NovelToon NovelToon
Marriage With CEO

Marriage With CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Pelakor jahat
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: dwinabila04

Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek

Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.


Cantik, Polos, dan Pendiam

Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.


Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?

Ikutin cerita Marriage With CEO.


Update sesuka hati❤️

Start 14 Desember 2024

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marriage With CEO | 30. Long awaited day

Sudah seminggu Ayana lalui dan bulan ini adalah bulan yang selalu di nanti semua orang di mana bulan ini usia kandungan Ayana genap berusia sembilan bulan. Semua keluarga Matthew sangat menantikan cucu pertama mereka, di mana cucu mereka sekaligus dua.

Di usia kandungan Ayana menginjak sembilan bulan inilah Aston menjadi lebih cerewet karena semenjak pagi tadi kepala Ayana begitu pusing mendengar ocehan Aston yang selalu menanyakan apa Ayana sudah mengalami kontraksi atau belum sejak tadi. Padahal Ayana sudah mengatakan jika ia belum merasakan apa-apa sesuai apa yang di katakan dokter.

"Apa kamu sudah merasakannya?" tanya Aston lagi.

Ayana hanya memejamkan mata saat Aston mengatakan pertanyaan itu lagi.

"Aston stop untuk menanyakan pertanyaan yang sama kepada istrimu sejak tadi." Ucap nyonya Rosvelina.

Nyonya Rosvelina memutuskan untuk tinggal di rumah Aston sementara waktu karena ia ingin mengurus Ayana ketika melahirkan nanti. Ayana begitu bahagia ketika mertuanya memutuskan untuk pindah ke rumahnya karena Ayana terkadang merasa kesepian saat Aston pergi bekerja.

"Sayang apa sudah?" tanya Aston lagi.

Membuat Ayana hampir kehilangan kesabarannya.

"Aston, jika aku sudah merasakan aku akan bilang kepadamu." Jawab Ayana.

"Benar ya, jika kamu sudah merasa tidak nyaman kamu cepat-cepat bilang sayang." Itulah kalimat yang selalu Aston berikan kepada Ayana sejak bangun tidur tadi.

"Apa kamu tidak bekerja?" tanya Ayana mengalihkan perhatian Aston.

"Tidak, untuk bulan ini aku ambil cuti." Jawab Aston.

Ayana mengerutkan keningnya setelah mendengar ucapan Aston barusan.

"Cuti? Bukankah kamu bosnya? Lalu kenapa kamu cuti? Lebih baik kamu bekerja sana."

"Tidak, aku ingin menemanimu." Putus Aston.

Kesabaran Ayana sudah mulai habis menghadapi Aston. "Aston ayolah mungkin aku belum melahirkan sekarang. Ingat kata dokter jika masih ada waktu sepuluh hari lagi. Mungkin lebih satu bulan baru aku akan melahirkan. Jadi lebih baik kamu bekerja saja. Jika kamu tidak bekerja maka nanti karyawan mu akan mencontoh mu di mana mereka akan bermalas-malasan." Jelas Ayana.

Setelah diam sejenak Aston pun memutuskan untuk pergi bekerja. "Tapi ingat ya, jika kamu sudah merasakan tidak nyaman kamu segera telfon aku." Ucap Aston.

"Baiklah." Putus Ayana karena tidak ingin berdebat terlalu lama akhirnya Ayana berkata seperti itu.

Setelah Ayana mengantar Aston untuk pergi bekerja Ayana begitu bernafas lega saat Aston berhasil pergi ke kantor karena kepala Ayana begitu pusing mendengar ocehan Aston.

Ayana duduk di sofanya kembali dan duduk dengan tenang sekarang.

"Ke mana Aston?" tanga nyonya Rosvelina yang baru saja keluar dari dapur.

"Baru saja Aston berangkat bekerja." Jawab Ayana.

"Lebih baik dia bekerja dari pada di rumah membuat pusing." Ucap nyonya Rosvelina.

Ayana tersenyum saat mendengar ucapan mama mertuanya. "Ayana ayo kita sarapan dulu." Ajak nyonya Rosvelina.

Ayana perlahan bangun dari duduknya karena ia sekarang makin kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kehamilan yang makin membesar.

"Ayana, nanti Mama tinggal sebentar, ya." Ucap nyonya Rosvelina.

"Mama mau ke mana?" tanya Ayana di sela-sela makannya.

"Mama mau belanja keperluan isi kulkas yang tidak ada." Jawab nyonya Rosvelina.

"Ayana ikut."

"Tidak Ayana, kamu lagi hamil besar, jadi kamu di rumah saja."

"Justru Ayana di hamil besar ini harus banyak-banyak bergerak biar lahiran nanti lancar walaupun cesar. Jadi Ayana ikut, ya, Ma."

"Baiklah." Putus nyonya Rosvelina.

Setelah sarapan pagi mereka berdua memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa bahan makanan yang telah habis dan tidak ada di kulkas.

...•••...

"Ini tuan berkas yang anda inginkan." Ucap Hadwin menyerahkan sebuah dokumen kepada Aston.

"Baik, terima kasih Hadwin."

Hadwin keluar dari ruangan setelah memberikan berkas yang di minta oleh Aston. Untung saja Ayana menyuruhnya untuk pergi bekerja jika tidak maka Aston tidak akan tau masalah yang sedang terjadi di kantornya. Ya walaupun masalah kecil namun jika di biarkan maka akan semakin besar.

Saat Aston sedang sibuk bekerja sebuah telepon dari sang mama masuk kedalam ponselnya. Aston dengan cepat mengangkat panggilan dari sang mama khawatir jika Ayana telah melahirkan.

"Ada apa, Ma? Apa Ayana melahirkan?" tanya Aston.

Mata Aston terbuka sempurna saat mendengar penjelasan dari sang mama di telepon. Tanpa mendengarkan sang mama menyelesaikan penjelasannya Aston langsung pergi dari kantornya untuk menuju ke rumah sakit.

Hadwin juga Fany yang kebetulan sedang berbicara berdua nampak begitu kaget ketika Aston berlari keluar dari ruangan.

"Apa nyonya Ayana sudah melahirkan?" tanya Fany kepada Hadwin.

"Aku tidak tau karena aku bukan Ayana." Jawab Hadwin yang membuat Fany memasang wajah kesalnya.

Di dalam mobil pikirkan Aston tidak tenang dan perasaan Aston tidak karuan setelah mendengar kabar dari Mamanya. Namun tak membutuhkan waktu yang lama mobil Aston tiba dengan cepat di rumah sakit yang di beritahukan oleh sang mama.

Setelah Aston turun dari mobilnya dengan cepat ia mencari keberadaan sang mama yang sudah menunggunya. Aston menemukan sang mama yang sedang menunggu di ruang operasi.

"Mama," panggil Aston.

"Aston."

"Bagimana kondisi Ayana?" Itulah kalimat pertama yang Aston ucapakan ketika ia berada di depan ruangan operasi di mana sang istri berada di dalam.

"Sejak sepuluh menit lalu dokter belum keluar dari ruangan maka dari itu mama tidak tau kondisi Ayana sekarang karena Ayana masih di tangani oleh dokter." Jawab nyonya Rosvelina.

"Kenapa ini bisa terjadi?" tanya Aston.

Nyonya Rosvelina memulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hingga Ayana masuk ke ruangan operasi.

Flashback on.

"Ayana, nanti Mama tinggal sebentar, ya." Ucap nyonya Rosvelina.

"Mama mau ke mana?" tanya Ayana di sela-sela makannya.

"Mama mau belanja keperluan isi kulkas yang tidak ada." Jawab nyonya Rosvelina.

"Ayana ikut."

"Tidak Ayana, kamu lagi hamil besar, jadi kamu di rumah saja."

"Justru Ayana di hamil besar ini harus banyak-banyak bergerak biar lahiran nanti lancar walaupun cesar. Jadi Ayana ikut, ya, Ma."

"Baiklah." Putus nyonya Rosvelina.

Setelah sarapan pagi mereka berdua memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa bahan makanan yang telah habis dan tidak ada di kulkas.

Mobil mereka berdua telah tiba di pusat perbelanjaan yang nyonya Rosvelina tuju. Ketika Ayana ingin mendorong troli belanja nyonya Rosvelina melarang Ayana melakukan itu.

"Biarkan Jake yang mendorongnya." Ucap nyonya Rosvelina di mana memang kebetulan Jake ikut bersama dengan mereka ke pusat perbelanjaan.

Nyonya Rosvelina memilih beberapa bahan makanan yang bagus untuk dikonsumsi ketika Ayana melahirkan nanti agar asi Ayana lancar dan juga badan Ayana akan cepat pulih.

Saat nyonya Rosvelina sibuk memilih bahan makanan Ayana pun sibuk memilih cemilan yang ia inginkan. Namun sebelum mengambil cemilan itu Ayana melihat apa di perbolehkan di konsumsi untuk ibu hamil.

Setelah semua selesai nyonya Rosvelina mengajak Ayana untuk pulang ke rumah karena Ayana sudah mengeluh kelelahan. Mata Ayana melihat sebuah penjual yang menjual rujak buah di mana Ayana begitu menginginkannya. Melihat sang menantu yang menatap penjual itu nyonya Rosvelina tersenyum.

"Ayana mau rujak?" tanya nyonya Rosvelina.

Ayana mengangguk kepalanya. "Apa Ayana boleh beli, Ma?" tanya Ayana kepada sang Mama.

"Boleh. Tapi biarkan Mama yang membelikan untuk Ayana. Jadi kamu tunggu di sini dulu karena itu berada di seberang jalan bahaya buat kamu yang sedang hamil menyeberang jalan." Ucap nyonya Rosvelina.

Ayana mengangguk kepalanya menuruti ucapan sang Mama yang menyuruhnya menunggunya. Saat Ayana sedang berdiri menunggu sang Mama kembali, Jake sedang sibuk menaruh belanjaan di dalam mobil.

Saat Ayana melihat sang mama telah selesai mendapatkan rujak buah keinginan Ayana tiba-tiba nyonya Rosvelina berteriak kearahnya.

Braakk

Ayana tidak bisa merasakan pergerakan tubuhnya akibat mobil yang menabraknya. Nyonya Rosvelina berlari menghampiri Ayana yang sudah tergeletak di lantai.

"Ayana!!

"Ayana!! Bangun, nak." Nyonya Rosvelina begitu panik saat Ayana mengalami kecelakaan.

Nyonya Rosvelina berteriak histers saat melihat darah mengalir begitu deras di paha Ayana. Jake yang tidak sempat menyelamatkan Ayana karena ia tidak mengetahui hal itu membuat Jake dengan cepat membawa Ayana untuk menuju ke rumah sakit.

Tangisan nyonya Rosvelina mengiringi perjalanan Ayana menuju ke rumah sakit. Nyonya Rosvelina menyesal telah mengajak Ayana ikut bersamanya karena jika ia tidak mengijinkan Ayana ikut bersamanya hal seperti tidak mungkin terjadi kepada Ayana.

Flashback off

Tubuh Aston tumbang kebawah setelah mendengar cerita dari sang mama. Kenapa kejadian seperti ini selalu menimpa Ayana padahal Aston sudah menyiapkan bodyguard untuk menjaga Ayana namun kenapa bahaya selalu datang kepada keluarga mereka.

Aston begitu tidak becus menjaga sang istri juga calon bayinya. Apa kejadian dulu akan terulang kembali di mana mereka akan kehilangan calon bayinya. Namun Aston berdoa agar bayi juga Ayana baik-baik saja.

Pintu ruangan operasi terbuka menampilkan dokter yang menangani Ayana. "Apa anda keluarga dari pasien Ayana?" tanya dokter.

"Saya suaminya, Dok. Bagaimana kondisi istri saya?" tanya Aston.

"Kondisi pasien dalam keadaan kritis dan dalam kondisi ini kita mengharuskan menyelamatkan salah satunya. Di mana pilihan ini begitu sulit untuk anda. Namun hanya dengan cara ini kita bisa menyelamatkan ibunya atau bayinya."

Bak di sambar petir di siang bolong saat mendengar penjelasan dokter yang mengharuskan Aston memilih salah satunya. Sungguh pilihan yang begitu sulit untuk Aston pilih. Karena Aston ingin keduanya selamat. Namun itu tidak mungkin terjadi, mengingat kondisi Ayana yang sedang kritis membuat dokter memberikan Aston sebuah pilihan yang membuat Aston bingung.

"Selamatkan istri saya."

Di saat pria di luar sana memilih menyelamatkan bayinya, namun tidak untuk Aston yang lebih memilih menyelamatkan Ayana. Jika Aston kehilangan Ayana maka separuh jiwanya akan hilang.

"Baiklah, kami akan berusaha untuk menyelamatkan keduanya, namun jika kemungkinannya kecil kami akan memilih salah satunya." Jelas dokter.

"Kalau begitu silahkan tanda tangan terlebih dahulu." Sambung Dokter.

Aston membubuhkan tandatangannya ke sebuah kertas. Dokter kembali masuk kedalam ruangan operasi untuk menangani Ayana.

"Semoga Ayana baik-baik saja." Ucap nyonya Rosvelina.

"Maafkan ayah nak membuat keputusan ini. Karena posisi Ayana begitu sulit sekarang. Namun Ayah berharap kamu mengerti posisi ayah sekarang. Tapi ayah berdoa agar kalian semua bisa selamat, ayah tau kalian adalah orang yang kuat." Batin Aston di luar ruangan operasi.

...•••...

Setelah mendengar kabar jika Ayana mengalami kecelakaan semua orang datang ke rumah sakit di mana sekarang Ayana masih berada di dalam.

Tuan Grayson langsung datang kemari saat mendapatkan kabar jika Ayana kecelakaan begitu pula dengan Anindira, Grizella juga Fany tak ketinggalan juga Hadwin juga berada di rumah sakit sekarang.

Semuanya begitu mencemaskan keadaan Ayana yang belum juga keluar dari ruangan operasi padahal Ayana sudah berada di ruangan operasi lima jam. Grizella terus mencoba menenangkan Aston yang tidak henti mengenggam tangannya sendiri.

Tepat pukul delapan malam lewat tiga puluh menit pintu ruangan operasi terbuka menampilkan dokter yang menangani Ayana. Semua orang berdiri dan menunggu kabar dari dokter.

"Bagimana kondisi istri saya?" tanya Aston yang mulai tidak tenang.

"Operasi nyonya Ayana memang banyak mengalami kendala di mana nyonya Ayana mengalami pendarahan hebat hingga ia sekarang mengalami koma," jelas dokter.

"Lalu bagaimana dengan keadaan bayi kami?"

"Entah doa apa yang selalu nyonya Ayana panjatkan sehingga bayi yang ia kandung lahir dengan selamat, namun untuk sekarang bayinya belum bisa di jenguk karena masih dalam penanganan kasus,"

Semua orang bernafas lega ketika mendengar keduanya selamat walaupun Ayana mengalami koma, namun berbeda dengan Aston yang tidak tau perasaannya sendiri. Aston memang begitu senang saat bayinya lahir dengan selamat namun hati Aston begitu tidak tenang saat Ayana mengalami koma.

"Apa kami bisa menjenguk pasien?" tanya Grizella.

"Boleh, namun hanya satu orang yang boleh menjenguk keduanya," jawab dokter.

Jika di posisi seperti mereka tidak bisa egois karena Aston lah yang berhak untuk menjenguk istri dan juga anaknya.

"Kamu cepetan masuk, Ayana sudah menunggu mu di dalam." Ucap nyonya Rosvelina.

Aston mengangguk kepalanya.

Setelah memakai baju khusus Aston masuk ke dalam ruangan pemulihan di mana Ayana berada. Sebelum Aston masuk kedalam ruangan ia menarik nafasnya dalam-dalam karena Aston belum siap bertemu dengan Ayana.

Cklek

Pintu ruangan terbuka hal pertama yang Aston lihat adalah Ayana yang banyak memakai alat bantu di tubuhnya. Aston mendekat ranjang tidur di mana Ayana sedang tidak sadarkan diri. Air mata Aston jatuh begitu saja ketika ia berhasil mengenggam tangan Ayana yang bebas dari selang infus.

"Sayang,"

"Sayang, maafkan aku belum bisa menjadi suami yang baik untukmu,"

"Maafkan aku selalu gagal menjagamu di saat kamu sedang mengalami musibah."

Kalimat itulah yang Aston ucapan di hadapan Ayana yang sedang terbaring koma akibat kecelakaan.

"Aku tidak akan menjenguk anak kita terlebih dahulu karena aku ingin menjenguknya bersamamu sayang,"

"Maafkan aku sayang tapi aku hanya ingin melihatnya bersamamu,"

Katakan saja Aston egois namun Aston tidak ingin menjenguk anaknya jika tidak bersama dengan Ayana. Aston mencium kening Ayana begitu lama hingga membuat air matanya terjatuh di kening Ayana.

"Aku mencintaimu Ayana."

1
ANGIN TIMUR JAYA
bagus ceritanya ditunggu up nya
dwinabila04: terima kasih banyak untuk komennya dan likenya❤️
total 1 replies
anita
lanjuut
Nuriati Mulian Ani26
kayaknya ..pernikahan mereka harus bnyak debat dan jutek
anita
ini ngjk nikah kok kyak mau beli kangkung aja
Djuariah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!