Rahasia besar dibalik persaingan dua kedai yang bertolak belakang dalam segala hal.
Saat yang nampak tidak seperti yang sesungguhnya, saat itu pula keteguhan dan ketangguhan diuji.
Akankah persaingan itu hanya sebatas bisnis usaha, atau malah berujung pada konflik yang melibatkan dua sindikat besar kelas dunia?
Bagi yang suka genre action, kriminal, mafia, dengan sentuhan drama, romansa dan komedi ringan, yuk.. langsung di klik tombol "mulai baca"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 30
"Hei, Ryuu tunggu!", seru Akita yang dengan berlari kecil akhirnya berhasil menyamai langkah Ryuu.
"Syukurlah semuanya baik-baik saja. Aku sudah takut bukan main saat wanita yang satunya melihat ke arah kita", ucap Akita.
"Apa maksudmu? Kau takut dengan wanita itu? Hh! Lihatlah yang baru saja menikah. Seseorang yang seharusnya ditakuti musuh saat berduel, ternyata malah tunduk pada makhluk yang namanya wanita. Hei Akita, apa kau tahu? Meskipun jahat dan licik, kuakui perkataan Luca Gambino benar adanya. Wanita itu bisa berubah menjadi makhluk yang sangat berbahaya, jadi pastikan kita yang mengendalikan mereka, bukan sebaliknya", Ryuu kembali mempercepat langkahnya mendahului Akita.
Tapi dalam hatinya ia malah menanyakan dirinya sendiri. Apakah ia yakin kalau dirinya bisa mengendalikan wanita, dan bukan sebaliknya?
Dulu, saat dia masih menjadi mangsa Carmela dan kawan-kawan, dia sanggup menguatkan diri untuk tetap melawan, meskipun hanya hati dan pikirannya saja yang mampu. Sementara tubuhnya pasrah pada setiap perlakuan buruk yang dia terima. Tapi sekarang, saat tubuhnya sudah punya ketahanan atas setiap serangan yang mungkin dia dapatkan, malah hati dan pikirannya yang menjadi lemah.
Apa tadi dia bilang? Senang bertemu denganmu? Ha ha! Seluruh dunia pasti akan menertawakan dirinya, seorang korban buli yang merasa senang bertemu kembali dengan pembulinya setelah sekian lama.
Ryuu sebenarnya tak menyangka dan tidak siap atas perubahan drastis yang ia lihat pada Carmela. Dia tak bisa berbohong kalau sekarang dia bingung harus bersikap bagaimana. Membentak dan mengancam Carmela yang sekarang, mengapa jadi terkesan kejam? Seolah menzalimi seorang wanita lemah tak berdaya.
Lihat lah, satu bukti betapa berbahayanya seorang wanita. Dari seorang pelaku kejahatan bisa berubah seolah menjadi korban hanya dengan merubah penampilannya. Sungguh mengerikan!
Saat sampai di rumah, Ryuu langsung menyerahkan tiramisu pada Katsumi. Kemudian ia kembali keluar rumah dan berpapasan dengan Akita saat di pintu.
"Hei, kau mau kemana lagi?" Tanya Akita.
"Bukan urusanmu!", Ryuu meneruskan langkahnya tanpa peduli di sekelilingnya. Ia perlu menenangkan pikiran.
*******
"Kapan temanmu mulai bekerja di sini?", tanya Carmela yang tengah mencetak "lady finger" di loyang.
"Besok, mungkin tak bisa tepat waktu. Tapi hanya untuk hari pertama saja. Dia masih perlu mencari tempat tinggal tetap", sahut Beatrice.
"Kenapa tidak di kedai saja? Kukira itu lebih praktis, jadi dia tak perlu pergi jauh untuk berangkat kerja. Dan kita tak perlu lagi bergiliran untuk tidur di sini".
"Benarkah? Kalau begitu nanti aku akan beritahu dia", Beatrice tersenyum senang, pipi bulatnya semakin membulat.
Beberapa saat tak ada suara di antara mereka.
"Apa dia orangnya?", tanya Beatrice sambil mengaduk saus spaghetti.
Carmela menatap Beatrice sejenak, lalu mengangguk lemah.
"Seleramu buruk!", sahut Beatrice sambil terkekeh menjengkelkan.
Carmela memasang wajah cemberut. Bagaimana mungkin Beatrice berani menghina Ryuu di hadapannya, apa ia ingin cari gara-gara dengan Carmela?
"Sebaiknya kau lupakan saja perasaanmu, mustahil dia akan membalasnya setelah semua perbuatan jahat yang kau lakukan padanya dulu. Masih untung kalau dia tak balas dendam padamu, memukulmu dan menghancurkan kedai kita. Kalau aku jadi dia, aku pasti sudah melakukannya", dasar Beatrice! Mulutnya memang tak kenal rambu apapun, semua diterobos.
"Siapa yang mengharapkan balasan? Aku juga tahu diri kalau dosaku terlampau banyak padanya. Aku hanya berharap dia mau memaafkanku, itu saja", Carmela menunduk lesu, teringat betapa jahat perbuatannya pada Ryuu bertahun-tahun yang lalu.
Saat kelas 7, Carmela sekeluarga pindah ke Kobe. Ayahnya ditugaskan oleh perusahaan untuk menangani kantor cabang di sana. Carmela mengalami kendala cukup besar dalam bahasa. Namun anak-anak kaya yang mendapatkan pendidikan privat bahasa Inggris sangat membantunya dalam pergaulan.
Nyatanya sifat beberapa dari mereka tak sebaik yang seharusnya. Mereka terkenal sebagai tukang buli, yang entah bagaimana bisa dengan leluasa menjahati temannya tanpa konsekuensi berarti dari pihak sekolah. Semuanya terkait tentang masalah uang. Sumbangan ayah mereka ternyata sungguh berarti, entah bagi sekolah, atau bagi segelintir oknum.
Tak ada yang benar-benar berani membahasnya selain di obrolan bisik-bisik tetangga. Menyebar dengan cepat, namun hanya sebatas narasi. Tak pernah ada tindakan berarti, karena kelangsungan pendidikan anak mereka dipertaruhkan.
Suatu saat Carmela menanyakan seorang murid laki-laki, tapi anak-anak kaya itu malah mengejeknya. Murid laki-laki itu adalah Ryuu Fujita yang mereka anggap sebagai anggota kasta terendah dari sistem yang mereka buat. Dan siapa yang berada di level puncaknya? Tentu saja mereka sendiri.
Karena malu dan tak ingin dijauhkan dari pergaulan, Carmela akhirnya membuat kesalahan besar yang akan disesalinya seumur hidup. Ia menyangkal menyukai Ryuu, tapi berdalih bahwa akan menyenangkan kalau menjadikannya objek buli mereka selanjutnya.
Dan begitulah, nasib Ryuu menjadi buruk sejak saat itu. Walau enggan, Carmela terpaksa harus ikut dalam permainan yang ia ciptakan sendiri. Yang tidak teman-temannya ketahui adalah, setiap mereka selesai membuli, Carmela akan menangisi Ryuu di dalam bilik toilet.
Dan bagaimana perasaan Carmela sekarang? Jujur ia benar-benar takut. Bayangan kemarahan Ryuu kini menghantuinya. Walau ia kesal dengan ucapan Beatrice, tapi ia akui kalau itu memang benar. Ia sendiri pun akan menuntut balas bila berada di posisi Ryuu.
"Aku.. sepertinya aku lebih baik kembali ke Italia saja", Carmela ingin melarikan diri sekali lagi.
Akita duh nasibmu terancam
Akita malah bersyukur ada goncangan di pesawat, dapat pelukan tangan...
😘😘😘
👍👍👍
😄😄😄
😅😅😅
Ryuu sudah sangat bosan dengan genre romansa, saatnya genre HOROR & Baku Hantam ...!!!
Setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya...
Jadi kena juga !!!!