Memiliki anak yang memiliki kelainan jantung membuat Diana harus berjuang sendirian karena suami dan semua keluarga tidak mau menerima sang anak yang bagi mereka menyusahkan dan membuat malu.
kerinduan seorang anak pada sang ayah yang di bawa hingga nafas terakhirnya.
Di saat kesedihan Diana di tinggal anak nya ia mendapati bukti perselingkuhan sang suami dengan sekertarisnya.
Karena lelah dan tidak memiliki harapan lagi membuat Diana mengakhiri hidup nya di depan sang suami.
Ingin tau nasib Diana selanjutnya ayo ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Mereka yang mendengar itu pun terdiam kaku lalu menoleh kearah bunda.
"Ngakunya sayang bunda tapi lupa" ucap Diana lagi
"Be.... Benar bunda?" tanya Bhisma
Bunda hanya menganggu pelan dan tersenyum kecil
"Bunda...!" seru mereka berempat lalu mendekati bunda dan duduk di lantai sembari menghadap kebunda dan meminta maaf.
Mereka meminta maaf dan menangis sedih, sembari mencium tangan bunda.
Bunda yang mengerti kesibukan putra putra nya pun memaafkan semuanya,
Setelah itu mereka pun belum lega, lalu menatap Diana.
"Kamu kok tau dan kenapa gak kasih tau kami dek, terus emangnya kamu udah nyiapin apa untuk bunda" ucap Bara
"Apa sih yang gak Diana tau, dan tentu saja Diana sudah menyiapkan sesuatu, tunggu sebentar" ucap Diana lalu pergi kekamarnya.
Tidak lama Diana datang dengan membawa bolu ulang tahun yang cantik serta kado.
Semua yang melihat itu sangat terkejut, bunda sampai terharu melihat nya.
Sedangkan Pandawa empat sampai tidak bisa bicara melihat itu, sedangkan ayah tersenyum.
"Happy birthday bunda... Semoga bunda panjang umur, sehat selalu dan di murahkan rezekinya. Pokonya doa terbaik untuk bunda" ucap Diana
"Terima kasih sayang untuk kejutan nya dan juga doanya... bunda sangat bahagia" ucap bunda Bunga Denga sangat terharu.
"Sama sama bunda, dan ini kado dari Diana untuk bunda semoga bunda suka" ucap Diana memberikan kadonya.
"Sayang kenapa pakai kado segala masih di ingat saja sudah sangat bahagia bunda, tapi terima kasih ya sayang, kehadiranmu membuat rumah ini menjadi hidup" ucap bunda penuh haru
"Iya bunda sama sama" jawab Diana
"Sayang apa boleh bunda buka" tanya bunda
"Tentu bunda silahkan" jawab Diana
Bunda pun membuka kadonya dn isinya adalah sebuah tas dan itu membuat bunda sangat bahagia.
"Sayang bunda baru mau pesan tas ini dan kamu memberikan ini untuk kado terima kasih sayang" ucap bunda memeluk diana
"Sama sama bunda" jawab Diana lagi
"Ayah gak mau kasih sekarang kadonya?" tanya Diana.
"Apa ayah juga ingat kok gak ada yang kasih tau kami?" seru keempat nya sedih
"Hal seperti ini harus kesadaran sendiri jika di ingatkan itu gak enak dong" jawab ayah lalu mendekati bunda.
"Sayang selamat ulang tahun, dan terima kasih sudah menemani ayah selama ini menjadi istri dan ibu terbaik, ayah menyayangi bunda selamanya" ucap ayah
Bunda sampai meneteskan air matanya lalu memeluk ayah.
"Terim kasih ayah, karena sudah menjadi suami dan ayah terbaik untuk kami" jawab bunda.
Diana pun terharu sampai menangis, ia teringat di kehidupan dulu tidak pernah merasakan kebahagiaan yang seperti ayah dan bunda.
Dio yang mengetahui itu pun memeluk mamanya.
"Ma jangan sedih, kita gak akan pernah seperti dulu lagi, Dio juga sehat sekarang jadi mama. Tidak perlu seperti dulu" ucap Dio pelan pada Diana tapi tanpa mereka sadari percakapan itu di dengar oleh Danendra dan Iya pun kebingungan dengan semua itu.
Bhisma dengan cepat memesan tempat di restorannya, mereka akan makan di restoran Bhisma.
Semua setuju, Danendra pun akan ikut bersama.
Semua pun siap siap untuk pergi kesana.
...****************...
Waktu terus berlalu tanpa terasa satu bulan sudah terlewati, kedatangan Dimas pun di undur satu bulan lamanya karena kesehatan Wina baru bisa untuk di tinggal.
Pembukaan galeri Diana pun akan di buka dua hari lagi.
Sudah ada banyak lukisan yang di buat oleh Diana dan Dio disana, semua tempat sudah di dekorasi.
Diana juga sudah memesan hidangan di restoran Bhisma.
Awalnya bunda dan ayah sangat terkejut dengan adanya pembukaan galeri milik Diana ini, mereka tidak menyangka jika Diana adalah seorang pelukis.
Tapi setelah melihat hasil lukisan Diana dan juga kesaksian dari Bastian, Barata dan Bryan akhirnya mereka percaya dan bangga pada Diana.
Danendra pun sudah menempatkan banyak bodyguard untuk keamanan Diana dan juga tempat Diana.
Danendra dan Diana juga semakin dekat, pada keluarga Nugraha pun Danendra sudah dekat bahkan Danendra mengajak Bastian dan ayah untuk kerja sama dan itu membuat Bastian dan ayah sangat senang.
Sedangkan di tempat lain saat ini Dimas baru saja keluar dari bandara di kota dimana Diana berada saat ini.
Dimas datang bersama sang asisten, sedangkan Wina tidak ikut karena baru saja pulih dan kehamilannya sangat rentan untuk berpergian jauh.
"Tuan kita sudah sampai hotel" ucap Rayan sang asisten Dimas
"Ya" jawab Dimas lalu turun dari mobil sedangkan Rayan mengambil koper dan langsung check in hotel.
Setelah mendapatkan kunci kamar mereka pun pergi menuju kamar mereka.
Sedangkan di posisi damar saat ini
tanpa di sangka, Damar juga datang ke kota ini, ia datang bersama papanya untuk urusan tender yang di lakukan di perusahaan milik Danendra.
Mereka menginap di hotel yang sama dengan Dimas, hotel ini milik Bastian
Keesokan harinya
"Pa kenapa papa melamun, ayo kita turun untuk sarapan, kita harus datang ke pertemuan itu" tanya Damar
"Papa kepikiran adikmu, kemana dia pergi kok gak ada kabar dan kenapa dia betah sekali pergi, papa baru sadar jika papa sudah banyak salah dengan adikmu. Ini juga salah mama mu, mamamu sudah papa larang untuk tidak mengikuti papa jih pergi keluar kota tapi tetap ingin ikut dan meninggalkan Diana" ucap papa Darma
"Belum lagi namamu itu sibuk sendiri dengan sosialita nya, dari kamu kecil pun dia tidak pernah mengurus kamu untung saja masih ada Oma dan opa jadi jamu tidak pernah sendirian, tapi tidak dengan Diana sejak dia kecil Oma dan opa sudah tiada jadi dia tidak ada yang menjaga, papa sangat sedih sekarang dan papa sungguh menyesal" ucap papa Darma
"Jadi wajar bukan jika Diana pergi dari rumah, papa membiarkan dia pergi untuk mencari kebahagiaan nya tapi papa merindukan nya sekarang" jelas papa.
Damar yang mendengar itu pun terdiam, dan terduduk di depan papanya, iya juga sebenarnya merindukan adiknya, ia rindu masa kecil mereka selalu bersama. Dulu Diana dan Danar sangat dekat tapi semenjak kuliah dan sibuk hubungan mereka renggang.
Ia sangat menyesalinya, ia rindu pada adiknya tapi hanya bisa diam karena merasa bersalah dan malu.
"Papa benar damar juga rindu adik, tapi kenapa mama sepertinya biasa saja dan justru setiap ingat Diana mama akan marah dan kesal" ucap Damar
"Papa juga tidak mengerti terbuat dari apa hati mamamu itu, entah kenapa beberapa kali papa juga sering bermimpi buruk, papa melihat Diana bunuh diri dari atas balkon kamarnya, papa melihat tubuhnya penuh darah, papa sangat takut" ucap papa Darma
Mendengar itu damar pun terkejut,
"Pa... Apa papa tau damar juga sering bermimpi itu dan lebihnya damar melihat Dimas menangis di atas balkon dengan menjerit memanggil Diana, pa sebenarnya ada apa ini" ucap Damar yang mulai ketakutan dan juga mulai berpikir tang tidak tidak.
Bersambung
Tu mlut mnta d tmpol pke sndal kya'nya....tnte girang ko pd bgt pgn jd nyonya bos....dsr gila....