Diharapkan bijak dalam memilih bacaaan
Rosaline Malorie adalah seorang wanita sederhana, tidak suka pakaian terbuka, cantik, rendah hati, tapi selalu diabaikan oleh kedua orang tuanya. Dalam hidupnya tidak sekalipun mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan kakak satu- satunya, bahkan dijadikan jaminan untuk mempertahankan perusahaan ayah yang tidak mengangapnya.
Tapi semua penderitaan Rosaline berubah, ketika dia secara tak sengaja bertemu dengan seorang CEO dari perusahaan terkenal di Spanyol dan termasuk jajaran orang terkaya di Eropa. Pria itu mengklaim bahwa Rosaline adalah wanitanya.
Rhadika Browns adalah seorang CEO berkedok Mafia. Jarang orang yang mengetahui wajah dari ketua Black Sky ini.
Bagaimana kisah pertemuan mereka?
Apakah Rosaline besedia menjadi milik Rhadika, dan menjalani takdir yang mempermainkannya ketika masa lalu pria itu muncul kembali?
Apa alasan Adijaya selalu mengabaikan Rosaline?
So,Yuk kita baca selanjutnya di cerita Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The Winner Purba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipecat
"Keluar, dan kau kemari!" Perintah Dika mutlak kepada Maura dengan nada dinginnya dan memerintahkan Ros dengan lirikan mata tajamnya seakan menusuk daging.
"Baik tuan," Ros bergegas menuju meja CEO. Ros sempat terdiam sebentar karena melihat body seksi dari kekasih mantan bosnya.
"Dada sebesar itu, hampir sebesar bola kaki anak tetanggga. Bagaimana bisa?" Ros bertanya-tanya dalam hatinya. Dia melihat dadanya dan dada Maura, ukuran yang sangat kecil.
Semua kelakuan Ros tidak lepas dari pandangan Dika. "Wanita ini, kenapa begitu aneh. Dia kan juga punya, meskipun ukuran miliknya termasuk kecil. Tapi dia juga wanita." Pikiran Rhadika buyar karena melihat wanita rakusnya sudah berdiri didepannya.
Ros hanya menunduk kebawah dan melihat sepatu yang dipakainya. Dia tidak berani mendongak karena takut akan mata tajam tuannya seakan ingin mengulitinya hidup-hidup.
"Keluar, jangan sampai aku memanggil pengawal! Kamu masih ingat dimana arah pintunya bukan?" Maura bergegas dan mencium singkat bibir Dika.
Maura melihat sebentar wanita yang dipanggil mantan kekasihnya. "Cih, murahan." Wanita seksi itu melirik tajam ke arah Rosaline.
Dika bukannya suka perlakuan Maura yang semena-mena. Dia hanya mengahargai Maura yang pernah hadir dalam hidupnya, meskipun dia tidak pernah mencintai wanita itu. Setelah Maura keluar dari ruangan CEO itu, Dika menoleh kearah Ros.
"Angkat kepalamu. Apa ada orang yang berbicara di sepatumu?" perintah Dika ketika lawan bicara yang diajaknya terus menunduk. Dika sempat berpikir apakah dia sebegitu menyeramkannya? Ros mendongak, mata tajam Dika dan mata tatapan ketakutan Ros saling bertemu.
"A..da apa tuan?" jawab Ros tergagap karena saking takutnya.
"Ck, kamu dipecat, keluar!" Dika berdecak kesal melihat Ros yang ketakutan bahkan tidak sempurna menjawab pertanyaan singkatnya.
Ros terbelalak, bukankah ini hari keduanya bekerja. Dia langsung dipecat, dihari keduanya? Hari sial, ini memang hari sial. Ros merutuki kebodohan dirinya. Tapi setidaknya dia harus mengetahui alasannya. Sebenarnya Ros juga tidak terlalu sedih karena dia juga akan berangkat ke Indonesia besok.
"Maaf tuan, bisa tuan jelaskan dimana letak kesalahan saya?" tanya Ros. Dia penasaran kesalahan mana yang lebih fatal. Apakah karena dia terlambat 30 menit langsung dipecat, rasanya tidak etis. Atau karena dia menghalangi mantan kekasih bosnya? Rasanya terlalu berlebihan. Dan dia ingin mendengar alasannya.
"Saya tidak punya kewajiban untuk menjelaskan apapun kepada mu, keluar!" titah Dika tak terbantahkan. "Baik tuan," jawab Ros. Dia tidak mau lagi berdebat dengan pria menyebalkan itu. Setidaknya aku harus diberikan penjelasan bukan, agar tau kesalahan yang mana yang sanga fatal hingga dia dipecat.
Ros menunduk sebagai tanda hormat dan keluar dari ruangan CEO. Dika berpikir, bahwa Ros akan memohon kepadanya seperti karyawan lain yang dipecatnya, bahkan banyak yang menawarkan tubuh mereka.
Dika kembali melihat foto Ros yang ada di email laporan Max "I got you baby,"(Aku mendapatkan mu sayang) seru Dika menyimpan meletakkan kembali teleponnya ke meja.
Setelah keluar dari ruang CEO, Ros bertemu dengan Max. Dia hanya menunduk dan tersenyum kearah Max. Max yang melihat senyuman itu tercekat. "Cantik", satu kata dalam hatinya. Max menetralkan wajahnya agar tidak terlihat mengagumi kecantikan Ros. Max hanya menunduk sedikit sebagai tanda membalas salam dari Ros.
Setelah Ros sampai dilantai bawah dia langsung menuju meja resepsionis. Kali ini dia menggunakan lift khusus karyawan. Lift masih kosong karena ini masih jam kerja.
"Kenapa kamu dipanggil keruang CEO? Apa kamu melakukan kesalahan, atau kamu langsung dinaikkan ke divisi lainnya?" cecar Clair kepada Ros. Ros baru saja sampai, tapi dihadiahi pertanyaan oleh Clair.
"Diangkat? Claire aku dipecat," Ros menekan kata dipecat karena dia kesal. Tidak diberi alasan yang jelas, mengapa dia dipecat.
"Kenapa?" selidik Claire. Claire sangat penasaran dengan alasan apa yang membuat Ros depecat. Tidak mungkin bukan karena dia terlambat 30 menit karena itu hal biasa untuk karyawan. Dispensasi selama 3x. Ros hanya terlambat 1x.
Then why? Mengahalangi kekasih bos nya dimeja resepsionis? Tidak mungkin juga, karena itu bukan kesalahan fatal.
"Aku juga tidak tau Clai, aku tidak diberikan alasan yang jelas," jawab wanita yang baru dipecat itu. Ros mulai mengambil semua barang-barang nya." Apa kamu tidak sedih?" tanya Clai dengan nada sendunya. Karena dia akan kehilangan teman barunya yang cantik dan baik hati ini.
"Sedih Clai, tapi aku juga akan pulang besok, pasti di pecat juga. So I'm fine," jawab Ros. "Besok aku akan pulang, giatlah bekerja disini. Suatu saat kita akan bertemu lagi." Ros tersenyum karena melihat teman barunya menyayangi dan menganggap kehadirannya.
Mereka berpelukan dan Ros pergi ke meja HRD. Pihak HRD sempat terkejut mendengar pemecatan Ros, tapi mereka tetap memberikan surat pemecatan itu.
Sebenarnya Ros diuntungkan, karena dia tidak perlu membayar uang kontrak, karena dia yang dipecat.
Sementara dari lantai 40, tepatnya ruang CEO ada sepasang mata yang menatap kepergian Ros. Dia adalah Rhadika yang berdiri dengan tegapnya mandang kepergian Ros keluar dari gedung bertingkat miliknya.
"Kupastikan kau milikku baby girl," serunya dengan tersenyum tipis.
Tinggalkan jejak yah friend👍❤️
Biar authornya tambah semangat