Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Ya pulang ikut Kamilah," seru Arumi tersenyum pada sang menantu.
Kayla menatap pada sang Ayah berharap Ayahnya membawanya pulang.
Bram memahami tatapan sang putri, dia berdiri dari duduknya lalu menghampiri Kayla.
"Sayang, kamu sekarang adalah istri Raffa, ke mana pun dia pergi kamu harus mengikutinya. Dan ke mana kamu pergi harus dengan izinnya." Bram menasehati putrinya.
"Tapi, Yah." Kayla ingin membantah.
Bram menggelengkan kepalanya memberi isyarat pada sang putri.
Kayla pun menundukkan kepalanya, "Baiklah kalau begitu, tapi kuliahku?" tanya Kayla takut tidak dapat melanjutkan kembali kuliahnya.
"Dua hari lagi kita akan kembali ke Bandung, lalu Raffa akan mengantarkanmu ke kampus," jelas Bram menghapus kecemasan sang putri.
"Udah mau maghrib, Yuk pulang!" ajak Surya.
Semua anggota keluarga pun mulai berdiri perlahan. Mereka melangkah keluar dari gedung, dan beranjak pulang ke rumah masing-masing.
Raffa dan Kayla menaiki mobil Mercedes-Benz milik Raffa, dia membawa sang istri menuju rumahnya di kawasan rumah elite daerah komplek Belanti.
Beberapa menit perjalan mereka sampai di sebuah rumah besar dengan gaya modern minimalis memiliki kesan mewah dan elegan.
Sopir Raffa menghentikan mobilnya, lalu dia turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk majikannya.
Raffa kembali menggandeng tangan Kayla, hal ini bagaikan sudah menjadi hal yang menyenangkan baginya. Mereka turun dari mobil lalu melangkah masuk ke dalam rumah.
Kedua orang tua Raffa juga sudah sampai di rumah. Raffa melihat kedua orang tuanya masuk ke dalam kamar, Raffa pun langsung membawa Kayla masuk ke dalam rumah mewah milik keluarga Surya.
Raffa mengajak Kayla menaiki anak tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
Walaupun tak seorang pun yang melihat mereka, Raffa masih saja menggenggam erat tangan sang istri.
Di lantai dua terdapat tiga kamar dan satu ruangan lepas yang di sana terdapat sebuah televisi besar.
Kamar Raffa terletak di depan tangga, sebuah kamar yang luas dengan desain modern bercampur klasik.
Raffa membuka pintu kamarnya, saat mereka masuk kamar, mata Kayla tertuju pada sebuah foto berukuran besar yang sangat memukaunya.
Foto Raffa dengan gaya bagaikan seorang model cover boy dengan dada terbuka.
Kayla menutup matanya, "Astaghfirullah," ucap Kayla.
"Itu foto suamimu, kamu takkan berdosa melihatnya," goda Raffa melihat ekspresi Kayla yang lucu.
"Lagian ngapain juga bikin foto seperti itu, kalau ada wanita yang lihat kan kasih wanitanya," celetuk Kayla kesal.
Raffa terkekeh melihat kekesalan sang istri.
"Mandilah terlebih dahulu, aku akan menunggumu di luar," ujar Raffa pada Kayla.
"Tapi, pakaianku." Kayla bingung.
"Pakaianmu sudah kami siapkan di dalam lemari," ujar Raffa.
Raffa pun keluar dari kamar itu, tanpa mempedulikan Kayla yang masih kebingungan.
Kayla melangkah mendekati lemari, dia perlahan membuka lemari yang di tunjuk oleh Raffa tadi.
Dia memutar bola matanya, di dalam lemari hanya ada pakaian wanita yang tidak menutup aurat, serta beberapa piyama dan lingerie seksi.
"Apa? Aku nggak mungkin mengenakan pakaian seperti ini," gerutu Kayla kesal.
Namun, rasa gerah yang sudah tidak tertahankan lagi olehnya, terpaksa Kayla melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Tak berapa lama dia pun selesai, dan saat itu juga Raffa masuk ke dalam kamar.
"Udah?" tanya Raffa dengan mengernyitkan dahinya heran.
"Kamu kenapa pakai baju ini lagi?" tanya Raffa protes tidak suka.
"Lalu aku harus mengenakan pakaian yang ada di lemari itu?" tanya Kayla menunjuk pada lemari yang tadi dibukanya.
Raffa pun melangkah menuju lemari tersebut.
Dia pun terdiam, dia memperhatikan satu per satu pakaian yang tergantung di lemari itu. Tak ada satu pun pakaian yang pantas di pakai Kayla untuk keluar dari kamarnya.
Dia juga tidak suka melihat Kayla menggunakan pakaian terbuka.
"Ya sudah, aku mandi dulu. Nanti kita akan mencari pakaian yang cocok untukmu," ujar Raffa.
Dia masuk ke dalam kamar mandi tanpa menghiraukan jawaban dari Kayla.
Kayla pun menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur sekedar melepas lelah seharian menyambut para tamu yang sama sekali tak dikenalnya.
Kayla menatap langit-langit kamar Raffa, dia memperhatikan setiap sudut kamar yang luas itu.
"Ya Allah, aku tak menyangka engkau akan memberiku takdir seperti ini, aku harap dia adalah pria yang baik karena dia juga selalu mengingat kewajibannya sebagai hamba-Mu," gumam Kayla di dalam hati.
"Entah rasa apa yang kini kurasakan, aku merasa nyaman berada di sampingnya. Tuhan, aku mohon jagalah hatiku untuk tidak jatuh cinta padanya, karena dia tidak mencintaiku," lirih Kayla sendu mengingat kata-kata terakhir yang di ucapkan Raffa setelah mereka sah menjadi suami istri.
"Yuk!" ajak Raffa yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi
"Astaghfirullah," ucap Kayla kaget sambil mengelus dadanya.
Saking kagetnya dia langsung mengganti posisi berbaring menjadi duduk di atas tempat tidur.
Raffa tersenyum melihat ekspresi Kayla. Raffa mulai terhibur dengan sikap asli Kayla.
Dia tersenyum, "Ayo, kita pergi cari pakaian untukmu," ujar Raffa pada Kayla.
Raffa pun melangkah keluar dari kamar, Kayla masih saja diam bingung.
"Ayo!" seru Raffa yang menyadari sang istri masih duduk diam.
"Eh...iya." Kayla langsung berdiri dan melangkah mendekati Raffa.
Raffa pun menggenggam tangan Kayla, sudah menjadi candu baginya untuk menyentuh gadis anggun yang sudah sah menjadi istrinya.
Mereka menuruni anak tangga satu per satu tanpa ada pembicaraan yang terjadi di antara mereka.
"Raffa, kalian mau ke mana?" tanya Arumi saat melihat Raffa dan Kayla hendak keluar.
"Keluar sebentar, Ma," jawab Raffa.
"Mama boleh nitip?" tanya Arumi mencuri kesempatan.
"Titip martabak Bandung rasa durian?" tanya Raffa yang sudah sangat hapal dengan sifat sang mama.
"Kamu tau aja," jawab Arumi d Ngan senyuman yang lebar di wajahnya.
Raffa hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap sang Mama.
Kayla juga ikut tersenyum dengan tingkah ibu dan anak itu.
Mereka melangkah keluar, Raffa membukakan pintu mobil untuk Kayla.
"Aku bisa,--"
"Nggak usah protes!" celetuk Raffa memotong ucapan Kayla
"Huhfft." Kayla menghela napas.
Dia pun masuk ke dalam mobil. Raffa pun mengitari mobil menuju pintu kemudi. Lalu masuk ke dalam mobil.
Raffa menyalakan mobil dan melajukan mobil.
Perlahan mobil Raffa keluar dari komplek dan mulai membelah jalanan raya.
Raffa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Selang beberapa menit, Raffa menghentikan mobilnya di sebuah butik ternama di kota Padang.
Mereka pun turun dari mobil, lalu masuk ke dalam butik. Seperti biasa Raffa masih menggenggam tangan istrinya.
"Raffa," sapa pemilik butik yang merupakan teman sekolah Raffa.
"Hai, Bro!" sapa Raffa dia menjabat tangan temannya.
"Mau cari apa?" tanya Agung pada Raffa sambil melirik ke arah tangan Kayla yang di genggaman Raffa.
"Ini, aku mau cari pakaian untuk istriku," bisik Raffa seakan tak ingin ada yang mengetahui dia sudah menikah.
"Serius, Bro?" tanya Agung memastikan ucapan Raffa.
Raffa mengangguk.
"Ya udah langsung sama bunda aja, kebetulan bunda lagi di sini," ujar Agung mengajak. Raffa dan Kayla menuju lantai dua.
"Bun!" Agung memanggil bundanya Yangs sedang sibuk merapikan beberapa pakaian yang berantakan.
"Ada apa, Gung?" Sang Bunda menghampiri putranya.
"Ini, Bun. Temanku mau mencari pakaian buat istrinya." Agung menunjuk ke arah Raffa dan Kayla.
Bunda Agung melihat ke arah sepasang suami istri itu.
Deg.
Jantung Bunda berdegup kencang saat melihat wanita yang berdiri di samping Raffa.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏