NovelToon NovelToon
MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Laura adalah seorang wanita karir yang menjomblo selama 28 tahun. Laura sungguh lelah dengan kehidupannya yang membosankan. Hingga suatu ketika saat dia sedang lembur, badai menerpa kotanya dan dia harus tewas karena tersengat listrik komputer.

Laura fikir itu adalah mimpi. Namun, ini kenyataan. Jiwanya terlempar pada novel romasa dewasa yang sedang bomming di kantornya. Dia menyadarinya, setelah melihat Antagonis mesum yang merupakan Pangeran Iblis dari novel itu.

"Sialan.... apa yang harus ku lakukan???"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MUNGKIN, AKU MULAI BISA MENCINTAIMU

Adler kembali tidur setelah dia makan dan memperingati apa saja yang tidak boleh Edith lakukan saat dia sedang tidur.

Intinya, Edith tidak boleh berisik dan tidak boleh sembarangan mendekat kurang dari setengah meter. Edith menghela napas karena dia tidak memiliki hal-hal yang dia lakukan dan alhasil, dia merinci banyak peristiwa yang terjadi di dalam novel namun tidak terjadi di sini. Dia tidak mendengar kabar apapun tentang Ash. Mungkin, karena jaraknya terlalu jauh.

Namun yang paling aneh baginya adalah, "Adler memisahkan diri dari Ash. Di dalam novel, Adler memang memiliki karakteristik yang misterius dan mengikuti semua ucapan Ash. Jadi, sangat aneh jika Adler bertindak sejauh ini. Apa mungkin, ini adalah plot twist dari novel itu? Atau jangan-jangan, Adler yang di dalam novel ini, bukanlah Adler yang tidur di depanku? Kisah novel itu, berawal dari penculikan Saint. Dan saat itu, Saint memang menghilang, tapi tidak dijelaskan sedang diculik atau bagaimana. Apakah, ada orang lain yang memiliki sihir hebat hingga bisa meniru wujud Adler?" Edith tenggelam dalam lamunannya.

Edith menatap Adler dan mengeleng. "Jika itu benar, suatu hari nanti, kau pasti akan datang ke Pangeran Ash, bukan?" Tanya Edith berjongkok di depan ranjang tempat Adler tidur.

Adler sudah sangat lelap. Edith menatap wajah pria berkulit matang itu. Alisnya tebal namun rapi, bulu matanya yang panjang dan lentik, garis rahangnya yang tegas, menggambarkan betapa sempurnanya wajah tokoh kesayangan penulis. "Sayang sekali, kau hanya digambarkan sebagai siluet di setiap ilustrasinya" Ucap Edith sambil merapikan selimut untuk Adler dengan pelan agar tidak terbangun.

Sayangnya, Adler saat itu belum tidur. Dia mendengar semua ucapan Edith. Adler membuka matanya saat Edith masuk ke kamar mandi. "Kembali? Dan apanya yang digambarkan sebagai siluet?" Adler melihat ke arah kamar mandi.

Dia mulai mencurigai Edith. Adler beropini jika Edith masih berkontak dengan Ratu Benerick. "Kenapa ingin keluar jika dia tidak bisa memutuskan hubungan?" Batin Adler yang kini tidak bisa tidur.

Tak lama dari itu, Edith keluar dari kamar mandi dan melihat Adler sudah memakai pakaiannya kembali. "Kau mau kemana?" Tanya Edith mendekat ke arah Adler.

Adler melirik ke arah Edith, "Ah, aku hanya sedikit kedinginan" Jawab Adler kembali di ranjangnya.

Edith mengeringkan rambutnya dengan handuk kering. "Kau bisa kedinginan ternyata?" Edith suka sekali mencari gara-gara dengan Adler. Sayangnya, Adler mengabaikannya. Adler kembali tiduran dengan posisi telungkup di ranjangnya.

Edith hanya menyipitkan matanya. "Apa kau tidak bisa tidur?" Tanya Edith mendekat ke arah Adler.

Adler menoleh ke arah Edith. Dia mengulurkan tangannya. "Bantu aku untuk tidur" Ucap Adler sambil memindah posisi tubuhnya.

Edith menerima uluran tangan itu. Adler menariknya dengan pelan dan memeluk tubuh Edith dengan lembut. Lagi-lagi, Edith tenggelam pada dada Adler. "Apa kau memiliki rahasia?' Adler bertanya dengan pelan sambil mengusap kepala Edith hingga tengkuknya.

Edith menatap tali yang ada dipakaian bagian depan Adler. "Rahasia?" Edith mengingat jika dirinya tidak berasal dari dunia ini.

"Tentu saja aku punya, tapi aku tidak bisa mengatakannya sekarang"

Jawaban jujur Edith, membuat Adler sedikit tenang. Adler menutup matanya dan menengelamkan hidungnya di rambut merah muda Edith. "Aku juga memiliki banyak rahasia. Kau sudah mengetahui dua diantara banyak rahasiaku" Ucap Adler.

"Meski berat untuk mengatakannya, ku harap aku dan kau tidak menyimpan rahasia satu sama lain, mengingat aku dan kau sedang dalam masa pendekatan untuk penanaman imprint" Lanjut Adler mendongakkan kepala Edith untuk menatapnya.

Edith menatap Adler dengan wajah kagum. "Benar. Aku hanya memiliki satu rahasia" Ucap Edith terkena sihir milik Adler yang membuat lawan bicaranya menjadi jujur.

"Aku tidak berasal dari dunia ini, dunia ini sungguh berbeda denganku. Ah sayangnya, aku tidak ingin mati untuk kedua kalinya. Ku harap, kau bisa menjagaku Adler, dan aku akan melakukan apapun asal aku tidak merasakan rasa sakitnya dari kematian" Jawab Edith.

Kedua mata Adler terbelalak lebar. Dia berfikir jika sihirnya tidak berfungsi pada Edith. Namun, ucapan Edith rupanya menyentuh hatinya. Adler tak ingin mengali informasi itu lebih dalam lagi. Dia kembali mengusap rambut Edith.

"Tidak ada yang bisa menghindari kematian. Meski begitu, tenang saja. Aku pasti menjagamu dengan baik" Adler menarik ke atas tubuh Edith hingga membuat kepalanya sejajar dengan bahu Edith. Adler bergantian menenggelamkan wajahnya ke bahu Edith. Aroma manis itu tercium semakin kuat.

"Haaahhhh, Edith...." Adler menghirup dalam-dalam aroma tubuh Edith dari bahunya. Namun, bercak merah terlihat jelas tertinggal di sana. Itu bukanlah jejak yang dia buat. Melainkan, bekas yang Ash tinggalkan. Adler menjilat bekas itu, kemudian menumpangkan bercaknya diatas bercak yang samar itu.

"Edith.... Apa kau benar-benar mau bersamaku?" Tanya Adler menatap Edith yang memejamkan matanya.

Edith membuka matanya perlahan, dia menundukkan kepalanya untuk melihat Adler. "Aku tidak memiliki tujuan. Jika tidak denganmu, siapa lagi yang bisa kupercaya?" Balas Tanya Edith.

Ucapan itu, sedikit membuat Adler merasakan sesuatu yang berat di hatinya. Dia memeluk Edith lebih erat, tangannya meraba ke pinggul Edith kemudian, dia menarik paha kiri Edith untuk memeluknya, seperti guling.

"Bagaimana jika kau tiba-tiba berubah pikiran, huh? Di luar sana, masih ada Pangeran Ash yang menantimu. Kehidupanmu akan lebih terjamin jika bersamanya" Adler menunjukkan sikap manjanya kepada Edith.

"Pffft!" Edith menahan tawa mendengar ucapan itu.

Adler segera menatap Edith setelah mendengar suara itu. "Apanya yang lucu?" Tanya Adler kepada Edith.

Edith menepuk-nepuk dan sedikit mengusap kepala bagian belakang Adler. "Ya, itu sangatlah tidak mungkin" Ucap Edith.

"Kenapa?"

"Sebab, aku tidak benar-benar suka dengan Ash. Aku hanya kasihan dengannya. Dia harus memikul beban sebanyak itu. Dia harus menjadi boneka Benerick dan Iblis di dalam tubuhnya. Di masa depan, Ash membakar dan membunuh semua orang di Mansion Kerajaan Benerick, itu sebabnya aku ingin keluar dari tempat itu"

Adler terkejut mendengar ucapan Edith. "Masa depan?" Tanya Adler sekali lagi.

Edith mengangguk sambil memejamkan matanya. "Iya, aku sangat membencimu karena kau hanya diam melihat Ash yang bersikap kejam kepada semua orang. Aku sangat membencimu karena kau tidak bisa menyelamatkan Ash dari amarahnya. Aku sangat membencimu saat kau diam melihat Ash merudapaksa Saint itu" Edith membuka matanya perlahan. Kemudian dia menunjukkan senyumannya.

"Kurasa, semuanya akan berubah. Karena kau menyelamatkanku yang seharusnya mati saat Ash membakar Mansion Benerick. Mungkin, aku bisa mulai mencintaimu sejak kau membopongku di hutan itu" Edith mengusap pipi Adler dan memejamkan matanya perlahan.

"Edith, apa kau bisa melihat masa depan?" Tanya Adler.

Edith merangkul kepala Adler dan mendekapnya di dadanya. "Tidak" Jawab Edith sambil menguap.

Adler menyingkirkan tangan Edith yang merangkulnya, "Lalu, darimana kau mendapatkan informasi itu?"

"Shhh, mataku berat sekali. Tidurlah, jika tidak. Aku akan membencimu lagi" Edith merangkul Adler dengan lembut .

1
Airyn Choi
keren 😍 seru di khayalin. semangat menulis terus..
jeesomoody_
Fun bgt ceritanya, next thor
Pikachu Gosong
semangat buat lanjutinnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!