NovelToon NovelToon
Diary Marsya Si Gadis Bar-bar

Diary Marsya Si Gadis Bar-bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kebangkitan pecundang / Keluarga / Romansa / Trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rainy_day

Orang tua yang bercerai, keluarga yang berantakan, cinta yang menyakitkan di masa lalu sampai meninggalkan trauma yang mendalam, membuatnya tumbuh menjadi gadis yang nakal, suka membangkang, sering mabuk-mabukan, dan mengikuti balap liar. Sering kali dia ingin menyerah atas hidupnya, tetapi dia tidak senekat itu untuk mengakhiri nyawanya sendiri.
Marsya hanya sering menyakiti dirinya sendiri seperti menyayat lengannya, hanya untuk menyamarkan rasa sakit di hatinya.
Setelah lelah hidup di lingkungan yang menurutnya berantakan, ia memutuskan untuk pulang ke kota kelahirannya, menempati rumah mendiang neneknya,
akankah setelah merantau kehidupan Marsya akan membaik dan bisa melupakan traumanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terungkap

Setelah menghabiskan waktu istirahat, Marsya bergegas menuju ke toilet untuk memperbaiki riasannya dan segera kembali lagi bekerja.

"sstttt ntar malem nginep dirumah aku yuk" ucap Riana menghampiri Marsya.

"ngapain?" ucap Marsya sambil memeluk manequinn.

"ya nginep aja lah, main, kita minum" ucap Riana sambil mengerjapkan kedua matanya.

"huuffftt ayoklah gass" ucap Marsya, dirinya memang butuh minum saat ini untuk mengalihkan pikiran, dan kemelut di hatinya.

"kamu kerja jam berapa besok?" lanjut Marsya lagi.

"siang, kamu?" tanya Riana.

"Middle, jam 11" ucap Marsya.

"oke, aman lah, ajak si Rayhan" ucapnya, belum sempat Marsya menjawab, Riana sudah berlalu meninggalkannya.

Huuffftttt

Marsya menghela nafas kasar, dirinya masih bingung harus bersikap bagaimana terhadap Rayhan, dia masih merasa takut jika berhadapan dengannya, dia takut akan teringat dengan masa lalunya yang menyakitkan, dan berakhir akan menyakiti Rayhan. Meskipun Rayhan bilang dia tidak akan berbuat jahat kepada Marsya, meskipun Rayhan bilang Marsya bisa mempercayainya, meskipun Rayhan bilang dia akan membersamai Marsya, tetap saja Marsya merasa takut, dia takut masa lalu akan terulang lagi, dia takut Rayhan tidak bisa menerima masa lalunya.

"Mbak"

Marsya sedikit terkejut saat ada seseorang yang menepuk bahunya dari arah belakang, ia sedang asik melamun hingga tak menyadari ada pelanggan masuk ke dalam tenannya.

Marsya pun mengenyahkan pikirannya, dan dia memfokuskan diri untuk bekerja lagi.

*****

"Marsya tunggu woy" terdengar suara teriakan Riana memanggil Marsya yang sudah sampai di parkiran tempatnya bekerja, ia berlari menyusul Marsya diikuti oleh Mona, dan Rayhan.

Deg

'huufftt tenanggg Marsya, tarik nafasss, tenang dia bukan orang itu oke' Marsya mengalihkan pandangan, dia menenangkan dirinya sendiri saat dirinya bertemu pandang dengan Rayhan.

Marsya mencari ponselnya untuk mengabari Teh Melinda bahwa malam ini dia tidak akan pulang kerumah, dan akan menginap dirumah Riana.

Puk

Marsya berjingkat kaget dan reflek menghindar saat tangan Rayhan menepuk pelan kepalanya.

"Syaaa" ucap Rayhan dengan tatapan yang sendu.

"ugh ma-maaf" ucap Marsya.

Dia mengepalkan tangannya dengan erat untuk menekan rasa traumanya.

"woy ayolah jalan sekarang, kamu di bonceng sama Rayhan ya, aku bonceng Mona" ucap Riana sambil mengeluarkan motornya dari parkiran.

"ayok Sya" ucap Rayhan, Marsya pun gegas menaiki boncengan motor Rayhan. Tak ada obrolan dalam perjalanan menuju rumah Riana, Rayhan terdiam fokus mengendarai motornya, begitu pula dengan Marsya yang enggan membuka suara.

Setelah sampai dirumah Riana ternyata sudah ada 2 orang laki-laki lain yang menunggu, mereka adalah pacarnya Riana, dan pacarnya Mona.

Ibu Riana cukup terbuka kepada teman-teman anaknya, membuat mereka semua nyaman berada dirumahnya.

"ayok ah di kamar aja mainnya" ucap Riana mengajak untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Ri, ambigu banget bahasanya hahaha" ucap Mona tertawa.

"hahaha biarin, udah ayo lah"

Marsya cukup kaget karena Ibu Riana memperbolehkan anaknya membawa laki-laki ke dalam kamar, ya meskipun ramai tetapi tetap saja mereka ini kesannya berpasang-pasangan, apa dia tidak khawatir dengan pergaulan anaknya? Yaaa meskipun kenyataannya Marsya ada disitu pun untuk minum sih.

Ting-ting

Pacar Mona membenturkan botol minuman yang dia keluarkan dari dalam tasnya.

"anjirrr udah beli?" ucap Mona dengan mata yang berbinar, mereka terlihat antusias kecuali Marsya, dan Rayhan.

"udah dongg" ucap Pacar Mona.

"sebentar ya, aku bawain cemilan dulu" ucap Riana meninggalkan kamarnya.

"Sya, ngobrol lah diem mulu, lemes banget kaya yupi" ucap Mona menyenggol lengan Marsya.

"ah heemmm, cape Mon" ucap Marsya menyandarkan tubuhnya ke dinding kamar Riana.

Rayhan meraih kepala Marsya untuk di sandarkan pada bahunya. Marsya tidak terlalu ketakutan karena saat ini ada banyak orang yang menemaninya.

Setelah Riana datang membawa camilan, mereka pun memulai acaranya. Pacar Mona mulai menuangkan minum dan membagikannya kepada mereka semua dengan terus-menerus. Sekian waktu berlalu mereka sudah cukup terlihat mabuk, tapi tentu saja bagi Marsya 6 botol untuk 6 orang tidak berarti apa-apa, hanya membuat tubuhnya rileks saja.

"Yak, kamu udah mabuk?" ucap Marsya menyenggol lengan Rayhan yang matanya terlihat sayu tetapi masih bisa mengontrol diri. Marsya merasa tubuhnya mulai rileks jadi dia melupakan rasa traumanya.

"hmmm belum, kenapa?" Rayhan menegakkan badannya dan mengulurkan tangannya untuk meraih helaian rambut Marsya.

Deg deg deg

Marsya merasa wajahnya panas saat mendengar suara Rayhan yangg sedikit serak dan berat, apalagi dengan ekspresi wajahnya yang sedang mabuk '*beuh comb*o'

"Gapapa, kok bisa? Kmaren 2 botol bagi 3 kamu cepet mabuknya" ucap Marsya sambil mengibaskan sebelah lengannya untuk menghalau rasa gerah di badannya.

"mmm, apa karna tadi aku makan minyak goreng ya?" ucap Rayhan terlihat sedikit merenung.

"emang ngaruh?" ucap Marsya bingung

"katanya sih gitu" ucap Rayhan, dan Marsya hanya menganggukkan kepala saja.

Sedang asik mengobrol dengan Rayhan Marsya mendengar suara decapan bersahut-sahutan dari sebelah kirinya, dan ketika Marsya mengalihkan kepalanya untuk melihat suara apa itu, Marsya langsung terkejut membelalakkan matanya.

"astagaaaa mataku ternodaii" ucap Marsya mengalihkan lagi pandangannya.

"ppfffttt anjrit Marsyaa kamu merusak suasana" ucap Riana dari sebelah pojok kiri, dia duduk dekat dengan pintu kamar, Marsya hanya berdecih saja sebagai jawaban.

"Marsya kita ngobrol yuk di balkon, daripada ganggu mereka" ucap Rayhan meraih pergelangan tangan Marsya dan menuntunnya menuju balkon kamar Riana.

Rayhan duduk lesehan di lantai balkon kamar Riana, karena di balkon tidak ada sofa, Marsya mendudukkan dirinya di samping kiri Rayhan.

Rayhan mulai mengajaknya mengobrol banyak hal dari mulai yang ringan sampai hal yang cukup sensitif.

"Marsya, bisa kamu ceritain tentang trauma kamu? Kehidupan apa yang selama ini kamu jalanin sampai kamu punya trauma itu?" ucap Rayhan dengan menggenggam tangan Marsya dan sesekali memainkan jemari tangannya.

"a-akuuu...." Marsya pun mulai menceritakan masa lalunya, meskipun sangat sulit untuk menjelaskannya, dengan sedikit terbata-bata akhirnya perlahan Marsya menyelesaikan ceritanya. Marsya merasa dia perlu menceritakannya kepada Rayhan, untuk mengetahui apa ucapannya yang kemarin dia katakan kepada Marsya benar atau tidak, dia ingin Rayhan membuktikannya.

"Kamu lihat ini Rayhan, dulu untuk melupakan orang itu aku sampai kecanduan obat-obatan terlarang, dan sampai selfharm" Marsya menaikkanan lengan bajunya sampai ke sikut, dia memperlihatkan banyak bekas luka di lengan kirinya kepada Rayhan.

"apa sekarang kamu masih kecanduan, dan masih suka selfharm?" ucap Rayhan sambil mengelus bekas luka di tangan Marsya.

Marsya menggelengkan kepalanya.

"Kemarin itu kamu yang memicu trauma aku muncul, untungnya aku udah ga pernah make dan selfharm lagi" ucap Marsya menutup kembali lengan bajunya.

"kenapa? Apa yang bikin traumanya terpicu?" ucap Rayhan.

"sikap kamu Rayhan! Sikap kamu yang mendominasi, dan terkesan memaksa bikin aku inget sama orang itu, kenapa sikap kamu kemarin begitu Rayhan? gak seperti biasanya" ucap Marsya lagi-lagi dengan mata yang berkaca-kaca.

Rayhan terdiam, terlalu banyak kata yang dia ingin ucapkan dari dalam hatinya, tetapi dia terlalu bingung untuk mengungkapkannya.

1
Diana (ig Diana_didi1324)
hallo thor salam kenal ya
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊
Rainy_day: salam kenal juga Kakakkuu, terimakasih sudah mampir dan baca ceritaku🫶🏼
total 1 replies
Maira_ThePuppetWolf
Aku tahu pasti thor punya banyak ide kreatif lagi!
Killspree
Sudah jadi bagian hidupku. 🤗
Rainy_day: tunggu update selanjutnya yaa☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!