NovelToon NovelToon
MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan / Romansa
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Laura adalah seorang wanita karir yang menjomblo selama 28 tahun. Laura sungguh lelah dengan kehidupannya yang membosankan. Hingga suatu ketika saat dia sedang lembur, badai menerpa kotanya dan dia harus tewas karena tersengat listrik komputer.

Laura fikir itu adalah mimpi. Namun, ini kenyataan. Jiwanya terlempar pada novel romasa dewasa yang sedang bomming di kantornya. Dia menyadarinya, setelah melihat Antagonis mesum yang merupakan Pangeran Iblis dari novel itu.

"Sialan.... apa yang harus ku lakukan???"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SALAH PAHAM PART 2

Sungguh pemandangan yang asing. Edith takjub dengan jalan paving yang dia lewati bersama Adler dan bocah yang Adler bopong di punggungnya.

"Ini sungguh pemandangan seperti yang ada di buku dongeng" Edith girang.

Dia melihat ke kiri, banyak Iblis yang berjualan. Dia melihat ke kanan, banyak pepohonan yang teduh di pinggir jalan dan beberapa kereta kuda melintas, termasuk kereta pengangkut barang, seperti buah-buahan dan lainnya.

Edith masih berjalan di sebelah Adler sambil memegang kain pakaian Adler di bagian pinggang. Adler bisa merasakan tarikan yang Edith buat setiap kali dia takjub.

Kedua mata Edith terbelalak lebar, saat melihat pemuda yang menjual aneka sate. Sayangnya, itu bukanlah sate yang ada dipikirannya. Melainkan, sate kalajengking, kelabang, katak, dan hewan-termasuk jenis serangga.

"Apa itu enak?" Lirih Edith berbisik pada Adler.

Adler dan bocah itu, memandang Edith dengan raut yang sama. Seolah, mereka mengatakan jangan mencobanya jika tak ingin menyesal.

Tapi, pemuda yang menjual sate itu peka. Dia mendatangi Edith dan menempelkan sate kering itu di pipi Edith, "Nona, sate kami sangat enak!" Ucapnya.

"HUAH!" Edith sangat terkejut. Dia melompat dan bersembunyi di sisi kanan Adler.

Adler merangkul bahu Edith agar dia tidak jauh darinya. Adler menunjukkan senyumannya kepada pemuda itu. "Maaf, dia punya alergi makanan" Adler menarik Edith untuk segera pergi dari sana.

Jantung Edith berdebar dengan kencang. Meski dia menikmati pemandangan yang dia lihat, Edith tetap saja dalam keadaan waspada karena Iblis disekitarnya.

Bocah itu menepuk kepala Edith yang setinggi bahu Adler. "Tenanglah, Kau akan baik-baik saja. Pria ini, sudah banyak meninggalkan aroma busuknya ditubuhmu" Ucap bocah itu.

"Aroma?" Edith tidak mengerti apa yang Bocah itu katakan. Dia menatap Adler yang terus berjalan di sebelahnya sambil mengandeng tangannya secara terus-menerus.

Adler paling risih jika mendapatkan tatapan tajam seperti itu dari wajah Edith. Sebab, tatapan itu berisi rasa penasaran yang tinggi. Adler berusaha mengabaikan tatapan itu. Dia melirik ke sekitarnya dengan cepat. Toko pakaian. Adler menunjuknya tiba-tiba untuk melarikan diri dari tatapan Edith. "Nah, itu tokonya" Ucap Adler tanpa menatap Edith.

Mereka membelikan pakaian untuk bocah itu. Edith paling tidak bisa jika melihat anak kecil dengan pakaian yang bagus dan lucu. Dia memeluk bocah itu dengan gemas setelah menahan diri.

"Astaga!!! Kamu sangat imut dek! Apa kamu gak mau jadi adikku?" Edith menempelkan pipinya pada pipi bocah itu.

Bocah itu tersenyum puas layaknya dia meraih kemenangan. Adler menatap bocah itu dan menarik Edith agar melepaskannya. "Hei! Kau ini kenap-" Edith tersentak, melihat Adler yang sedikit menelengkan kepalanya ke kiri dan menempelkan dagunya di telapak tangan Edith. "Bagaimana denganku? Aku juga ingin kau peluk"

"ARRGHH!" Adler sungguh membunuh Edith.

Wajah Edith memerah. "Aku membencimu, sialan!" Edith melepaskan dagu Adler yang ada di telapak tangannya dan menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggungnya. "Sialan! Apa-apaan Adler ini!" Jantung Edith berdebar dengan kencang.

"Haaah" Adler menghela napas panjang dan melepaskan pinggang Edith dari pelukannya. "Ya, aku juga membencimu" Jawab Adler memutar bola matanya.

Mereka kembali ke penginapan setelah membeli baju itu. Adler merajuk. Dia tidur di ranjangnya setelah sampai di sana. Sedangkan Edith berbeda. Dia berbicara berdua dengan bocah itu.

"Ah, iya dek. Siapa namamu?" Tanya Edith melepaskan pita di kera pakaian bocah itu.

"Louis" Jawab bocah itu.

Kedua mata Edith terbelalak lebar. Dia terlihat takjub, "Nama itu, sungguh cocok denganmu" Ucap Edith menunjukkan kedua Ibu jarinya.

Bocah bernama Louis itu, tersenyum kaku dan sedikit tertawa "yahaha" sungguh datar.

Adler memejamkan kedua matanya. Bayangan tentang apa yang terjadi dengan Ash berputar di kepalanya, layaknya kaset radio. Dia membayangkan, kebakaran yang dikatakan oleh Edith. Dan kebakaran itu memang benar-benar terjadi.

Dia baru mendengar kabar itu dari orang-orang yang melewatinya, saat menunggu Edith memilihkan pakaian untuk bocah itu.

"Semua keluarga Benerick tewas. Dan yang paling mengejutkan lagi, tidak ada satu pun yang Pelayan ataupun Prajurit yang selamat. Keluarga Benerick sungguh hanya tersisa Pangeran haram itu saja" Suara obrolan mereka masih tertinggal dibenak Adler.

 "Apa dia bisa melihat masa depan?" Lirih Adler sambil melipat ke dua tangannya di depan dadanya.

"Cup!" Kecupan lembut dan tipis menyentuh pipinya kanannya. Adler membuka kedua matanya dan menoleh ke arah seseorang yang mencium pipinya.

"Apa kau barusan berbicara sesuatu?" Tanya Edith sambil menepuk dahi Adler. Pipi Adler sedikit memerah. Dia menyentuh pipinya yang masih saja meninggalkan kesan lembut. "Tidak" Jawab Adler.

Edith bukanlah orang yang peka. Tapi, dia menyadari ada yang sedang Adler pikirkan. "Kau terlalu diam, apa kau sedang marah? Kau marah karena aku membawa anak itu tanpa izinmu?" Tanya Edith memainkan rambut hitam kecokelatan Adler.

Adler mengubah posisinya tidur. Dia menghadap ke arah Edith yang duduk di sebelahnya. "Jangan memanggilnya Anak. Dia itu seumuran denganku" Ucap Adler meraih tangan Edith dan meletakkannya di atas pipi kirinya.

Sungguh tidak masuk akal, batin Edith setelah mendengar ucapan Adler. "Dia seumuranmu? Bagaimana bisa?" Lirih Edith menoleh ke arah bocah itu yang menatap ke luar jendela.

Adler malas menjawabnya. Dia menengelamkan wajahnya di sisi kiri paha kiri Edith dan memeluknya. "Jangan penasaran tentangnya. Apa kau tidak mau mengenalku lebih banyak?"

Edith terkekeh karena tingkah Adler yang terang-terangan menunjukkan jika dia cemburu. "Hei, astaga.... Padahal waktu itu kau sangat menjengkelkan. Kenapa sekarang menjadi pencemburu begini?" Edith menyukai sikap itu.

Bibir Adler terkatup. Dia menyadari ucapannya setelah mendengarkan ucapan Edith. Dia melepas pelukannya menjauh dari Edith dan tidur membelakanginya. "Apa ini efek dari kekuatan Iblis yang ku serap itu? SIALAN!!!" Adler bergidik. Dia sungguh tidak percaya dengan sikapnya barusan.

Edith tersenyum jahil. Dia mendekat ke arah Adler. "TEP! GREP!" Dia meraih bahu Adler lalu menariknya. Itu membuat Adler terlentang, dan Edith menahan bahu Adler agar tidak kabur.

"Apa ini? Sekarang kau bisa malu juga ya???" Edith menunjukkan seringaiannya dan memajukan wajahnya.

Adler berkeringat dingin. Wajah Edith sungguh dekat. Pupilnya bergetar. Dia menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangannya dan mengeleng.

"Hummm~? Kenapa kamu tutup mulut, sayang~" Edith mengenggam tangan Adler yang menutup mulutnya sendiri.

Louis mendengar keberisikan itu, segera menoleh. Dia cukup terkejut dengan posisi mereka. "Sial! APA KALIAN TIDAK TAU ADA ANAK KECIL DI SINI!!!!" Louis melemparkan handuk yang ada di tangannya, ke arah kepala Edith.

"Aduh!" Handuk itu jatuh tepat di atas wajah Adler. Adler melirik ke arah bocah itu.

Wajah bocah itu merah seperti tomat. "Ternyata, selama ini aku kasihan pada orang yang salah. Turut berduka cita denganmu, sob!" Louis berkaca-kaca menatap Adler. Dia sungguh berfikir jika pelaku pemaksaan saat ini adalah Edith.

"Sialan, kau salah paham...." Lirih Adler.

1
Airyn Choi
keren 😍 seru di khayalin. semangat menulis terus..
jeesomoody_
Fun bgt ceritanya, next thor
Pikachu gosong
semangat buat lanjutinnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!