Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilihan Yang Tepat
Davin terlihat sangat gelisah,sudah berulang kali dia bolak-balik membuka lemari pakaian milik Mala demi menatap tumpukan baju itu tanpa menyentuh nya.
Davin tidak menyangka kalau Mala nekat pergi meninggalkan nya.menolak permintaan maaf dari nya lalu pergi tanpa berpamitan.pria itu terdengar mendesah kasar lalu mengusap wajah yang sudah tidak berseri lagi.
" Mala sungguh keterlaluan, setelah dia ketemu nanti,dia harus kembali ke rumah ini,akan aku buat dia cinta mati sama Aku,kalau perlu hamil lagi biar dia nggak mikirin kabur terus."kekesalan Davin semakin menggebu-gebu.kamar ini sekarang hanya di tempati oleh diri nya sendiri.
" Kalau perlu Aku kurung saja dia di kamar, agar dia tidak bisa kemana-mana lagi."walaupun sudah tengah malam,Davin nekat membersihkan tubuh nya agar bisa tertidur pulas di tengah gempuran bayangan Mala.
Setelah selesai berganti pakaian,Davin turun mengambil air minum,Davin duduk di halaman belakang yang menjadi tempat favorit Mala selama tinggal di rumah ini.hari- hari Mala selalu menghabiskan waktu nya di tempat ini,Davin menyadari itu tapi tidak pernah berniat untuk menemani istri nya itu.
Penjaga rumah dan asisten rumah tangga yang masih terjaga menatap heran ke arah Davin.mata nya terlihat celingak-celinguk mencari seseorang yang tidak akan pernah muncul lagi di hadapan nya.
" Semenjak tadi pagi Mas Davin jadi aneh begitu ya,apa gara-gara di tinggal pergi Mbak Mala?" tebak salah satu asisten rumah tangga.
" Seperti nya begitu, padahal selama ini Mas Davin nggak pernah suka sama Mbak Mala, sampai - sampai untuk memenuhi mengidam nya,Mbak Mala minta bantuan sama Mang Udin, mungkin takut sama Mas Davin ,soal nya kan Mas Davin kasar dan tidak menghargai Mbak Mala." sahut yang lain nya.
" Sekarang Mas Davin baru sadar,dari kemarin di bikin sakit hati sama nangis terus tuh Mbak Mala nya,karma buat Mas Davin." para asisten rumah tangga semakin menjadi -jadi mengghibah, mereka bahkan sampai lupa dengan niat awal nya yang ingin segera tidur setelah membereskan semua ruangan.
Seperti nya mereka sangat puas sekali melihat Davin menderita,selama ini mereka tidak berani ikut campur karena Davin adalah majikan sementara mereka hanya lah budak di dalam rumah ini.
" Udah ayok kita tidur saja,Mas Davin lagi galau itu,jangan sampai gelas nya melayang ke arah kita karena tidak suka mendengar ucapan kita tadi."semua nya mengangguk setuju lalu berbalik arah menuju ke kamar masing -masing.
Keesokan pagi nya,Davin bangun kesiangan akibat tidak bisa tidur padahal mata nya sudah sangat mengantuk akan tetapi sulit sekali untuk di pejam kan.
Davin buru-buru masuk ke kamar mandi.Davin mandi secepat kilat.sebelum keluar dari kamar mandi,Davin menatap lama-lama sabun dan perlengkapan mandi milik Mala yang masih tersusun rapi di rak kamar mandi.
Kepergian Mala meninggal kan rasa hampa untuk hidup Davin.
" Sarapan dulu Bang." ucap Maisya mengingat kan putra nya.
Davin berdehem,pria ini hanya melirik meja makan di mana sarapan untuk nya sudah di siapkan.mendadak Davin tidak nafsu makan.apalagi tidak ada Mala di sana.padahal selama ini Davin tak pernah melewatkan jam sarapan pagi nya.
" Aku sarapan di kantor aja Ma, udah telat banget ini." bohong Davin agar tidak di paksa lagi oleh sang Mama.
Maisya setuju saja dengan ucapan Davin,dia juga tidak sanggup lama-lama menatap wajah sedih putra nya, mulut nya pasti akan kelepasan bicara.lebih baik Davin segera pergi ke kantor dan untuk sarapan akan dia minta asisten anak nya untuk menyiapkan semua nya.
Di dalam ruangan nya,Davin berusaha untuk tetap fokus bekerja meskipun hati dan pikiran nya sedang gundah gulana.
Ponsel Davin berdering, dengan cepat pria itu menekan tombol warna hijau.
" Apa yang ingin Kamu sampai kan?" tanya Davin sambil memutar kursi, sekarang yang terlihat hanya ujung kepala nya saja.
" Aku tidak mau tahu,Aku ingin kalian segera menemukan istri ku, bagaimana pun caranya kalian harus bergerak cepat,Aku janji akan memberi bonus besar jika kalian bisa menemukan istri ku dalam waktu yang singkat."ucap Davin sambil memijit pelipisnya.
Walaupun sang Papa tidak ingin membantu nya,Davin tak lantas menyerah begitu saja.dia sengaja menyewa lima orang detektif handal sekaligus.masalah biaya bukan menjadi hambatan bagi nya.yang penting Mala bisa di temukan.
Setelah sambungan telepon berakhir,Davin memejamkan mata. Perasaan nya sedang kacau, entah karena harus melupakan Desi atau karena kepergian nya istri nya.
Dia sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk bersama dengan Desi,dalam waktu bersamaan dia juga harus kehilangan Mala padahal sedikit demi sedikit Davin mulai merasa nyaman dengan wanita itu.
" Desi hanya orang lain bagi ku, sedangkan Mala adalah istri ku.Aku sudah tidak menginginkan Desi lagi." gumam Davin meyakinkan diri nya sendiri.
Davin terlambat menyadari kalau Mala sudah berhasil mengambil alih hati nya dari wanita idaman nya itu, sayang nya kemarin Davin terlalu egois untuk menerima kenyataan itu.terlambat sudah pasti ,tapi Davin tidak akan menyerah dengan keadaan.
Di kota B,Mala sudah bertemu dengan Kakek dan adik perempuan dari ayah nya.Mala di sambut dengan baik oleh keluarga ayah nya.Ruli sengaja tidak menceritakan semua nya kepada keluarga nya di sana karena menjaga perasaan putri nya,baik Mala maupun Ruli hanya beralasan kedatangan nya kesini untuk mengisi waktu libur panjang.
" Kamu istirahat dulu saja nak, terserah mau tidur di tempat Tante atau di tempat Kakek mu." kata Tante dari Mala.
" Mala tidur di rumah Kakek aja deh Tan,biar Kakek ada teman nya." jawab Mala ,dia juga sedikit risih kalau harus tinggal di tempat Tante nya yang sudah penuh oleh anak dan suami nya.
Jarak rumah Tante dan Kakek nya tidak terlalu jauh,Mala bisa pergi bertamu kapan pun dia mau.
" Iya sudah,Tante tinggal dulu ya,kalau mau makan ke rumah Tante saja." Mala mengangguk lalu masuk ke kamar yang akan menjadi milik nya.
Kamar ini sudah di bersihkan oleh Tante dan sepupu dari Mala, Kamar yang Mala tempati sekarang merupakan kamar milik Papa nya sewaktu muda.sekarang di lanjutkan oleh Mala sampai batas waktu yang tidak di tentukan.
Kakek Mala sedang pergi ke sebuah hajatan, sepupu nya pun masih di sekolah, saat ini Mala hanya sendirian berteman sepi.
" Besok Aku mau ajak Nadia mandi di kali, sudah lama sekali Aku tidak mandi di kali." lirih Mala mulai menyusun rencana indah selama tinggal di kota B.
Mala memainkan ponsel nya,Mala terdiam sejenak menatap kiriman video dari mertua nya, meskipun sudah beberapa kali melihat video kiriman itu, tetap saja Mala merasa bingung untuk menanggapi nya.
" Mungkin dia cuman merasa bersalah karena sudah memperkosa Aku waktu itu dan membuat anak ku pergi untuk selama nya." kata Mala yang sama sekali tidak tersentuh dengan isi rekaman video tersebut.
Mala kembali menyimpan ponsel nya karena tidak tertarik lagi dengan isi dari ponsel itu.
Mala membaringkan tubuhnya sambil menatap langit - langit kamar.
Kota B benar-benar tempat yang paling cocok untuk menyendiri,Mala tidak salah mengambil keputusan.meskipun di sekitar rumah Kakek nya sudah padat oleh penduduk, tetapi suasana pedesaan masih sangat kental terasa.
Orang-orang di sekitar tempat tinggal Kakek nya sudah mengenal sosok Ayah nya,jadi kedatangan Mala tidak terlalu membuat mereka bertanya-tanya.
" Mungkin tuhan sengaja membiarkan Aku sendiri, supaya Aku bisa menikmati hidup ku yang begitu indah ini." gumam nya sambil mengusap perut yang kini hanya di isi oleh Nasi dan cemilan.
Rencana nya nanti sore Mala akan mengajak Tante nya pergi berbelanja bahan dapur dan lain nya,Mala sudah terbiasa memasak .jadi selama tinggal bersama Kakek nya,Mala lah yang akan menguasai dunia perdapuran setelah cukup lama vakum karena mendapat larangan dari mertua nya.
Baik Kakek dan Tante dari Mala sudah mengetahui tentang pernikahan nya, tetapi mereka sengaja tidak bertanya karena sudah di larang keras oleh Ruli.
Karena bingung mau ngapain,Mala memutuskan untuk melipat kembali baju-baju yang dia bawa dari kota lalu di susun ke dalam lemari agar terlihat rapi.Mala juga memajang foto nya sendiri di dekat kaca rias.
" Udah mirip dengan kamar ku di kota sana."ucap Mala tersenyum puas menatap isi kamar nya.
Karena mendengar Kakek nya sudah pulang,Mala buru-buru keluar lagi dari kamar nya lalu membuat kan teh hangat untuk Kakek dan juga diri nya, menikmati teh di teras depan seperti nya seru juga.apalagi di lakukan sambil bercerita mengenai masa kecil nya.
" Kamu boleh melakukan apapun yang Kamu sukai,tapi ingat jangan pergi sendirian.walaupun kampung ini aman tetap saja Kamu harus berjaga-jaga." ucap Kakek mengingat kan cucu nya.
" Iya Kakek,Aku akan meminta bantuan kepada Nadia atau nggak sama Umar Saja." Kakek mengangguk,diam-diam sedang menebak apa yang sebenarnya di tutupi oleh putra dan cucunya dari mereka semua nya.
Walaupun merasa penasaran, tetap saja Kakek menghargai keputusan putra nya, sebelum mereka yang menceritakan maka Kakek tidak akan pernah mengorek nya.
" Di meja makan ada ubi rebus yang Kakek bawa dari depan,kalau kamu suka , ambil saja,Kakek sengaja membawa ubi itu untuk Kamu." Kakek Bowo merasa senang karena di temani oleh Mala.
Ayah Mala adalah anak pertama Kakek Bowo dan sudah menikah, tinggal di ibu kota.pulang pun setahun sekali kadang dua tahun sekali.Kakek Bowo sudah di ajak untuk ikut tinggal bersama mereka,tapi selalu di tolak karena tidak betah lama-lama di kota yang panas dan sesak.
Sementara Tante nya juga sudah menikah, sudah punya rumah sendiri.Kakek Bowo hanya tinggal sendirian setelah istrinya pergi untuk selama nya.
" Terimakasih Kek." walaupun Mala kurang menyukai ubi rebus.tapi dia sengaja memakan nya karena tidak ingin membuat Kakek nya kecewa.
Mala tersenyum manis kepada Kakek nya,wajah Kakek Bowo mirip sekali dengan Ayah Ruli, walaupun terpisah dari ayah nya,rasa rindu itu terobati dengan kehadiran dari Kakek nya.
Bersambung
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.