NovelToon NovelToon
Setitik Pelita Di Kegelapan

Setitik Pelita Di Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Askara Senja

Di usia yang seharusnya dipenuhi mimpi dan tawa, Nayla justru memikul beban yang berat. Mahasiswi semester akhir ini harus membagi waktunya antara tugas kuliah, pekerjaan sampingan, dan merawat kedua orang tuanya yang sakit. Sang ibu terbaring lemah karena stroke, sementara sang ayah tak lagi mampu bekerja.

Nayla hanya memiliki seorang adik laki-laki, Raka, yang berusia 16 tahun. Demi mendukung kakaknya menyelesaikan kuliah, Raka rela berhenti sekolah dan mengambil alih tanggung jawab merawat kedua orang tua mereka. Namun, beban finansial tetap berada di pundak Nayla, sementara kedua kakak laki-lakinya memilih untuk lepas tangan.

Di tengah gelapnya ujian hidup, Nayla dan Raka berusaha menjadi pelita bagi satu sama lain. Akankah mereka mampu bertahan dan menemukan secercah cahaya di ujung jalan yang penuh cobaan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askara Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Peluang dari Pelanggan Kedai

Pagi itu, seperti biasa, Nayla memulai harinya dengan segudang aktivitas. Setelah memastikan kebutuhan ibunya terpenuhi dan adiknya, Raka, siap berangkat sekolah, ia bergegas ke kampus sebelum melanjutkan pekerjaan di kedai kopi. Pikiran Nayla masih dipenuhi semangat dari malam-malam brainstorming bersama Ranti, Olivia, dan Maya. Ia mulai merasa ada secercah harapan dalam perjuangannya.

Malam harinya, kedai kopi kembali ramai. Beberapa pelanggan tetap mulai berdatangan, termasuk seorang pria muda dengan penampilan rapi yang sering duduk di pojok sambil mengetik di laptopnya. Ia pelanggan setia yang selalu memesan cappuccino dengan tambahan sirup karamel. Maya, seperti biasa, yang melayani pria itu.

“Nay, dia manggil kamu tuh,” bisik Maya sambil menunjuk ke arah pria itu.

Nayla sedikit terkejut. “Aku? Buat apa ya?”

Dengan ragu, Nayla menghampiri meja pria itu. “Maaf, tadi manggil saya, ya?”

Pria itu tersenyum ramah. “Iya, maaf kalau mengganggu. Saya sering lihat kamu di sini. Kamu yang buat papan menu di kedai ini, kan?”

Nayla mengangguk perlahan. “Iya, tapi itu cuma iseng, kok.”

“Iseng? Wah, kalau itu iseng, saya jadi penasaran kalau kamu serius. Saya suka desainnya, sederhana tapi menarik. Kebetulan saya lagi butuh seseorang buat bantu proyek kecil saya. Kamu tertarik?”

Nayla tercengang. “Proyek apa, ya, kalau boleh tahu?”

Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Reza, pemilik usaha kecil yang bergerak di bidang katering. Ia sedang mencari desainer untuk membuat logo baru, kartu nama, dan beberapa materi promosi lainnya.

“Saya lihat kamu punya bakat, dan saya yakin kamu bisa bantu saya. Tentu saja, ini pekerjaan berbayar. Kalau kamu tertarik, kita bisa diskusikan lebih lanjut.”

Setelah selesai bekerja malam itu, Nayla duduk di dapur bersama Maya, menceritakan tawaran dari Reza.

“Kamu harus terima, Nay!” ujar Maya penuh semangat.

“Tapi aku belum pernah bikin logo profesional, May. Aku takut nggak sesuai ekspektasinya.”

Maya mendengus. “Aduh, Nay, kapan lagi ada kesempatan kayak gini? Kalau kamu nggak coba, kamu nggak akan tahu. Lagi pula, kamu kan bisa minta pendapat Olivia dan Ranti. Mereka pasti bantu.”

Nayla merenung sejenak. Benar juga, pikirnya. Tawaran ini bisa menjadi peluang untuk menambah pemasukan, sekaligus mengembangkan bakatnya.

Keesokan harinya, Nayla bertemu Reza di kedai setelah selesai bekerja. Mereka berdiskusi singkat tentang konsep dan kebutuhan proyek. Reza memberikan waktu dua minggu bagi Nayla untuk menyelesaikan desainnya.

Selama dua minggu itu, Nayla membagi waktunya dengan lebih teratur. Ia bekerja keras menyelesaikan desain logo dan materi lainnya, sambil sesekali meminta masukan dari Olivia, Ranti, dan Maya.

Di akhir minggu kedua, Nayla menyerahkan hasil pekerjaannya kepada Reza. Dengan hati berdebar, ia menunggu tanggapan pria itu.

“Wah, ini keren banget, Nayla! Jujur, hasilnya lebih dari ekspektasi saya. Terima kasih banyak, ya. Saya yakin ini akan membantu usaha saya berkembang,” ujar Reza penuh antusias.

Mendengar pujian itu, Nayla merasa lega sekaligus bangga. Untuk pertama kalinya, ia melihat hasil kerja kerasnya diakui oleh orang lain.

Beberapa hari kemudian, Reza kembali datang ke kedai kopi. Kali ini, ia membawa amplop berisi pembayaran atas proyek Nayla. Ketika Nayla membuka amplop itu di rumah, ia tak bisa menahan senyum. Uang itu cukup untuk membantu membayar kebutuhan rumah tangga dan keperluan ibunya.

Malam itu, Nayla duduk di kamar dengan hati yang lebih ringan. Meski perjuangannya masih panjang, ia merasa ada jalan baru yang terbuka untuknya. Tawaran dari Reza membuktikan bahwa kerja kerasnya bisa membawa hasil.

Dengan dukungan teman-temannya dan keyakinan yang semakin kuat, Nayla bertekad untuk terus melangkah. Hidup memang tidak mudah, tapi ia tahu ia tidak sendirian. Peluang seperti ini, meski kecil, adalah tanda bahwa perlahan-lahan, semuanya akan membaik.

1
Nancy Nurwezia
emang ayahnya kemana
Padria Haleda
semangat author
Linda Ruiz Owo
Setiap adegan makin bikin penasaran, jangan berhenti thor!
Asseret Miralrio
Mantap nih cerita, semoga author terus semangat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!