"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KERUSAKAN...
Seorang pria muda tengah duduk disebuah bangku kayu bundar didepan beranda sebuah lapak toko, ia tampak sibuk mengutak-atik sesuatu ditangannya. Aisyah mendekat kearah orang tersebut dan ia melihat yang ada ditangan pria muda itu.
"Maaf tuan, apakah anda seorang tukang jam ?", kata Aisyah.
Pria muda itu hanya mendongakkan kepalanya dan melirik sekilas kearah Aisyah yang tengah berdiri didepannya tanpa reaksi atau menjawab perkataan Aisyah, ia bersikap acuh tak acuh pada Aisyah dan kembali kepada pekerjaannya. Pria itu mengenakan pakaian unik seperti pria muda yang ada di Karavan Sara.
Pria muda yang sedang duduk dibangku bundar dari kayu itu mengenakan tunik, celana lebar diikat di pergelangan kaki, dan topi dari wol serta syal panjang yang dililitkan dileher dengan dihiasi oleh desain atau ornamen yang dijahit tangan serta mengenakan sepatu buatan tangan espadrille-yang terdiri dari sol kulit dan katun tenunan putih yang dirajut, terlihat tidak peduli serta pria muda itu hanya diam tanpa merespon ucapan Aisyah.
"Ya Tuhan...! Aku melupakan bahwa sihir yang melingkupi karavan masih ada dan berpengaruh pada kehidupanku disini !?", kata Aisyah tersadar.
Aisyah lalu mundur beberapa langkah dan berbalik arah pergi meninggalkan pria muda itu tetapi sebelum Aisyah melangkahkan kakinya lebih jauh dari pria muda itu, seseorang memanggilnya pelan. Sontak hal itu membuat Aisyah kaget seraya menoleh kearah suara tersebut.
"Tunggu nona...!?", panggil pria muda itu kepada Aisyah.
"Eh !?", gumam Aisyah terkejut.
"Apa yang bisa aku bantu nona ?", tanya pria muda itu.
"Apakah kamu bisa melihatku !?", kata Aisyah polos.
"Maksud nona ?", kata pria muda itu heran.
"Oh maaf ! Tidak apa-apa ! Aku hanya sedang bergumam asal-asalan !", kata Aisyah buru-buru sambil menggerakkan kedua tangannya kedepan. "Apakah kamu tukang jam ?", sambung Aisyah.
"Tepatnya seorang ahli reparasi !", sahut pria muda bermata biru cerah seraya tersenyum ramah.
"Benarkah kamu bisa memperbaiki jam ?", kata Aisyah lalu berjalan mendekat kearah pria muda bermata biru cerah.
"Tentu saja nona, aku pandai dalam memperbaiki jam ! Apakah ada yang bisa aku bantu ?", kata pria muda bermata biru cerah itu.
"Emm...!?", gumam Aisyah sambil menggaruk kepalanya.
Pria muda yang sedang duduk dibangku kayu bundar menatap kearah Aisyah dengan ekspresi wajah serius.
"Aku memiliki sebuah jam saku antik kuno tapi jam milikku itu tidak dapat hidup...eh...maksudku...tidak dapat bergerak lagi !", kata Aisyah. "Lebih tepatnya tidak berfungsi lagi ?"
"Bolehkah aku melihatnya ?", kata pria muda bermata biru cerah seraya menjulurkan telapak tangannya kearah Aisyah.
Aisyah ragu-ragu untuk menunjukkan jam saku antik kuno miliknya kepada pria muda bermata biru cerah yang baru saja ia kenal, Aisyah masih trauma dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya ditempat pengrajin perhiasan dikarenakan pria tua bersorban itu hampir merebut jam antik kuno darinya ketika ia memperlihatkan jam antik kuno tersebut.
"Nona ! Bisakah aku melihatnya ?", kata pria muda bermata biru cerah. Ia tampak bingung melihat sikap Aisyah yang tengah menatapnya tajam.
"Ouwh ! Maaf, maaf, aku tidak mendengarkan ucapanmu !", kata Aisyah lalu mengeluarkan jam antik kuno dari saku bajunya.
Pria muda bermata biru cerah tampak tersenyum tipis seraya memandangi jam antik kuno yang ada ditangan Aisyah.
"Tidak apa-apa nona, aku memang biasa diabaikan jadi tidak perlu sungkan !", ucap pria muda bermata biru cerah datar.
"Oh, maaf ! Maaf ! Aku tidak pernah bermaksud untuk mengabaikanmu ! Aku hanya tidak hanya fokus saja saat ini !", kata Aisyah.
"Bolehkah aku melihatnya jam milikmu ?", kata pria muda bermata biru cerah.
"Emm....!?", gumam Aisyah kembali ragu.
"Jika kamu tidak menunjukkan kepadaku, bagaimana aku bisa melihat jam milikmu itu rusak atau tidak nona !?", kata pria muda bermata biru cerah.
"Ya Tuhan ! Maaf aku hanya...hanya ragu saja...!? Bolehkah aku menunjukkan jam itu sambil memegangnya ?", kata Aisyah.
"Hufh !?", hela nafas pria muda bermata biru cerah itu. "Baiklah nona, terserah kamu saja ! Aku akan melihatnya !"
Aisyah tersenyum lega kemudian menjulurkan tangannya kedepan menunjukkan jam antik kuno itu kepada tukang jam.
"Hmm...!?", gumam pria muda bermata biru cerah itu sambil memperhatikan dengan cermat jam antik kuno yang ada ditangan Aisyah.
"Apakah kamu telah menemukan masalah yang terjadi pada jam antik kuno milikku ini ?", kata Aisyah.
"Aku tidak dapat menemukan masalah apapun nona !?", kata pria muda bermata biru cerah yang merupakan tukang jam.
"Hah !? Sudah aku duga pasti ini karena kepanikanku saja !", kata Aisyah.
"Hmm..., bukan begitu nona, masalahnya aku tidak bisa memeriksa jam tersebut karena kamu tidak mengijinkan aku untuk memeriksanya !", kata tukang jam tersebut.
"Kamu bermaksud membongkarnya ?", kata Aisyah.
"Hmm..., jika aku tidak membongkar jam tersebut bagaimana mungkin aku bisa memeriksa jam milik kamu !", jelas pria muda bermata biru cerah.
"Tidak ! Tidak ! Aku tidak mengijinkan kamu untuk membongkarnya !", kata Aisyah cepat.
"Baiklah ! Baiklah nona ! Itu terserah kamu, dan aku tidak akan memaksakan diri lebih lanjut untuk memeriksa jam itu !", kata pria muda bermata biru cerah seraya menganggukkan kepalanya.
"Adakah cara lainnya untuk memperbaiki jam milikku ini ?", kata Aisyah.
"Aku juga tidak tahu apakah akan berhasil nona ! Tapi aku akan memberikanmu saran agar aku memeriksanya !", kata tukang jam.
"Tidak usah, terimakasih atas sarannya ! Aku akan mohon pamit, terimakasih !", kata Aisyah lalu berjalan pergi.
"Nona !", panggil pria muda bermata biru cerah pada Aisyah.
Aisyah menolehkan kepalanya kearah tukang jam lalu pria bermata biru cerah itu mengeluarkan sebuah botol kecil terbuat dari tembikar yang indah dari dalam kotak kayu.
Pria Persia itu lalu berdiri menghampiri Aisyah seraya menyerahkan botol tersebut kepada Aisyah.
"Bawalah botol ini, aku sengaja memberikan kepadamu secara cuma-cuma ! Ambillah !", kata tukang jam pada Aisyah.
"Apakah ini ?", kata Aisyah.
"Ini semacam minyak untuk melumasi isi didalam jam ! Kamu bisa membuka tutup belakang jam milikmu dengan menekan tombol kecil yang ada dibelakang jam dan olesi dengan minyak ini !", kata pria muda bermata biru cerah.
Aisyah menerima botol kecil terbuat dari tembikar yang indah itu dari tangan tukang jam.
"Terimakasih !", kata Aisyah kemudian mengeluarkan sekantung kain ukuran kecil yang berisi koin emas.
Aisyah memberikan kantung itu kepada pria bermata biru cerah.
Tukang jam tersebut terkejut ketika Aisyah memberinya sekantung kain berisi koin emas kepadanya. Ia tidak menyangka perempuan yang ada didepannya itu bermurah hati memberinya koin emas.
"Jangan ! Jangan nona ! Ini terlalu berlebihan untukku ! Anggap saja ini hanya jasa telah mampir ke lapak toko milikku !", kata pria muda bermata biru cerah menolak pemberian Aisyah.
"Terimalah saja pemberian dariku ! Aku sangat berterimakasih padamu telah berbaik hati memberikan minyak ini untukku secara cuma-cuma !", kata Aisyah.
"Tapi nona !?", kata pria muda bermata biru cerah itu kaget.
"Terimakasih ! Aku pergi dulu !", kata Aisyah.
Aisyah lalu meletakkan kantung kain berisi koin emas keatas meja pria muda bermata biru dan bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut.
Cukup jauh Aisyah berjalan meninggalkan tempat tukang jam kemudian ia segera berpindah tempat secepatnya menuju ke bunga Tulip kuning raksasa. Ia memandang botol tembikar berukuran kecil ditangannya. Aisyah berpikir lama kemudian ia memutuskan mengoleskan minyak tersebut pada jam antik kuno.
"Bagaimanapun aku harus mencobanya ! Aku akan mengoleskan minyak didalam botol tembikar berukuran kecil ini kedalam jam antik kuno", kata Aisyah sambil berusaha membuka tutup belakang jam antik kuno.
Aisyah sedikit kesulitan membukanya karena tombol dibadan jam antik kuno sangat kecil sekali sehingga ia agak susah menekan tombol tersebut.
Butuh waktu lama untuk membuka tutup belakang jam antik kuno. Aisyah berusaha berulangkali untuk membukanya dengan menekan tombol kecil tersebut.
"Susahnya ! Apakah aku lebih baik langsung meneteskan minyak ini pada jam antik kuno !?", kata Aisyah lalu meletakkan jam antik kuno diatas meja kemudian membuka tutup botol dari tembikar yang indah itu.
Aisyah meneteskan minyak yang ada didalam botol dari tembikar pada jam antik kuno itu. "Sepertinya cukup setetes saja !", kata Aisyah.
Tetapi Aisyah masih tidak melihat reaksi dari jam antik kuno itu, dan ia masih melihat jam antik kuno itu diam sama sekali tidak bereaksi sedikitpun.
Aisyah meletakkan kembali jam antik kuno miliknya diatas meja. Ia berpikir untuk membiarkan minyak tersebut bereaksi sejenak setelah ia mengoleskan ke badan jam antik kuno.
"Mungkin setelah aku meneteskan minyak ini pada jam antik kuno akan segera aktif kembali !", kata Aisyah sambil mengamati jam antik kuno yang ada diatas meja.
Detik demi detik berlalu, Aisyah memperhatikan perubahan pada jam antik kuno itu dan berharap cemas. Lalu ia berpikir lagi untuk membuka tutup belakang jam antik kuno tapi anehnya jam antik kuno itu tidak bisa dibuka oleh Aisyah. "Mungkinkah jam antik kuno itu memang tidak bisa diperbaiki lagi ? Ataukah ia sudah benar-benar telah kembali ke dunianya bangsa jin ?", kata Aisyah dalam hatinya.
Bagaimanapun keberadaan jam antik kuno itu sangat berarti buat Aisyah karena setelah ia bertemu dengan jam antik kuno, Aisyah sedikit merasa tidak kesepian. Ia juga pasrah seandainya ia terjebak dinegeri antah berantah ini untuk selama-lamanya dan tidak bisa kembali pulang kemasa depan jika sesuatu terjadi pada jam antik kuno.
Mungkin itu sudah menjadi takdir hidup Aisyah, tapi ia mengakui setelah bertemu dengan jam antik kuno jalan hidupnya drastis berubah. Semacam takdir yang telah mengubah garis tangan Aisyah menjadi berbeda dan sangat unik dari kehidupan Aisyah sebelumnya.
"Tapi apakah aku akan benar-benar akan tinggal dinegeri asing ini untuk selamanya !?", kata Aisyah.
Didalam benak pikiran Aisyah hanya satu pertanyaan saja yang terlintas saat ini, yaitu bagaimana ia harus menjalani kehidupannya dinegeri asing ini tanpa jam antik kuno itu disisinya lagi.
Ya Tuhan.....
Lindungilah hamba..., dan mudahkanlah urusanku didunia ini...
Meski sekarang ia memiliki teman baru bernama Aidl tapi pria asing itu juga ingin bantuan dari Aisyah agar bisa kembali ke masa depan dan tidak mungkin Aidl akan meninggalkannya jika pria berambut perak itu mengetahui jika dirinya tidak bisa lagi menolong Aidl.
Aisyah hanya menundukkan kepalanya kearah bawah tanpa berkata sepatah katapun.