Bunga itu telah layu sejak lama, menyisakan kelopak hitam yang berjatuhan, seperti itulah hidup Hanna Alaya Zahira saat ini, layu dan gelap.Hanna adalah seorang sekretaris yang merangkap menjadi pemuas nafsu bosnya, mengantungi pundi-pundi uang dalam rekeningnya, namun bukan tanpa tujuan dia melakukan itu. Sebuah rahasia besar di simpan bertahun-tahun. Pembalasan dendam.. Edgar Emilio Bastian bos yang dia anggap sebagai jembatan mencapai tujuannya menjadikannya simpanan dibalik name tag sekretarisnya, membuat jalannya semakin mulus. Namun, di detik-detik terakhir pembalasan dendam itu dia justru terjerat semakin dalam pada pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekretaris?
Hanna menggeliat di balik selimut yang menenggelamkannya. Merasakan pelukan di pinggangnya mengerat Hanna menoleh dan menemukan Edgar di belakangnya. Pria itu masih memejamkan mata dengan tubuh setengah telanjangnya dan bagian bawah yang hanya di balut selimut, dan tentu saja di baliknya tak mengenakan apapun, sama sepertinya.
Hanna berbalik dan menyusuri dada berotot Edgar dengan senyum nakal yang terhias di bibirnya, hingga gerakan tersebut membuat Edgar terbangun dan menahan gerakan tersebut.
"Kamu membangunkan singa yang sedang tidur, Baby?"
Hanna terkekeh lalu menarik tangannya untuk segera bangun, namun belum sempat dia merealisasikan niatnya, tangannya di tarik kembali oleh Edgar "Mau kemana?"
"Mandi."
"Kamu harus bertanggung jawab karena membangunkan milikku."
Hanna tertawa lalu mendorong Edgar agar berbaring "Tapi aku mau mandi." dengan sengaja tangan lentiknya meremas milik Edgar, dan membuat si empunya memejamkan mata.
Dengan senyum nakal Hanna menggerakkan jarinya ke arah Edgar lalu pergi ke kamar mandi.
Edgar terkekeh lalu mengikuti Hanna dari belakang sebelum gadis itu menutup pintu.
*****
Dani memarkirkan mobilnya di depan rumah besar Edgar. Setelah beberapa hari Edgar dan Hanna berlibur di Jepang, pagi tadi Hanna dan Edgar pulang.
Di jemput Dani dengan mobil Edgar, Dani mengantar Edgar lebih dulu untuk pulang ke rumah sesuai permintaan istrinya untuk pulang seusai dia pulang dari Jepang. Jika tidak, ancamannya tak main- main, dimana Edgar tidak akan di perbolehkan untuk bertemu dengan putri semata wayangnya. Naomi.
Edgar keluar dari dalam mobil lebih dulu, di susul Dani yang bertugas mengeluarkan koper tuannya.
"Biar aku bantu, Pak." Hanna menawarkan diri.
"Baiklah, kamu bisa bawain yang ini." Dani menyerahkan koper yang lebih kecil pada Hanna.
Hanna mengikuti langkah Dani memasuki rumah bernuansa modern tersebut.
Rumah megah dengan banyaknya barang mewah terpajang di dalamnya.
Hanna mengikuti Dani semakin dalam hingga tatapannya jatuh pada sepasang suami istri yang tengah berciuman di bawah tangga. Tentu saja pelakunya adalah Edgar dan istrinya yang menyambut kedatangan Edgar dengan suka cita.
"Kamu mungkin akan terbiasa dengan ini nanti," bisik Dani. Pria itu bahkan mundur satu langkah agar bisa bicara dengannya.
"Tenang saja, Pak. Saya lebih dari terbiasa dengan pemandangan semacam ini." Dani mengangguk dengan menyeringai, dia hampir lupa dengan pekerjaan Hanna sebelumnya.
Sementara itu Hanna berkedip beberapa kali saat melihat ciuman dari sepasang sejoli itu.
Mata Hanna menatap datar namun tajam ke arah salah satunya, dimana seorang wanita tersenyum menggoda pada Edgar.
Hati Hanna bergejolak, bukan karena cemburu, namun amarah yang siap meledak.
Hanna mengepalkan tangannya untuk menahan segala emosinya, hingga saat matanya bertemu pandang dengan Siska yang mengeryitkan dahi saat melihatnya. "Siapa dia?" tanyanya pada Edgar.
"Sekretarisku," ucap Edgar dengan acuh.
"Sekretaris? Wanita?" tak biasanya Edgar menggunakan sekretaris wanita, biasanya pria itu akan menggunakan sekretaris pria seperti asistennya Dani.
"Hallo Nyonya, saya Hanna," ucap Hanna mengenalkan diri. Namun bukannya di sambut, Siska justru mengabaikan uluran tangannya.
Hanna tersenyum lalu menarik tangannya "Kalau begitu saya permisi, Nyonya, Pak." Hanna berbalik kepada Dani "Pak Dani, saya duluan."
"Eh, kita bisa pulang bareng, saya juga sudah selesai. Lagian disini susah cari taksi." Dani memberikan koper di tangannya kepada pelayan. "Saya juga permisi, Pak, Nyonya." Dani menyusul Hanna dan sekali lagi Hanna menatap Edgar dan Siska yang masih bergelayut di lengan Edgar.
"Permisi, Pak." Edgar masih menatap kepergian Hanna dan Dani hingga terdengar suara Siska.
"Jadi, kamu pergi ke Jepang sama perempuan itu?" Siska jelas menunjukkan kecemburuan dalam nada suaranya.
"Dimana Naomi?" tanpa mengacuhkan pertanyaan Siska Edgar segera mencari putri semata wayangnya.
"Naomi masih di sekolah, kamu gak tahu jadwalnya?" Siska menahan Edgar agar tak pergi dari hadapannya.
"Kamu gak kangen sama aku? Sudah hampir satu bulan kamu gak pulang." Tangan Siska meraba dada Edgar lalu melepas satu persatu kancing kemejanya, Siska tersenyum menggoda kakinya berjinjit untuk mencium rahang Edgar, hingga Edgar mendongak memberi akses agar Siska semakin leluasa dalam mencumbunya.
****
Hai maaf aku baru muncul, lagi kurang sehat, semoga mulai minggu ini bisa up rutin.
