Alina, seorang gadis lugu yang dijebak kemudian dijual kepada seorang laki-laki yang tidak ia kenali, oleh sahabatnya sendiri.
Hanya karena kesalahan pahaman yang begitu sepele, Imelda, sahabat yang sudah seperti saudaranya itu, menawarkan keperawanan Alina ke sebuah situs online dan akhirnya dibeli oleh seorang laki-laki misterius.
Hingga akhirnya kemalangan bertubi-tubi menghampiri Alina. Ia dinyatakan positif hamil dan seluruh orang mulai mempertanyakan siapa ayah dari bayi yang sedang ia kandung.
Sedangkan Alina sendiri tidak tahu siapa ayah dari bayinya. Karena di malam naas itu ia dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat pengaruh obat bius yang diberikan oleh Imelda.
Bagaimana perjuangan seorang Alina mempertahankan kehamilannya ditengah cemoohan seluruh warga. Dan apakah dia berhasil menemukan lelaki misterius yang merupakan ayah kandung dari bayinya?
Yukk ... ikutin ceritanya hanya di My Baby's Daddy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter Kandungan
Kembali ke Imelda.
"Kita mau kemana sih, Sayang?" Imelda menatap heran ke arah jalan yang sedang dituju oleh Chandra saat itu.
"Ke suatu tempat, di mana kita bisa membereskan semua masalah kita, Imelda sayang." Chandra mencubit pelan dagu Imelda sambil tersenyum manis.
Apa yang dilakukan oleh Chandra barusan, membuat Imelda melayang. Ia bahkan sampai melupakan kekecewaannya terhadap lelaki itu. Imelda pun membalas senyuman Chandra dengan senyuman terbaiknya.
Imelda begitu bahagia. Ia mengelus perutnya yang masih rata sambil membayangkan kehidupannya bersama Chandra setelah mereka menikah. Di mana ia akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini.
Setelah beberapa saat, akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Chandra tiba di halaman sebuah tempat praktek Dokter Kandungan. Imelda sempat mengerutkan kedua alisnya sambil memperhatikan sekeliling tempat itu.
"Dokter Kandungan? Mau apa kamu mengajakku ke sini, Chandra?" tanya Imelda penuh selidik.
"Kamu tenang saja, Imelda sayang. Aku hanya ingin memeriksakan bagaimana kondisi bayi kita. Aku ingin tahu apakah kondisi bayiku sehat, tapi aku harap kondisinya baik-baik saja."
Lagi-lagi Chandra mencubit dagu Imelda dengan lembut sembari tersenyum hangat. Sehingga Imelda tidak merasa curiga sedikitpun. Imelda pun akhirnya mengangguk dan bersedia mengikuti keinginan Chandra.
Kedatangan Chandra dan Imelda disambut hangat oleh Dokter yang praktek di tempat tersebut. Rupanya Chandra sudah membuat janji kepada Dokter itu sebelumnya, hingga Dokter pun tidak perlu bertanya lagi maksud dan tujuan mereka datang ke tempat prakteknya.
"Ingat ya, Dok. Sama seperti yang saya katakan kemarin," ucap Chandra dengan setengah berbisik kepada Dokter.
"Ya, tentu saja. Saya mengerti," jawab Dokter sambil menyeringai licik.
Salah satu Perawat yang membantu Dokter tersebut, menghampiri Imelda yang masih kebingungan. Ia mengajak Imelda memasuki sebuah kamar yang ada di ruangan itu. Sedangkan Chandra masih berada di luar, sedang membicarakan sesuatu yang serius bersama Dokter tersebut.
"Mari, Nona," ajak Perawat kepada Imelda.
Perawat itu menuntun Imelda naik ke atas tempat tidur pasien dan membiarkan gadis itu berbaring dengan tenang di sana. Imelda yang tidak mencurigai apapun, terlihat sangat tenang.
Namun, ketenangan itu hanya sebentar ia rasakan. Imelda membulatkan matanya ketika melihat sosok gadis yang kemarin mengaku-ngaku sebagai kekasih Chandra juga berada di tempat itu.
Entah dari mana datangnya gadis itu, yang pastinya dia sedang berada di luar ruangan bersama Chandra. Imelda sontak bangkit dari tempat tidur pasien tersebut kemudian menghampiri pintu ruangan itu.
Imelda mengintip dari balik pintu ruangan yang tidak terkunci rapat dan mencoba mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan bersama Dokter tersebut.
"Kalian sudah tahu 'kan berapa yang harus kalian bayarkan?" ucap Dokter itu sambil menyeringai menatap Chandra dan kekasihnya secara bergantian.
"Ya, tentu saja, Dok! Soal bayaran, Dokter tidak usah khawatir. Saya akan bayar berapapun yang Dokter inginkan, yang penting bayi itu harus lenyap. Kalau perlu gadis itupun juga harus lenyap agar tidak mengganggu hidupku lagi!" sahut Chandra.
Deg!
Air mata Imelda meluncur begitu saja saat mendengar percakapan mereka di luar ruangan itu. Hatinya kembali hancur berkeping-keping. Ia tidak menyangka bahwa Chandra mampu bertindak sekejam itu padanya.
Apalagi setelah ia mendengar bahwa Chandra ingin segera menyingkirkan dirinya dan juga bayinya. "Chandra, ternyata kamu benar-benar jahat! Tapi tenang saja, aku tidak akan menyerah begitu saja, Chandra! Aku akan pertahankan bayi ini dan minta pertanggung jawaban kepada Ayah dan Ibumu, biar kamu tahu rasa!" gumam Imelda.
Imelda yang masih shok, memundurkan langkahnya ke belakang. Ia menyeka air matanya kemudian memperhatikan sekeliling ruangan itu. Kini tatapan Imelda tertuju pada sebuah jendela yang bisa ia gunakan untuk melarikan diri dari tempat itu.
Dengan tergesa-gesa, Imelda menghampiri jendela tersebut dan mencoba kabur. Namun, sayang baru saja Imelda mengulurkan sebelah kakinya keluar jendela, Dokter dan perawat yang akan melakukan aborsi terhadapnya, tiba-tiba saja masuk.
Mereka histeris dan berlarian menuju Imelda yang ingin melarikan diri. Keributan di ruangan itu terdengar hingga ke telinga Chandra. Lelaki itu segera masuk dan disusul oleh sang kekasih.
Chandra meradang ketika melihat Imelda yang sudah berada di jendela dengan separuh tubuh mengulur keluar. Ia bergegas menghampiri Imelda kemudian menarik tubuh gadis itu dengan kasar.
"Mau kemana kamu, hah?! Jangan coba-coba melarikan diri, ya!" bentak Chandra dengan mata terbelalak menatap Imelda.
"Lepaskan aku, Chandra! Aku sudah tahu apa rencanamu yang sebenarnya membawaku ke tempat ini. Kamu ingin menggugurkan kandunganku 'kan?!" teriak Imelda.
"Diam! Jangan berteriak-teriak! Atau aku sumpal mulutmu itu!" gertak Chandra.
Setelah berhasil memasukkan kembali tubuh Imelda ke dalam ruangan itu, Chandra pun memeganginya dengan erat. Sedangkan Dokter tersebut sudah menyiapkan suntikan obat bius untuk Imelda.
"Sebaiknya cepat, Dok!" titah Chandra yang sudah mulai kewalahan menahan tubuh Imelda yang berontak seperti orang kesurupan.
Dokter itu bergegas menghampiri Imelda kemudian menyuntikkan obat bius tersebut kepadanya.
...***...