengan tenang. Wajahnya juga tidak terlalu bereaksi apa-apa.
Zi, menghembuskan napas panjang."Kalau kau tidak percaya, sekarang ikutlah denganku! Ah, tunggu sebentar! Bagaimana kalau kita menyusup ke dalam kediamannya?" Ucap Zi menemukan sebuah ide di benaknya. Gadis itu cukup percaya diri dengan isi pikirannya ini.
Graysen, terkesiap. "Untuk apa? Bagaimana jika Ayah tau dan dia menghukum kita? Walaupun mereka tidak pernah tinggal di satu atap yang sama, tetap saja Ayah akan melindungi selirnya itu." Bantah Graysen masih memikirkan bagaimana nasibnya jika sudah di hukum Muchen karena berani mengusik miliknya.
Zi,tepuk jidat, mendengar perkataan Graysen. Bagaimana bisa pemuda itu berpikir se pendek itu. Bukankah Graysen punya kekuatan untuk menghilang, tentu saja akan sangat mudah untuk melakukan penyelidikan,ke kediaman Algeria.
"Memangnya kamu tau jika aku pernah pergi ke kediaman, yang mulia Ratu,secara diam-diam?" tanya Zi menatap Graysen dengan wajah mencibir. Graysen menggeleng,"tidak." Zi, manggut-manggut sambil memonyongkan bibirnya ke depan. "Tidak kan? Itu artinya tidak semua apa yang kita lakukan secara terarah,dan penuh perhitungan yang matang, akan selalu ketahuan oleh orang lain." Ulas Zi menjelaskan kepada Graysen dengan sabar.
"Ternyata manusia di ciptakan sesempurna mungkin,dan lebih unggul dari makhluk lain itu benar adanya." Batin Zi.
"Iya juga sih. Tapi jika wanita itu bisa menangkap kekuatanku di kediamannya, bagaimana?" Graysen masih berpikir, untuk Zi yang tidak memiliki kekuatan mungkin itu mudah, tapi bagi Graysen itu sedikit merepotkan.
"Nanti aku jelaskan lagi padamu, Graysen. Sekarang ikutlah denganku,aku melihat bahwa kediaman yang mulia Ratu semakin menggelap karena di selimuti aura hitam. Seperti yang di katakan oleh yang mulia Raja tadi, bahwa bencana besar mungkin akan segera terjadi." Zi,pandangi Graysen dengan lekat, bibirnya membentuk senyuman manis yang membuat Graysen menelan ludah dengan susah payah.
"Apa-apaan ini, kenapa gadis kecil ini terlihat sangat cantik jika tersenyum, bahkan sangat manis jika di lihat lebih dekat." Batin Graysen.
"Graysen. Kenapa melamun? Ayo ikutlah denganku,kau pasti akan sangat terkejut jika melihat yang sebenarnya." Zi, memegang hidung Graysen yang hampir satu kepalan tangan kecilnya.
Graysen, tersadar kembali,dan mengangguk singkat. "Baiklah. Jika kita ketahuan dan di hukum Ayah,jangan salahkan aku. Aku, berusaha melindungimu bagaimanapun caranya, tapi jika aku sendiri tidak mampu berlindung maka kita mati bersama." Lirih Graysen ada makna kesedihan di setiap kalimatnya. Membuat hati kecil Zi tersentuh!
"Jangan membuatku merasa sedih, Graysen. Percayalah pada anak kecil ini, kita akan selamat jika ada tekad yang kuat. Aku tidak punya banyak waktu untuk berenung di duniamu ini Graysen, karena itulah aku mencari cara agar bisa membebaskan istana kerajaan Aestherlyn dari kejahatan dan mengembalikannya ke dalam kedamaian yang abadi." Zi, menjeda ucapannya sambil mengambil napas.
"Jika kita terlambat seperempat detik saja,maka semuanya akan berakhir dengan kehancuran yang nyata, tidak hanya kamu saja, Graysen. Tapi? Aku juga. Jiwaku juga akan ikut lenyap bersamamu dan hanya raga kaku yang akan di berikan kepada Ayah,dan Ibuku. Karena itu sangat menyakitkan untuk kedua orang tuaku, Graysen. Makanya kita harus saling bekerja sama dalam menghadapi situasi ini." Ulas Zi dengan air mata yang turun membasahi pipinya.
Graysen, tercenung. Melihat air mata Zi tumpah, hatinya sakit dan sesak. Dengan gerakan lembut Graysen menghapus air mata kesedihan itu.
"Baik. Aku akan mendengar apapun yang kamu katakan,Zi. Jika itu benar,maka kita akan lawan bersama. Jika itu salah, maka aku akan tetap mempercayaimu. Jika aku lenyap,maka kamu harus tetap bertahan dan kembali ke ragamu,ini demi Ayah,dan Ibumu." Graysen menitikkan air mata, karena dadanya terasa sangat sesak. Mengingat bagaimana runtuhnya dirinya saat kehilangan orang yang sangat disayangi, kepergian Ibunya.
Sekarang gantian Zi yang memperlakukan Graysen dengan lembut. "Hem. Kita pasti membawa kemenangan itu!" Zi menangkup kedua pipi Graysen yang cukup lebar dari tangannya. Tapi tetap ia tangkup demi menyalurkan sedikit kehangatan dan ketenangan.
Judy dan Jusy, yang melihat kedua mahluk berbeda jenis itu,juga ikut merasakan kesedihannya. Mereka saling merangkul pundak satu sama lainnya, untuk menguatkan hati mereka.
•••
Setelah mendengarkan penjelasan dari Zi,kini Graysen berada di dalam kediaman Algeria. Graysen,masuk ke dalam ruangan perjamuan Algeria dengan cara menyusup secara diam-diam, sedangkan Zi,kini mengajak Algeria untuk bertemu di ruangan yang kemarin itu mereka bertemu untuk membahas tentang Graysen, yang berakhir Zi,di lilit oleh sulur akar berduri yang mengerikan.
Graysen,menahan gemuruh hebat di dadanya,menahan amarah yang serasa ingin meledak,tapi sebisa mungkin dia menahannya. "Jadi benar apa yang di katakan gadis kecil itu. Ternyata Wanita ini adalah seorang penyihir kegelapan yang bersekutu dengan Iblis." Gumam Graysen, setelah melihat secara langsung,kini Graysen sepenuhnya percaya bahwa Zi bukankah manusia yang di panggil dengan embel-embel ritual dan segala unggah-ungguh lainnya.
"Pantas saja,Ayah, tidak membentengi dirinya dengan, Zi." Graysen, segera menghilang karena suara Algeria sayup-sayup terdengar di telinganya. Sesuai dengan ucapan Zi,"Pergilah saat mendengar ada suara yang mengarah ke ruangan yang mulia Ratu, yang menjadi tempat pemujaan terhadap Iblis!" Perkataan Zi selalu terngiang-ngiang di telinga Graysen.
Algeria, tersenyum puas, setelah mendapatkan informasi penting, mengenai Muchen. "Akhirnya pria itu luluh juga,tapi sayang sekali karena aku sudah memanggil ribuan iblis untuk menghancurkan pria itu dan keturunannya!" Kekeh Algeria berjalan ringan menuju ruangan pemujaannya.
Zi, kembali ke kediaman Graysen,tapi ia akan segera menemui Muchen, keadaannya sudah cukup rumit. Zi, tidak boleh membiarkan semua kejahatan Algeria membawa dampak buruk kepada Istana kerajaan Aestherlyn.
"Jusy,aku akan ke kediaman yang mulia Raja. Jika kau ingin istirahat kembalilah ke ruanganmu! " Ucap Zi, membenarkan pakaiannya yang sudah berganti lagi, karena sekembalinya dari kediaman Algeria tubuhnya butuh di rendam dengan air dingin.
"Baik, yang mulia Putri. Berhati-hatilah, perhatikan langkah Anda!" Jusy memberikan sedikit perhatian.
Zi, tertawa mendengar Jusy memberinya sedikit perhatian. "Ternyata kau sudah tidak sekaku biasanya, Jusy. Terima kasih atas perhatianmu itu." Zi, berseru sambil berjalan menghampiri Jusy,dan memberikan kecupan singkat pada ujung lengan gaun Jusy.
"A-apa yang barusan Anda lakukan, yang mulia Putri?" Jusy terbelalak dan segera menjauhkan diri dari,Zi. Anak kecil itu, semakin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Jusy yang baginya sangat lucu dan menggemaskan. "Bukankah aku harus memberimu sedikit hadiah dan memberikan apresiasi atas perhatian kecil yang kau berikan, padaku barusan, Jusy? Sepertinya kau benar-benar tidak pernah menerima hadiah apapun?" Kini Zi tidak hanya mencibirnya tapi juga melayangkan sebuah ejekan yang membuat Jusy memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Sesuai yang Anda ucapkan, yang mulia Putri. Saya memang tidak pernah mendapatkan semua itu. Apalagi kasih sayang!" Jusy, tidak mau melihat lagi ke arah Zi,dan gadis kecil itu juga tidak ingin membuat Jusy semakin mengingat masa lalunya. Sebenarnya Zi hanya ingin membuat Jusy sedikit bersedih hati seperti apa yang kini tengah di rasakannya bersama dengan Graysen. Apapun yang Zi rasakan, Jusy juga harus merasakannya! Bukankah mereka cukup berteman dekat sekarang?
"Zi, benar-benar agak lain,memang!" Pikir Author.