Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
“An, gue pamit dulu, ya. Mau anterin Anya pulang. Kak, Galang, semoga cepat sembuh, ya.” Angga pamit pulang lebih dulu karena Anya terlihat tidak nyaman.
“Ana, saya pulang dulu. Kak Galang cepat sembuh, ya.” Anya juga pamit pada mereka.
“Iya, makasih, udah ditengokin,” sahut Galang.
Angga dan Anya berjalan keluar dari kamar.
“Kak, aku anter mereka dulu keluar, sebentar.” Ana izin pada Galang. Ana pergi tanpa menunggu persetujuan Galang.
Mereka kini berdiri di depan kamar rawat Galang. “An, nanti gue balik lagi jemput lo, jangan ke mana-mana sebelum gue datang,” pesan Angga. Anya diam saja menunggu Angga selesai bicara dengan Ana.
“Nggak usah, Ga. Gue bisa pulang sendiri. Kasihan lo bolak-balik, pasti capek.” Ana tidak ingin merepotkan Angga.
“Pokoknya tungguin gue! Lo berangkat bareng gue, berarti pulangnya juga harus sama gue, oke. Gue pergi dulu, assalamualaikum.” Suara Angga tegas tak ingin dibantah.
Ana tidak punya pilihan lain. “Iya, gue tungguin, wa'alaikumsalam.”
Angga dan Anya pergi dari hadapan Ana yang hanya bisa mengantar sampai depan pintu, ia tidak mungkin meninggalkan pasien sendiri di kamar. Ana akan pulang jika orang tua Galang sudah datang.
Ana kembali masuk ke dalam kamar. Ia lalu duduk bersandar di sofa. Galang melirik kekasihnya itu. “Kamu jenuh nemenin aku?” tanya Galang.
Dalam hati Galang langsung menyesal setelah bertanya. Harusnya ia tak mempertanyakan hal tersebut. Sudah bagus Ana mau menemaninya.
Namun, bukan tanpa alasan dia bertanya. Ana terlihat lesu. Ia senang Ana menemaninya, tetapi juga tidak suka jika Ana melakukannya dengan terpaksa.
“Kenapa kamu nanya begitu? Aku nggak jenuh, kok!” jawab Ana.
“Beneran? Tapi muka kamu kayak yang lesu, lelah, letih.” Galang tidak puas dengan jawaban Ana.
“Serius, kalau jenuh, udah dari tadi aku pulang! Aku kelihatan lelah karena semalam nggak bisa tidur,” jawab Ana.
“Kenapa?” tanya Galang lagi.
“Mikirin kamu yang lagi di rumah sakit.”
Mendengar jawaban Ana. Wajah Galang tampak senang. Ia tersenyum malu-malu.
“Maaf Lang, aku berbohong. Aku hanya merasa kecewa karena Angga lebih memilih mengantar Anya pulang dari pada menemaniku di sini. Aku cemburu pada Anya. Aku ingin jujur padamu tentang perasaanku, tapi aku tidak tega melihat kau sedang sakit begini,” batin Ana.
Jujur ia merasa dilema. Ingin berjuang untuk bersama Angga, tetapi tak mungkin putus dengan Galang yang sedang sakit.
Ana menutup mulutnya yang terbuka dengan tangan kanan. Ia menguap karena mengantuk. “Kamu, tidur aja dulu. Waktu makan siang dan minum obat masih lama,” ucap Galang.
“Iya, aku ngantuk banget,” ucap Ana.
Perlahan matanya terpejam. Galang membiarkan Ana tidur di atas sofa. Tak terasa waktu berlalu begitu saja. Ana yang merasa terusik dengan suara percakapan akhirnya membuka mata.
Tampak orang tua Galang sudah datang dan kini sedang berbincang dengan Galang. Ana langsung duduk dengan tegak karena merasa malu.
“Eh, Ana sudah bangun, sini!” Ibunya Galang mengajak Ana mendekat.
“Maaf, Tante, Ana ketiduran.” Ana sungguh merasa tak enak.
“Nggak apa-apa, kamu pasti bosan juga lelah jagain yang sakit, Tante ngerti.”
“Maaf, Tante, aku ke toilet dulu.” Ana langsung berlari ke toilet. Ia ingin merapikan penampilannya yang kucel dan berantakan.
“Ana lucu, ya. Oh ya, tadi Syena telepon Mama. Dia bakal datang ke sini nanti, mungkin sekarang sedang di jalan.”
Ucapan Mamanya Galang bagai petir yang membuat Galang shock terpaku. Ana tidak boleh bertemu dengan Syena
...----------------...