"Mari kita bercerai, Kakak kembar mu sudah kembali." Elmer berucap dengan nada dingin.
Wanita itu meremas tespack yang ia pegang, sebuah kado yang ingin berikan, ternyata dirinyalah yang mendapatkan kado terindah dari suami tercintanya.
Dibenci oleh kedua orang tuanya dan suaminya.
Gerarda Lewis di hidupkan kembali setelah menerima kenyataan pahit, dimana suaminya Elmer Richards menyatakan akan menikahi saudara kembarnya Geraldine Lewis, sang kekasih yang telah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Gege
Prang
Ruang makan yang tadi ramai dengan canda tawa itu seketika hening ketika mendengarkan suara pecahan.
Seketika hati Mommy Becca berkedut nyeri. Perasaannya tiba-tiba tidak enak. Seketika wajah Gege langsung melintas.
"Ada apa sayang?" tanya Daddy Arthur. Ia juga merasa terkejut.
"Suara apa itu?" tanya Rara.
Merasa tidak nyaman, Mommy Becca mencari asal suara yang berasal dari ruang tengah. Salah satu foto putrinya jatuh sendiri padahal di ruangan ini tidak ada angin. Jadi tidak ada siapa pun yang membuat foto salah satu putrinya terjatuh.
"Gege," Mommy Becca. Mengambil figura yang pecah itu. "Au .."
Pecahan kaca itu menusuk jari telunjuknya, hatinya semakin gelisah dan khawatir.
"Mommy," Daddy Arthur merasa firasat yang tidak enak. Dia pun menatap menantunya. "Apa tadi Gege bersama mu?"
"Sebelum pulang Gege masih di mansion Dad, bahkan Gege yang mengantar aku sampai mobil. Mungkin karena kipas angin kali Mom," ucap Rara. Dia menunjuk kipas angin yang tak jaub dari ruangan itu.
"Tidak, tidak biasanya. Sekalipun kipas angin itu hidup, tidak mungkin foto dinding ini jatuh Ra."
Mommy Becca dan Daddy Arthur saling menatap. Sepasag suami istri itu merasakan yang sama.
Elmer merasa jantungnya berdebar dan merasa nyeri, ia langsung menghubungi Gege, namun hanya operator yang menjawabnya. Berkali-kali ia menghubungi Gege, namun tak ada jawaban. Ia pun beralih menghubungi Bibi Ang.
"Bibi Ang, apa Gege ada di mansion?" tanya Elmer.
Butiran keringat sebesar biji jagung itu mengalir di dahi Bibi Ang. "Tidak tuan, tadi nyonya Gege berpamitan keluar ke Apartement," ucap Bibi Ang. Ia meneguk ludahnya susah payah.
Elmer terkejut, "Cepat susul Gege." Teriaknya. Ia langsung mematikan ponselnya.
Bibi Ang merasa khawatir, ia pun mengajak sopirnya ke Apartement Gege. Namun sampai di sana ia berpura-pura panik dan berpura-pura menekan bel.
"Bibi Ang bagaimana?" tanya Elmer. Di belakangnya Daddy Arthur dan Mommy Becca serta Rara ikut dengan Elmer.
Bibi Ang menggeleng lemah, "Sepertinya Nyonya tidak ada, tadi saya melihat Nyonya membawa koper, saya bertanya tapi Nyonya hanya menjawab akan menginap di Apartementnya." Tutur Bibi Ang berbohong.
Mommy Becca meremas genggamannya, firasatnya semakin tidak enak.
"Mommy tenang, Gege pasti baik-baik saja," ucap Rara menenangkan sang ibu di sampingnya.
Drt
Daddy Arthur mengerutkan keningnya setelah melihat nomor baru yang tertera di layar ponselnya. "Iya."
Tubuh Daddy Arthur menegang, matanya memerah, dadanya seakan berhenti berdetak. Ponsel yang di genggamnya seketika jatuh ke lantai. Tubuhnya langsung limbung, dengan sigap Momny Becca menahan tubuh Daddy Arthur.
"Hallo, ini saya dari kepolisian. Sebuah mobil kecelakaan dan meledak. Kami menemukan sebuah kartu nama dengan Gerarda Lewis."
Tangan Elmer bergetar, hatinya seketika membara kesakitan. Ia mengambil ponsel yang terjatuh itu dan segera berlari. Ia menghiraukan pertanyaan Rara dan Mommy Becca yang menanyakannya.
Elmer memukul stirnya, hatinya begitu sesak, perih dan takut, kini bercampur aduk menjadi satu yang kental. Jantungnya seakan berhenti berdetak mendengarkan perkataan polisi itu. Entah semenjak kapan? Air matanya mengalir dengan deras. Tidak boleh terjadi sesuatu pada Gege, ia belum menerimanya. Hatinya tak bisa menerimanya.
"Sebenarnya ada apa Elmer?" tanya Mommy Becca dan Rara beruntun.
"Mobil yang di tumpangi Gege mengami kecelakaan Mom,"
Suasana di jalan Xxx dekat hutan dan jurang itu kini di penuhi keramain, lampu polisi dan ambulan berkerlip-kerlip.
Elmer semakin tak karuan, hatinya semakin hancur. Ia menerobos masuk dan melihat mobil yang sudah terbakar habis. "Gege!!!" teriaknya. Sekuat tenaga ia memanggil nama Gege. Dia menuruni jurang itu.
"Gege!!" Teriak Daddy Arthur. Air matanya pun tak terbendung lagi, dia menuruni jurang itu. Sekalipun terjatuh berkali-kali ia tak merasakan sakit, saat ini hanya Gegenya yang berada di depan mata dan pikirannya. "Sayang, dimana kamu Nak?"
"Gege, Gege dimana kamu Nak?" teriak Mommy Becca. Seketika tubuhnya lemas dan terduduk di atas tanah. Ia meraung-raung memanggil nama Gege.
"Maaf, anda keluarga Gege. Kami menemukan satu mayat dan menemukan tas ini."
Suara Mommy Becca seakan putus, ia menggeleng dan tak menerimanya. Ia kenal tas itu, tas milik Gege. "Tidak, putri ku masih hidup. Dia pasti di sana," tunjuk Mommy Becca ke arah jurang. Dia yakin putrinya masih hidup. Mommy Becca pun turun, ia tak beli dengan penampilannya dan luka-luka di tubuhnya karena menerobos semak-semak berduri.
Rara justru mematung, air matanya pun mengalir. Ia tidak percaya apa yang di lihatnya, tidak mungkin adiknya meninggal. "Tidak, tidak, tidak, mayat itu bukan Gege." Rara mundur dan ia pun ikut turun.
"Gege!!" Elmer terus berteriak, dia bagaikan orang gila memanggil nama Gege. Ia sangat yakin Gege masih ada di sekitar sini. "Gege, ini Kakak Gege. Kamu dimana? Tolong bersuara,"
Elmer menghapus air matanya dengan lengannya agar melihat dengan jelas. "Gege ....!!!
Jedar
Seketika hujan deras menyelimuti tempat kejadian itu, menambah kesan kesedihan di lokasi itu seakan langit pun menjadi saksi kesedihan keluarga Lewis dan Richard. Elmer, terus berteriak memanggil nama istrinya. Pakaiannya terlihat kacau balau dan kotor.