Hukuman Menyamar Jadi Istri MAFIA

Aland melihat wajah Harvest yang cukup tegang, ini pertama kalinya ia melihat orang kepercayaannya memiliki wajah seperti itu.

Harvest adalah pria dengan ketenangan luar biasa meskipun dia di hadapkan dengan peperangan yang brutal.

“Katakan.” Kata Aland membuka bajunya dan kini hanya bertelanjang dada.

“Tuan… Pagi ini kita harus pergi ke pengadilan kebangsawanan, anda di tuntut oleh Grace atas pemalsuan surat dan penyuapan dokumen pernikahan, ini terkait status Nyonya Jasmine yang memiliki sertifikat pelacur. Dikatakan, seorang pelacur tidak dapat menikah dengan bangsawan.” Kata Harvest, terlihat wajahnya menyesal.

“Itu kan kau yang melakukannya, kau yang memalsukan semua dan menyuap mereka, kenapa jadi aku yang di tuntut, sepertinya kau yang seharusnya jadi Aland dan datang ke sana, bagaimana jika kita bertukar peran.” Kata Aland mengelap lehernya dengan handuk dan duduk di tepi meja dengan melihat Harvest, alih-alih tegang, Aland justru menaikkan sudut bibirnya tertawa.

“Tuan ini bukan saatnya bercanda.” Kata Harvest sedikit gugup.

“Aku juga sudah menduganya, Grace akan melakukan ini.” Kata Aland.

“Lalu bagaimana Tuan?”

“Jika sertifikat itu benar-benar ada, kita akan tetap kalah meski kita memiliki banyak pendukung di belakang kita. Jika kita menyuap dan meloby para petinggi Kebangsawanan, ini hanya akan memperburuk keadaan, semua pelacurr dan kelas bawah akan bergejolak.”

Harvest terdiam.

“Sebelum kau lakukan semua itu dan merahasiakan fakta gadis itu padaku, apakah kau sudah memikirkan resiko ini?” Tanya Aland.

“Maafkan saya Tuan, saya pikir Elrond masih seperti dulu yang tidak akan memperhitungkan pelacurr miliknya. Lagi pula, setelah mengetahui bahwa Nyonya Jasmine adalah anak dari Kaylee dan dia hidup seperti itu saya pikir…”

“Cukup untuk pembahasan tentang keluarga Kaylee, sekarang kita fokus pada Elrond yang memiliki sertifikat pelacurrnya. Aku pikir yang ini pasti lah berbeda, dia bukan hanya menginginkan Jasmine sebagai pelacurrnya, namun sepertinya Elrond benar-benar serius ingin memiliki Jasmine untuk di jadikan istrinya.” Aland kemudian mengambil bajunya.

“Kita ke sana setelah aku sarapan pagi.” Kata Aland kemudian.

“Baik Tuan.” Harvest membungkukkan punggungnya dan Aland pergi.

Saat itu Aland memilih kembali ke kamar yang lain dan membersihkan diri, setelah selesai ia pun pergi ke kamar utama, saat Aland membuka pintu Jasmine sudah duduk di sana sembari sedang ingin menyendok sup kentalnya.

Jasmine nampak terkejut ketika Aland masuk ke kamarnya.

“Kenapa? Aku tidak boleh sarapan di sini?” Tanya Aland kemudian duduk di kursinya.

“Aku pemilik mansion, aku berkuasa di sini.”

Barnett pun menaruh sup kental di mangkuk milik Aland.

“Nyonya Jasmine, Tuan Aland yang memberikan perintah agar sarapan untuk anda di buat dengan memikirkan nilai gizi yang tinggi, karena anda sedang tidak enak badan.” Kata Barnett tersenyum.

“Ku kira Barnett benar-benar ada di pihakku, dan akan membantuku menghindar dari pria menyebalkan ini.” Jasmine melihat Aland dengan mata tak berkedip.

“Kenapa? Kau mengumpatiku dalam hati?” Tanya Aland.

“Ti… Tidak…” Jasmine gugup dan langsung memasukkan sendoknya yang sudah berisi sup ke dalam mulutnya.

“Saya permisi Tuan dan Nyonya.” Kata Barnett dengan hormat lalu meninggalkan Aland dan juga Jasmine yang sangat canggung makan berdua dengan Aland.

Saat itu, kedua mata Aland melirik sesuatu yang mengganggunya, itu adalah majalah yang memperlihatkan foto dirinya bersama Moey, bahkan foto mereka di jadikan cover majalah tersebut.

Aland yakin Jasmine sudah melihat dan membacanya, namun Aland penasaran dari mana Jasmine mendapatkan majalah itu, sedangkan gadis di hadapannya ini tidak pernah keluyuran.

Perlahan Aland berdiri dan mengambil majalah yang ada di rak meja.

Pria itu berjalan menuju balkon dan menginjak pijakan sampah, saat tutupnya terbuka Aland pun membuangnya.

“Jangan…!!” Pekik Jasmine reflek.

Aland langsung melihat ke arah Jasmine.

“Mau kau apakan majalah itu. Kau sudah selesai melihatnya bukan? Jadi ku buang.”

“Aku belum selesai melihatnya.”

“Aland kemudian mendekat dengan menyangga tubuhnya menggunakan kedua tangannya berpegangan di kursi milik Jasmine. Wajah mereka hanya sedekat 5cm.

“Jangan pernah mencintaiku, jangan pernah memiliki perasaan padaku, karena aku tidak akan pernah melihatmu sebagai istriku.” Aland kemudian menaikkan dagu Jasmine.

Sedikit demi sedikit Aland mendekat dan berbisik pada Jasmine.

“Jika hari ini aku kalah di persidangan, maka sebelum kau di serahkan pada Elrond, persiapkan dirimu untuk menerima hukumanku.”

Seketika jantung Jasmine terasa seperti akan berhenti.

Jasmine pun panik.

“Tidak… Ada apa sebenarnya…” Tanya Jasmine.

Aland pun kembali membenarkan posisinya, ia berdiri tepat di hadapan Jasmine dan kemudian pergi tanpa menjawab pertanyaan Jasmine.

“Tunggu dulu… Tunggu…!!! Ada apa? Kenapa aku harus di serahkan pada Elrond. Kau bilang kau akan membalas dendam padaku, kau bilang kau ingin membunuhku!! Kenapa sekarang kau akan menyerahkanku pada Elrond!! Kau bilang aku hanya perlu menjadi istri patung bagi mu!!!” Teriak Jasmine menarik kemeja depan Aland, Jasmine mencengkramnya dengan tangan kecilnya dan menangis sesenggukan.

“Kumohon… Kau bisa melakukan apapun padaku, tapi jangan serahkan aku pada Elrond.” Kata Jasmine menangis.

Aland seketika melihat Jasmine yang menangis, dan langsung mendorongnya hingga tubuh Jasmine membentur pintu kamar mereka.

BRAAKK!!!

Tanpa aba-aba apapun Aland langsung menarik dagu gadis yang memilik wajah kecil itu dan langsung melumat bibir ranum yang kenyal dan menggoda serta menggelitiki Aland.

Aland begitu gusar melihat Jasmine terus memintanya untuk membunuhnya, gadis itu benar-benar terus berbicara tanpa berpikir dulu.

“Mmbb…!”

Aland mengulum dan melumatt bibir Jasmine dengan memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulut Jasmine.

Saat Jasmine mencoba melepaskan dirinya dan memukuli Aland, dengan cepat Aland memegangi pergelangan Jasmine dan semakin menghimpit gadis bertubuh kecil itu.

“Mmbbhhh…!!”

Jasmine hampir kehabisan napas, seketika Aland menarik bibirnya dan memberikan jeda pada Jasmine untuk bernapas namun setelah Jasmine selesai mengambil napas dengan dada naik turun Aland kembali melumat bibir Jasmine seolah Aland ingin memakannya sampai habis.

Ciuman itu benar-benar serakah, seolah Aland tidak ingin berbagi pada siapapun dan hanya ingin terus melahap bibir mungil Jasmine yang terus berbicara tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Bunyi kecupan terus terdengar, dan bunyi desaahaan Jamsine yang hampir kehabisan napas membuat Aland kemudian sadar bahwa dia sedikit kehilangan kontrolnya.

Aland pun melepaskan ciumannya dan melihat Jasmine hampir lemas.

Kemudian, tangan besar Aland menarik dan mencengkram tengkuk leher Jasmine yang kecil di telapak tangan Aland.

Pria itu melihat bibir mungil Jasmine seketika menjadi bengkak, air mata mengalir dan membasahi pipi putih gadis itu, hidung Jasmine yang mancung terlihat merah karena menangis, benar-benar sosok yang cantik dan seperti bayi.

“Kau harus bertanggung jawab pada kata-katamu, bahwa aku boleh melakukan apapun padamu.”

Jasmine hanya diam saja, dia tidak tahu alasan Aland menciumnya dengan brutal.

“Kenapa kau menciumku… Bukankah kau sangat dendam padaku dan juga pada ayahku…” Jasmine menangis dan entah mengapa saat Aland menciumnya alih-alih Jasmine membencinya, namunia justru merasa sebaliknya, meski hampir mati karena kehilangan napasnya namun ia menyukainya, maka dari itu Jasmine menangis dan mengutuki dirinya sendiri.

Aland pun tidak tahu apa arti dari tindakannya itu. Dia sendiri juga bingung mengapa dirinya ingin sekali mencium anak dari seorang yang menyebabkan ibunya meninggal.

“Jika aku kalah… Aku akan menghukummu jauh lebih berat.”

Aland kemudian membuka pintu dan meninggalkan Jasmine yang lemas dan tiba-tiba terjatuh di atas lantai marmer kamarnya yang dingin sembari menangis.

Bersambung\~