Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Hendry menggendong Ale menggunakan satu tangannya dan satu tangan lagi dia pakai untuk menggandeng Bella dengan mesra. Hendry tampak tidak canggung menggandeng tangan Bella, layaknya seorang suami menggandeng tangan istrinya.
Keduanya jalan beriringan menuju pantai, sesekali menyahuti celotehan Ale yang tampak bersemangat melihat pantai dan keramaian.
Ale jarang sekali di ajak ke tempat-tempat wisata seperti ini. Bahkan bisa dihitung menggunakan jari tangan saja, saking jarangnya berlibur ke tempat umum.
"Mas Hendry harus lebih sering meluangkan waktu untuk Ale. Dia perlu beradaptasi dengan tempat-tempat seperti ini di masa pertumbuhan." Tutur Bella.
"Paling tidak, sebulan sekali ajak Ale berlibur agar mengenal dunia luar, jangan di kurung di rumah terus." Sambungnya yang terdengar sedang mengomeli Hendry lantaran selama ini jarang membawa Ale pergi jalan-jalan.
Hendry tersenyum kecut.
"Kamu bercanda.? Julia mana mau pergi ke tempat-tempat seperti ini dengan Ale." Sahutnya terdengar kecewa.
Alih-alih mengajak Ale jalan-jalan ke tempat wisata, Julia lebih senang menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Ale benar-benar di abaikan oleh Julia.
"Mungkin Mas Hendry terlalu kaku saat membujuk Kak Julia, lain kali coba bujuk dengan benar." Ujar Bella.
Hendry berdecih tidak terima. Terlalu kaku bagaimana.? Selama 5 tahun menikahi Julia, Hendry berusaha menjadi pribadi yang hangat untuk istrinya, meski Hendry harus merubah sikapnya demi Julia. Karna sejak dulu Hendry tidak pernah bersikap hangat pada wanita manapun kecuali Julia.
"Bisa tidak kamu jangan membahas Julia." Keluhan Hendry dengan raut wajah malas.
Melihat Hendry yang sudah mulai malas membicarakan Julia, Bella tersenyum puas dalam hati. Sebenarnya tanpa berusaha keras untuk menghancurkan pernikahan Julia, rumah tangga Hendry dan Julia sudah tidak sehat. Bella hanya perlu menunggu kehancuran Julia.
"Baik, aku minta maaf." Kata Bella seraya mendekap lengan Hendry dan tersenyum manis padanya. Hendry ikut tersenyum, dia tampak gemas dengan Bella
"Aku dan Ale boleh tidak main air.?" Tanya Bella.
Hendry mengangguk cepat.
"Boleh, tapi di pinggir saja. Jangan terlalu ke tengah." Sahut Hendry.
"Yeay,,," Seru Bella seraya melompat kecil dengan wajah berbinar karna senang.
Tingkah Bella membuat Hendry tertawa. Adik iparnya itu sangat menggemaskan, Bella bisa bersikap seperti anak kecil dan wanita dewasa dalam satu waktu.
"Kamu dan Kakakmu kenapa sangat berbeda." Gumam Hendry setelah melihat banyak perbedaan antara Julia dan Bella yang sangat mencolok dari segi sifat maupun perilakunya.
Bella yang baru menyelesaikan kuliah 6 bulan lalu, sifatnya jauh lebih keibuan daripada Julia. Bella juga lebih care pada Ale di banding Ibu kandungnya sendiri. Wanita berusia 22 tahun itu bukan tipe orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri, Bella lebih peka dengan situasi dan orang-orang di sekitarnya. Lebih tepatnya tidak egois.
Bella menanggapi dengan senyum tipis, dia tidak mau memperpanjang obrolan lagi jika itu menyangkut soal Julia. Lagipula Hendry sendiri yang memintanya untuk tidak membahas Julia lagi.
...******...
Ini pertama kalinya Ale bermain di pantai, tapi Ale tidak terlihat takut sama sekali. Bayi menggemaskan itu justru tertawa bahagia dengan mata berbinar ketika bermain air di tepi pantai. Kedua tangan gembulnya selalu memukul-mukul air saat ada ombak di depannya.
Sementara itu, Bella duduk di belakang Ale untuk menjaga badannya agar tidak merangkak kemana-mana. Bella selalu ada di samping Ale untuk menjaganya. Mungkin karna itu, jadi Ale tidak takut saat bermain di tepi pantai.
Dari kejauhan, senyum Hendry tak pernah pudar melihat pemandangan indah yang menyejukkan mata dan hatinya. Hamparan laut di depan matanya bahkan kalah indah dari interaksi Bella dan Ale yang menarik perhatiannya.
Pemandangan itu tidak pernah Hendry lihat saat bersama Julia, begitupun dengan kehangatan dan kebahagiaan yang terasa berbeda. Melihat interaksi Ale dan Bella, Hendry merasa kebahagiaannya jauh lebih berwarna.
Cuaca di pantai semakin terik seiring dengan posisi matahari yang makin terlihat naik ke atas.
Hendry melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah pukul setengah 11 siang sejak 2 jam yang lalu Ale dan Bella bermain air.
Hendry berdiri dari duduknya. Dia menepuk pantatnya beberapa kali untuk menghilangkan pasir-pasir yang menempel. Pria dengan postur tubuh tinggi itu berjalan tegap menghampiri Ale dan Bella.
"Sudah puas bermainnya.?" Tanya Hendry sembari menunduk dan mencubit gemas pipi Ale.
"Ale masih betah. Lihat, dia bahagia sekali bermain air." Tutur Bella antusias. Dia menunjukkan pada Hendry bagaimana ekspresi bahagia Ale saat ini.
"Jangan terlalu lama main air, bagaimana kalau kalian sakit." Kata Hendry sambil mengangkat tubuh Ale untuk di gendong. Hendry tidak takut pakaiannya basah karna menggendong Ale yang memang basah kuyup karna bermain air.
"Aku saja yang gendong Ale, nanti kemeja Mas Hendry basah." Bella hendak berdiri untuk mengambil Ale, Hendry malah membantu Bella berdiri dengan satu tangannya yang sudah menggendong Ale.
"Sudah basah." Kata Hendry selesai membantu Bella berdiri.
"Ayo ke mobil, kita langsung ke resort saja. Kalian berdua harus mandi." Hendry menggandeng tangan Bella dan mengajaknya pergi dari tepi pantai.
"Hum,," Bella mengangguk patuh tanpa protes.
Sampai di tempat parkir, mereka bertiga langsung masuk ke dalam mobil. Bella melepaskan baju Ale dan membungkus tubuh gembul Ale menggunakan handuk tebal yang dia bawa dari rumah.
Hendry melajukan mobilnya menuju resort. Dia baru memesan resort 1 jam yang lalu saat Bella dan Ale sedang asik bermain di pantai.
"Kamu dan Ale langsung mandi saja, biar aku yang menurunkan barang-barang." Kata Hendry setelah mereka keluar dari mobil.
"Tapi baju gantinya ada di koper." Bella mengikuti Hendry ke belakang mobil untuk mengambil koper miliknya dan Ale.
"Kamu mandi dulu saja, bajunya nanti aku siapkan sebelum kalian selesai mandi." Hendry mengarahkan Bella untuk segera masuk ke resort. Bella akhirnya menurut dan langsung masuk sambil menggendong Ale.
Bella membawa Ale ke kamar yang terletak di lantai 1. Dia tidak sempat mencari kamar lain karna harus buru-buru memandikan Ale yang tampak sudah kedinginan.
Bella memandikan Ale lebih dulu.
Sementara itu, Hendry sudah memasukan semua barang bawaan mereka ke dalam kamar. Kamar yang hanya ada di lantai 1. Ya, resort itu hanya memiliki 1 kamar meski memliki 2 lantai dan ukuran bangunan yang cukup luas.
Bukan tanpa alasan Hendry memilih resort yang hanya di lengkapi 1 kamar tidur di dalamnya. Dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini untuk lebih dekat lagi dengan Bella. Wanita yang akhir-akhir ini mulai memenuhi isi kepalanya.