Aaron, seorang duda dengan dua anak, di mintai pertolongan oleh kedua sahabatnya yang ada di depannya. Dan permintaan dua orang di depannya ini, adalah sebuah permintaan yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
Apakah jawaban yang akan di berikan Aaron?
Seperti apakah kehidupan Aaron setelah memberikan jawaban?
Ayo langsung saja baca ceritanya!
NOTE*
mohon dukungannya dengan menonton iklan,like dan komen sebagai dukungan untuk saya☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erlangz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33.Dibawa Paksa
Sudah seminggu Raya menginap di apartemen Fika sahabatnya. Raya sudah terbiasa tidur sendirian tanpa Aaron.
Tetapi ia masih merasa tidak bisa melupakan perasaannya pada Aaron.
"Jadi mau sampai kapan kamu nginap disini?" Ucap Fika.
"Nggak tau. Sampai Raya bisa lupain perasaan Raya aja," ucap Raya acuh tak acuh.
Ucapan Raya yang seperti itu membuat Fika merasa sedikit kesal. Ia bukannya keberatan dengan keberadaan Raya di apartemennya, tetapi ia juga merasa khawatir dengan hubungan antara Raya dan suaminya ini.
"Mending, sekarang kamu pulang aja dulu, paman Aaron nanti khawatir kamu lama nginap disininya," ucap Fika, tapi Raya tetap diam saja.
"Daripada kamu terus menghindar kaya begini, lebih baik kamu buat paman Aaron jadi suka sama kamu aja," ucap Fika memberikan sarannya.
Raya yang mendengar Fika merasa tertarik dengan saran yang diberikan oleh Fika.
"Raya harus gimana supaya paman Aaron suka sama Raya?" ucap Raya merasa tertarik.
"Udah itu nanti aja, sekarang kamu pulang aja dulu," ucap Fika.
Setelah ucapan Fika itu, suara ketukan pintu apartemen Fika membuat Raya dan Fika berhenti bicara.
"Siapa yang ngetik pintu?" tanya Raya.
"Udah coba dibuka aja pintunya, Ray," ucap Fika dengan senyum aneh yang tidak disadari oleh Raya.
Setelah Raya membuka pintu itu, Raya merasa terkejut dengan orang yang berdiri di luar pintu itu.
Rasanya Raya ingin berlari dan bersembunyi ketempat yang tidak dapat diketahui siapapun. Tetapi pada kenyataannya Raya malah diam ditempat ia berdiri karena tatapan tajam dari lelaki itu. Itu adalah Aaron.
Raya ingin menghindar, tetapi Aaron lebih cepat dari pergerakannya, tangannya dipegang oleh Aaron secara tiba-tiba. Sentuhan itu tidak menyakitkan, tetapi membuat Raya menjadi tidak bisa bergerak dan terpaku ditempatnya. Keduanya saling terdiam dengan pikirannya masing-masing.
Raya adalah yang pertama tersadar, ia melepaskan genggaman Aaron pada tangannya. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha bersikap tenang dengan kedatangan Aaron yang tiba-tiba ini.
"Paman kok ada disini?" Ucap Raya setelah dirinya merasa tenang.
"Paman cuma mau kamu pulang ke rumah," ucap Aaron tanpa basa-basi.
Raya sudah tahu maksud kedatangan Aaron yang tiba-tiba ini. Ini karena sudah seminggu lamanya ia berada di apartemen Fika sahabatnya itu, dalam upaya dirinya untuk bisa melupakan perasaannya.
"Ayo kita pulang," ucap Aaron lagi, ketika melihat Raya yang hanya terdiam didepannya.
Ia merasa kesepian dirumahnya, sudah seminggu Raya menginap di apartemen sahabatnya itu, dan Aaron sudah kangen dengan masakan yang dibuat Raya, sementara ia tidak mungkin ikut menginap di apartemen sahabatnya Raya itu. Raya juga seperti tidak ada niatan untuk pulang, karena itulah ia menelpon Fika dan berkata akan menjemput Raya pulang kerumahnya.
"Raya masih mau nginap disini!" ucap Raya, ia merasa satu Minggu belum cukup baginya untuk bisa melupakan perasaannya ini.
"Raya, emangnya kamu nggak kangen sama rumah?" ucap Aaron dengan tatapn yang lebih lembut dari sebelumnya.
"Enggak mau, Raya masih mau disini," tolak Raya.
Aaron mulai merasa sedikit kesal. Padahal ia merasa sangat mengkhawatirkan Raya, takut Raya tidak bisa tidur dengan nyenyak atau sebagainya.
"Raya kamu ini sebenarnya kenapa?" tanya Aaron karena Raya yang terus menolak untuk pulang dengannya.
"Raya cuma mau nginap disini!" ucap Raya sambil menatap Aaron.
"Satu Minggu sudah cukup lama Raya, sekarang ayo pulang!" Ucap Aaron kembali menarik tangan Raya.
"Nggak mau!" ucap Raya melepaskan tarikan dari Aaron pada tangannya.
Aaron sudah merasa sangat kesal, dengan menghembuskan nafasnya dalam-dalam, ia langsung menggendong Raya di punggungnya seperti memanggul karung beras.
Raya yang sudah digendong oleh Aaron berusaha untuk memberontak. Ia ingin meminta tolong pada Fika sahabatnya.
"Fika, tolongin Raya!" ucap Raya meminta pertolongan.
Bukannya menolongnya Fika malah melambaikan tangannya sambil menahan tawanya.
Melihat Fika yang sedang menahan tawanya membuat Raya akhirnya sadar, rupanya sahabatnya itu sudah bekerja sama dengan Aaron untuk membawanya pulang ke rumah.
Raya hanya bisa pasrah digendong oleh Aaron, karena melawan juga percuma saja.
Aaron akhirnya berhasil membawa Raya masuk kedalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya itu.
Sementara Raya hanya diam saja disepanjang perjalanan pulang mereka, ia merasa kesal dengan Fika karena membiarkan Aaron membawanya pulang.